Bunga Tabebuya Bermekaran Seolah di Jepang, Begini Cara Menanam dan Merawatnya

Selasa, 5 Juli 2022 09:01 WIB

Bunga Tabebuya bermekaran di kawasan Braga, Bandung, Jawa Barat, depan bangunan heritage milik PGN, Ahad, 6 Oktober 2019. Bunga ini sering salah disebut sebagai bunga Sakura. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Tabebuya atau disebut juga sebagai pohon terompet emas memiliki nama latin handroanthus chrysotrichus. Bunga ini merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Brazil dengan iklim kering dan termasuk dalam kelompok pohon besar. Acap kali, bunga ini disebut sebagai bunga sakura karena jika bunganya bermekaran sangat mirip dengan bunga Sakura. Namun, apakah itu benar? Sebenarnya, bunga Tabebuya dan bunga Sakura ini tidak satu familia.

Dalam situs southeastgarden, menyebutkan bahwa bunga tabebuya ini memiliki warna yang berbeda, yakni ada warna merah tua, merah muda, ungu, dan kuning dengan bentuk yang mirip dengan terompet. Pada musim berbunga, Tabebuya memiliki jumlah bunga sangat banyak dan bisa diatur melalui pola pemupukan yang dimanipulasi. Bunga ini cukup terkenal di daerah tropis dan subtropis, salah satunya Indonesia.

Dikutip dari gardeningsolutions, jenis bunga tabebuya yang sering ditemui di Indonesia adalah bunga berwarna kuning yang memiliki panjang sekitar 3-11 centimeter dengan bentuk terompet. Biasanya, bunga ini tumbuh di sepanjang jalan raya sebagai peneduh dari teriknya panas. Wilayah yang banyak menanam bunga ini di antaranya ada di Surabaya, Malang, Magelang, Purwokerto, Kediri, Karanganyar, dan beberapa kota lainnya.

Cara Menanam dan Merawat Bunga Tabebuya

Selain itu, bunga tabebuya ini memiliki ketahanan hidup yang cukup tinggi sehingga memakan biaya yang tidak terlalu banyak untuk memelihara dan menanamnya. Sebab, pemangkasan hanya dilakukan untuk menghilangkan tangkai yang mati atau rusak. Lantas, bagaimana cara agar menanam bunga Tabebuya ini? Berikut terdapat tahapan proses yang dilakukan untuk menanam bunga Tabebuya.

1. Penyemaian benih

Advertising
Advertising

Ambillah biji kering dan terjatuh dari pohon yang sudah tua. BIasanya, biji diselimuti oleh kulit biji. Lalu, keringkan biji tersebut selama 1 minggu di tempat yang memiliki udara segar. Hal ini dilakukan agar mempermudah proses perkecambahan biji.

Setelah itu, campurkan pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1 sebagai media penyemaian. Hendaknya, media tersebut harus tetap berada dalam kondisi lembab. Setelah semua sudah siap, semaikan biji tersebut di kedalaman 3 kali diameter biji di tempat dengan penyinaran matahari yang baik. Kemudian, pindahkan biji tersebut ke media penyemaian yang sudah disiapkan. Lalu, setelah tinggi Tabebuya mencapai 50-70 centimeter, barulah pindahkan bunga tersebut ke taman terbuka.

2. Penanaman bibit

Setelah proses penyemaian benih dilakukan maka masuklah dalam proses penanaman bibit. Buatlah, lubang dengan ukuran 50x50x50 sentimeter dan masukkan tanaman bunga tabebuya yang sudah setinggi 50-70 centimeter ke dasar lubang. Sirami tanah tersebut sampai basah secara merata. Lalu, timbun kembali area itu dengan kompos dan siramlah setiap hari.

3. Pemupukan

Proses pemupukan dilakukan setelah 1-2 tahun dari bunga Tabebuya itu ditanam. Proses ini terdiri dari dua cara. Pertama, pupuk akan diletakkan secara melingkar di area tanaman. Kedua, pemupukan dapat dilakukan dengan membuat lubang di area tanaman dengan kedalaman 20 centimeter yang akan diisi dengan pupuk organik.

4. Penyiraman

Meskipun dalam laman smgrowers, menyatakan bahwa penyiraman tabebuya paling baik tidak terlalu banyak disiram oleh air, tetapi bunga ini tetap perlu disiram secara teratur. Lebih baik, melakukan penyiraman di bulan-bulan hangat (sehabis musim kemarau dan sebelum musim hujan).

5. Pemangkasan

Bunga tabebuya setiap akhir musim kemarau dan menjelang musim hujan harus dipangkas agar berbentuk lebih rapi dan teratur. Pemangkasan dapat dilakukan hanya di bagian yang diinginkan saja.

RACHEL FARAHDIBA R

Baca: Jalan-jalan ke Taman Tabebuya Jika Bunga Berkembang Serasa di Jepang

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

2 jam lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

4 jam lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

5 Hotel Strategis Dekat Lokasi Konser Sheila On 7 di Bandung, Bisa Ditempuh Jalan Kaki

1 hari lalu

5 Hotel Strategis Dekat Lokasi Konser Sheila On 7 di Bandung, Bisa Ditempuh Jalan Kaki

Temukan lima hotel terdekat dari Stadion Siliwangi, Bandung, lokasi konser Sheila on 7. Mulai dari hotel bintang 4 hingga bintang 2, semua berjarak kurang dari satu kilometer dari stadion.

Baca Selengkapnya

The Papandayan Bandung Merayakan Ulang Tahun ke-34 dengan Penawaran Spesial

1 hari lalu

The Papandayan Bandung Merayakan Ulang Tahun ke-34 dengan Penawaran Spesial

Wujud apresiasi bagi para tamu dan masyarakat yang telah berbagi pengalaman berkesan dengan The Papandayan selama 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

1 hari lalu

Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

1 hari lalu

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

RM, 49 tahun, korban pembunuhan pada kasus mayat dalam koper telah dimakamkan di kampung halamannya di Bandung

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

2 hari lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

2 hari lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

3 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

3 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya