Apa Itu Subvarian Omicron BA.2.75 Alias Omicron Centaurus?

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 4 Agustus 2022 03:00 WIB

Ilustrasi Omicron

TEMPO.CO, Jakarta -Pada 8 Juli 2022, Amerika Serikat telah mengidentifikasi kasus-kasus subvarian Omicron terbaru, yang dijuluki "Centaurus" dan dikenal juga sebagai Omicron BA.2.75.

Varian baru ini memiliki karakter yang hampir sama dengan varian BA.1, BA.2 serta BA.4 dan BA.5. Meskipun demikian, lamanya gejala yang dirasakan penderita Omicron Centaurus berbeda dengan flu dan pilek biasa.

WHO telah memasukkan varian Omicron Centaurus dalam kategori VOC-LUM, dikarenakan BA.2.75 memiliki penyebaran lebih cepat, bisa 9 kali lipat dari BA.5 yang melanda dunia beberapa waktu terakhir. Namun, gejala yang dirasakan penderita BA.2.75 lebih ringan jika dibandingkan dengan varian Delta.

Sejauh ini, mengutip laman resmi Rumah Sakit Royal Progress di situs royalprogres.com, subvarian Centaurus B.2.75 telah dikonfirmasi menunjukkan beberapa gejala, seperti:
kehilangan rasa (ageusia), demam, batuk, pilek, diare, pusing, muntah, sakit kepala, sesak napas, nyeri tenggorokan, kehilangan selera makan, dan kehilangan penciuman (anosmia).

Lebih dari itu, orang yang terinfeksi BA.2.75 juga mengeluhkan hidung tersumbat atau berair, serta batuk tanpa dahak terus-menerus.

Berdasarkan peninjauan, sampai saat ini, di Indonesia gejala yang paling banyak dirasakan adalah sakit punggung, terutama nyeri punggung bagian bawah. Kondisi ini membuat pasien merasa lemah dan bahkan membatasi mobilitas. Selain itu, penderita juga mengalami sakit tenggorokan yang disertai demam, yang akan langsung memburuk di hari pertama. Tetapi, bisa segera membaik sebelum hari ke-5.

Namun, belum diketahui secara pasti seberapa parah subvarian Omicron Centaurus BA.2.75. Tetapi, diperkirakan gejala yang muncul pada penderita yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap, umumnya lebih ringan.

Virus yang terdeteksi pertama kali di India pada Mei lalu ini telah terdeteksi di sekitar 10 negara lain, termasuk Inggris, AS, Australia, Jerman dan Indonesia. Varian ini memiliki 11 mutasi unik dari BA.5.

"Ini memberikan petunjuk yang kuat tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Dunia yang kita tinggali adalah dunia dengan tidak hanya gelombang yang terus menerus, tetapi gelombang (Corona) yang begitu sering," kata mantan Penasihat Senior Gedung Putih, Andi Slavitt melalui akun resmi Twitternya pekan lalu ihwal subvarian virus Covid-19, Omicron BA.2.75.

DELFI ANA HARAHAP
Baca juga : Wamenkes: Subvarian Omicron BA.2.75 Sudah Masuk Indonesia

Berita terkait

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

26 menit lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

1 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

1 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

1 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

1 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

3 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

6 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

8 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

9 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

10 jam lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya