5 Tahun Sifilis Melonjak 70 Persen di Indonesia, Apa Penyebab dan Gejala Infeksi Bakteri Itu?

Kamis, 11 Mei 2023 15:58 WIB

Ilustrasi ruang perawatan di rumah sakit.

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah orang dengan penyakit sifilis meningkat hampir 70 persen dalam waktu lima tahun, sejak 2016 hingga 2022, menurut catatan Kementerian Kesehatan atau Kemenkes.

Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril menjelaskan, penyebab peningkatan kasus dipengaruhi perilaku seks berisiko yang dilakukan orang tua, misalnya melalui oral atau anal. "Perilaku seks yang berisiko ini sangat mungkin untuk mencederai hak anak dan mengancam kelangsungan hidupnya, karena bisa menimbulkan kecacatan," katanya dalam Konferensi Pers: Melindungi Anak dari Penularan Penyakit Seksual yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, 8 Mei 2023, dikutip dari Antara.

Pada 2016, kata dia, ada 12 ribu kasus penyakit sifilis. Angka terus meningkat hampir mendekati 21 ribu kasus pada 2022.

Apa itu sifilis?

Advertising
Advertising

Sifilis infeksi bakteri yang biasanya disebarkan melalui kontak seksual. Merujuk Mayo Clinic, penyakit itu dimulai sebagai luka yang tak nyeri di alat kelamin, rektum atau mulut. Sifilis menyebar melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan luka tersebut.

Merujuk Center for Disease Control and Prevention, sifilis atau infeksi menular seksual tersebab bakteri Treponema pallidum. Penularan sifilis terjadi melalui hubungan seksual, kontak dengan luka terbuka orang dengan sifilis. Faktor lainnya melalui transfusi darah atau terkontaminasi

Merujuk Cleveland Clinic, sifilis tanpa pengobatan tepat bisa berakibat masalah kesehatan yang serius.

Gejala sifilis

Menurut Center for Disease Control and Prevention, ada empat tahap sifilis termasuk primer, sekunder, laten, dan tersier. Gejala bervariasi setiap tahapnya, bahkan bisa selama beberapa tahun.

1. Tahap primer

Tahap ini akan berlangsung selama 3 pekan hingga 6 pekan setelah terinfeksi. Gejalanya muncul luka terbuka kecil atau chancre di bagian kelamin, saluran pelepasam, atau mulut. Lukanya tak menimbulkan rasa sakit, terkadang tak disadari.

2. Tahap sekunder

Selama tahap ini berlangsung akan timbul ruam kulit yang tak gatal. Biasanya telapak tangan dan kaki. Adapun kondisi lainnya suhu badan meningkat, demam, sakit kepala, lelah, dan sakit tenggorokan.

3. Tahap laten

Tahap laten sifilis periode ketika tak ada tanda atau gejala yang terlihat. Tanpa pengobatan, bisa menderita sifilis di tubuh berkepanjangan selama bertahun-tahun.

4. Tahap tersier

Kebanyakan orang dengan sifilis yang tidak diobati tak akan mengembangkan sifilis tersier. Namun, ketika itu terjadi rentan mempengaruhi banyak sistem organ yang berbeda, seperti jantung, pembuluh darah, otak dan sistem saraf.

Sifilis tersier tergolong kategori tahunan yang serius. Di tahap ini sifilis merusak organ dalam. Penyedia layanan kesehatan biasanya mendiagnosis sifilis tersier menggunakan beberapa tes.

Pilihan Editor: Kasus Sifilis Pada Bayi Baru Lahir di Kanada Naik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

1 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Arti Warna Lidah dan Masalah Kesehatan di Baliknya

1 hari lalu

Arti Warna Lidah dan Masalah Kesehatan di Baliknya

Tak hanya karena sisa warna makanan yang baru disantap, perubahan warna lidah juga bisa terkait penyakit, jadi waspadalah.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

1 hari lalu

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

Kemenkes bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit mengembangkan program pendidikan gratis bagi dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

2 hari lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

3 hari lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

5 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

6 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

8 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya