Telur Retak Kini Diburu Orang, Amankah Dikonsumsi?

Reporter

Bisnis.com

Senin, 29 Agustus 2022 21:07 WIB

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar Kebayoran, Jakarta, Senin 22 Agustus 2022. Harga telur ayam di toko sembako di Jakarta telah menembus angka Rp 30.000-Rp 33.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga di level warung, terpantau lebih mahal, mencapai Rp 33.000 per kilogram. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang membeli telur retak seiring naiknya harga telur. Alasannya karena lebih murah. Terlebih para pedagang yang menjajakan berbagai olahan telur, pasti memutar otak untuk tetap dapat memproduksi dagangannya.

Masyarakat menganggap telur retak masih bisa dikonsumsi sebab retakannya tidak mengubah isinya. Telur yang sudah retak ini biasanya dijual di warung-warung sekitar pemukiman. Retakan pada telur ini bisa terjadi saat pengangkutan ataupun penyimpanan oleh pedagang, kemudian menyebabkan harganya menjadi lebih rendah dibanding yang utuh.

Biasanya, pedagang hanya menjajakan telur retak yang dianggap masih layak konsumsi dan retakannya dinilai tak banyak. Meski demikian, apakah telur retak aman dikonsumsi atau justru berbahaya dan rentan penyakit? Berikut penjelasan tentang telur retak berdasarkan informasi dari laman RSUP dr. Soedradji Tirtonegoro.

Asupan makanan bergizi memang dibutuhkan oleh tubuh agar dapat menunjang produktivitas serta tumbuh dan berkembang. Selain nilai gizi, hal yang harus diperhatikan saat mengonsumsi makanan adalah kualitas. Kualitas ini mencakup apakah makanan dengan kandungan gizi tersebut sudah terkontaminasi atau tidak.

Kontaminasi makanan adalah salah satu sebab timbulnya penyakit-penyakit tertentu. Kontaminasi bisa terjadi dalam semua aspek pengolahan, dari awal bahan makanan dipanen sampai di dapur dan dimasak untuk diolah menjadi makanan, sama halnya dengan telur retak yang sudah mengalami penurunan kualitas secara fisik.

Advertising
Advertising

Sudah menjadi hal biasa jika telur mengalami keretakan karena 13-20 persen telur dari kandang hingga ke tangan konsumen mengalami keretakan. Telur retak yang putih telurnya berubah menjadi kehijau-hijauan dan mengeluarkan bau tidak sedap dilarang dikonsumsi.

Tapi bukan berarti telur retak yang tidak punyai ciri-ciri tadi diperbolehkan untuk dikonsumsi sebab telur retak sudah kehilangan perlindungan alamiahnya sehingga telur akan rusak. Berikut faktor yang membuat telur retak berbahaya untuk dikonsumsi.

-Retakan pada telur dapat mempermudah bakteri masuk. Retakan yang terjadi lebih dari tiga jam membuat telur tidak dapat dikonsumsi sebab bakteri di cangkang luar diperkirakan sudah masuk.

-Cangkang telur memang tidak higienis. Dari saat pemanenan hingga ke penjual, telur tidak pernah dicuci sehingga cangkang tidak higienis.

-Protein dalam telur sudah hilang. Meskipun telur retak dimasak hingga bakteri yang masuk mati, hal tersebut tetap sia-sia sebab protein dalam telur sudah hilang. Selain itu, aroma telur sudah berubah menjadi tidak sedap dan kandungan gizinya juga menjadi nihil.

Baca juga: Kesalahan Paling Umum dalam Menyimpan Telur

Berita terkait

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

1 hari lalu

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

Makanan yang bisa bikin Anda bergidik seperti serangga justru diklaim sehat dan bergizi tinggi. Berikut makanan bergizi yang disarankan ahli diet.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

6 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

13 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

14 hari lalu

Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

Tasya Kamila punya kiat sendiri untuk mengatasi batuk pilek pada anak-anaknya di rumah yang dapat ditiru oleh orang tua lainnya.

Baca Selengkapnya

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

16 hari lalu

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

Dokter penyakit dalam menyebut masyarakat perlu memelihara kesehatan usai Lebaran melalui cara paling mudah, yaitu SANTAI. Cek maksudnya.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

23 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

35 hari lalu

Mengapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci?

Ucapan Paskah ramai bertengger di berbagai kanal media sosial. Sebenarnya dari mana asalnya, mengapa telur dan kelinci identik dengan paskah?

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

36 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

40 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

40 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya