Viral Anak Kos Timbun Sampah dalam Kamar, Gejala Hoarding Disorder?

Jumat, 28 Oktober 2022 10:55 WIB

Viral kamar kos dipenuhi sampah. Twitter

TEMPO.CO, Jakarta - Video dimulai ketika pemilik kos hendak memeriksa kamar anak kos yang sudah 10 hari terlambat membayar sewa. Sang penyewa pun diketahui jarang bersosialisasi dengan penghuni kos lain. Saat pintu kamar kos dibuka, begitu terkejutnya sang pemilik karena menemukan tumpukan sampah.

Banyak tumpukan sampah plastik bekas makanan dan minuman yang tidak dibuang oleh perempuan penghuni kos tersebut. Bahkan, pintu kamar sulit dibuka karena sudah penuh dengan sampah, mulai dari sampah kertas kado, botol minuman kemasan, air mineral, kotak makanan menumpuk di dalam kamar tersebut. Lantas, apakah sang penghuni kamar kos tersebut memiliki hoarding disorder?

Baca: Seperti Apa Gejala Hoarding Disorder dan Cara Mengatasinya?

Apa Itu Hoarding Disorder?

Untuk mengetahui hoarding disorder secara lebih lengkap, simak uraian berikut ini.

Mengutip dari nhs.uk, hoarding disorder atau gangguan penimbunan adalah suatu kondisi di mana seseorang memperoleh jumlah barang yang berlebihan dan menyimpannya dengan cara kacau (berantakan). Biasanya, kondisi ini mengakibatkan jumlah barang yang tidak terkendali sehingga membuat barang tersebut tidak memiliki nilainya sama sekali.

Advertising
Advertising

Penimbunan seperti ini dianggap sebagai masalah yang signifikan jika:

1. Jumlah kekacauan mengganggu kehidupan sehari-hari. Misalnya, orang tersebut tidak dapat menggunakan dapur atau kamar mandi mereka dan tidak dapat mengakses kamar tidur. Hal ini sama dengan sang penghuni kos yang viral di media sosial.

2. Kekacauan menyebabkan penderitaan yang signifikan atau berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang. Misalnya, seseorang menjadi kesal jika orang lain mencoba membersihkan kekacauan yang mereka buat.

Hoarding disorder sulit untuk diobati karena banyak orang yang sering menimbun barang-barang tidak melihatnya sebagai masalah atau memiliki sedikit kesadaran tentang bagaimana kondisi itu memengaruhi kehidupan sehari-hari. Namun, sebagian lainnya, mungkin menyadari bahwa mereka memiliki masalah, tetapi enggan mencari bantuan karena merasa sangat malu, terhina, atau bersalah karenanya.

Dengan begitu, sangat penting untuk mendorong seseorang yang menimbun atau mengalami hoarding disorder untuk mencari bantuan. Melansir dari mayoclinic, pasalnya, mereka merasa kesulitan untuk membuang barang sehingga menyebabkan kesepian, masalah kesehatan mental, dan juga menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan. Jika tidak ditangani dengan segera, gangguan ini dapat menjadi masalah yang mungkin tidak akan pernah hilang dalam diri seseorang.

Perawatan utama dari hoarding disorder adalah terapi perilaku kognitif (CBT). CBT adalah jenis terapi yang bertujuan untuk membantu mengelola masalah dengan mengubah cara berpikir (kognitif) dan bertindak (perilaku). Terapi ini mendorong seseorang untuk berbicara tentang bagaimana seseorang berpikir tentang diri sendiri, dunia dan orang lain, dan apa saja hal-hal yang seseorang lakukan sehingga memengaruhi pikiran dan perasaannya.

Mengutip psychiatry.org, dalam hoarding disorder, terapis akan membantu seseorang tersebut untuk memahami apa yang membuatnya sulit untuk membuang barang dan alasan mengapa kekacauan itu menumpuk.

Terapi ini akan dikombinasikan dengan tugas-tugas praktis dan rencana untuk dikerjakan seseorang, meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama. Sangat penting bahwa orang tersebut bertanggung jawab untuk membersihkan kekacauan dari rumah atau tempat tinggal mereka. Sambil mengerjakan tugas praktis tersebut, terapis akan selalu berada di sisinya.

Dengan begitu, orang berangsur-angsur menjadi lebih baik dalam membuang barang-barang bahkan sampah. Seseorang akan belajar bahwa tidak ada hal buruk yang terjadi ketika mereka melakukannya dan menjadi lebih baik dalam mengatur barang-barang yang ingin disimpan. Selain terapi, seseorang dianjurkan sesuai resep mengonsumsi obat antidepresan, yaitu inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) yang telah terbukti membantu beberapa orang dengan hoarding disorder.

RACHEL FARAHDIBA R

Baca juga: Pengidap Hoarding Disorder Merasa Semua Barang Punya Nilai Kenangan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

2 jam lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

3 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

1 hari lalu

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

Biaya pendidikan STIP mencapai puluhan juta rupiah per semester

Baca Selengkapnya

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

1 hari lalu

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

Bima tidak ingin menjadi pembohong karena harus berbicara testimoninya tentang Bea Cukai menggunakan skrip yang dibuat oleh agensi.

Baca Selengkapnya

Bidan Diduga Malpraktik Viral di Medsos, Polres Prabumulih Lakukan Penyelidikan

2 hari lalu

Bidan Diduga Malpraktik Viral di Medsos, Polres Prabumulih Lakukan Penyelidikan

Polres Prabumulih sudah melakukan penyelidikan soal dugaan malpraktik seorang bidan yang viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

2 hari lalu

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

2 hari lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

3 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

3 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya