Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung tapi Tingkat Penularan Turun

Reporter

Antara

Selasa, 7 Juni 2022 20:25 WIB

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengatakan sejumlah alasan mengapa dunia masih berstatus pandemi COVID-19 hingga saat ini.

"Perlu diketahui sampai sekarang dunia masih dalam status pandemi, sebagaimana juga disampaikan Direktur Jenderal WHO pada acara pembukaan World Health Assembly 22 Mei 2022 di Jenewa," katanya.

Pertama, sampai akhir Mei 2022 masih ada sekitar 70 negara di dunia yang kasusnya masih meningkat. "Padahal kita tahu prinsip dasarnya, no one is safe until everyone is safe, dan 70 negara adalah sekitar sepertiga dari jumlah negara di dunia," paparnya.

Kedua, jumlah tes di dunia jauh menurun, sehingga sulit untuk melihat gambaran epidemiologi yang sebenarnya. Situasi itu perlu jadi perhatian di Indonesia sebab jumlah tes tetap harus terjaga.

"Saya lihat di New York di mana-mana ada tenda tempat orang bisa tes COVID-19 tanpa bayar," ujarnya.

Advertising
Advertising

Ketiga, dari pengalaman pandemi selama dua tahun lebih, maka virus SARSCoV-2 penyebab COVID-19 terkadang tidak bisa diduga. "Kita belum dapat mengetahui secara pasti bagaimana perkembangannya di masa datang," ujarnya.

Keempat, sampai Mei 2022 baru ada 57 negara yang sudah memvaksinasi 70 persen populasi penduduk, bahkan ada yang lebih. Semua adalah negara dengan penghasilan tinggi.

"Angka 70 persen dihitung berdasar jumlah total penduduk, bukan berdasar target, sehingga Indonesia pun kalau jumlah yang divaksin dibagi jumlah penduduk maka angkanya masih di bawah 70 persen walau kalau dibagi dengan angka target maka memang sudah di atas 70 persen," ujarnya.

Penjelasan kelima tentang pandemi masih ada adalah faktor transmisi yang masih meningkat. Artinya, jumlah kematian masih tetap ada dan potensi varian baru dapat saja terbentuk.

Sementara itu, Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, mengatakan risiko penularan COVID-19 di Indonesia saat ini sudah sangat rendah jika dibandingkan dengan situasi di beberapa negara lain.

"Jadi, data Indonesia dibandingkan dengan data luar negeri, Indonesia amat sangat bagus. Indonesia rangking dunia nomor 40 lebih, rumah sakitnya sepi, positivity rate rendah banget di bawah 3 persen, yang divaksinasi semakin banyak," kata Zubairi.

Berdasarkan situasi itu, Zubairi menyebut risiko penularan COVID-19 di Indonesia saat ini sudah rendah sekali. Tapi, masyarakat diimbau untuk tidak jumawa dan tetap berhati-hati. Ia mengatakan per 5 Juni 2022 jumlah kasus baru Indonesia mencapai 388 orang dengan lima orang meninggal.

"Artinya, setiap hari pada bulan Juni itu jumlah kasus di atas 300 tapi di bawah 400. Jadi, memang relatif agak naik sedikit dari Mei 2022. Kemudian, Indonesia juga pernah 100 kasus baru," jelasnya.

Jika dibandingkan dengan situasi di luar negeri, Korea Utara bisa menembus 600.000 kasus dalam sepekan atau setara rata-rata 90.000 kasus baru sehari. Amerika Serikat di atas 70.000 kasus baru per hari.

Baca juga: Pakar Sebut Daya Belajar Siswa Turun selama Pandemi Covid-19

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

12 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

13 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya