Mengonsumsi Telur Pecah atau Retak Rentan Diare, Begini Panduan Membeli Telur yang Sehat

Jumat, 26 Mei 2023 10:51 WIB

Penampakan telur yang pecah menggantung di udara saat putih dan kuningnya membeku. Cyprien Verseux bekerja di Concordia Station bersama 12 rekannya yang merupakan teknisi, ilmuwan, juru masak, dan tim medis. Twitter.com/cyprienverseux.

TEMPO.CO, Jakarta - Harga telur di sejumlah daerah di Indonesia mengalamai kenaikan. Tingginya harga telur ditengarai membuat sebagian masyarakat membeli dan mengonsumsi telur pecah atau retak karena harganya lebih murah. Namun apakah telur yang pecah atau retak ini aman dikonsumsi?

Melansir dari laman Live Strong, telur merupakan salah satu makanan alami yang paling bergizi. Telur yang berukuran sedang menawarkan 5,53 gram protein, 4,18 gram lemak, dan 0,32 gram karbohidrat. Telur juga mengandung makronutrien, termasuk vitamin dan mineral. Inilah mengapa telur sangat disukai oleh banyak orang. Namun sebuah studi yang terbitkan dalam Asian-Australia Journal of Animal Science, menemukan bahwa kualitas telur yang surat retak atau pecah sangat menurun. Selain itu, telur pecah ini kemungkinan besar akan terkontaminasi bakteri salmonella.

Melansir dari laman Food & Drug Administration (FDA), salmonella merupakan penyebab umum keracunan makanan. Sebagian besar orang yang terinfeksi salmonella mengalami diare, demam, kram perut, dan muntah 12 hingga 72 jam setelah terinfeksi. Gejala yang muncul biasanya berlangsung selama 4 hingga 7 hari.

Namun, pada beberapa orang, diare akibat bakteri ini dapat sangat parah sehingga perlu dirawat di rumah sakit. Pada pasien-pasien ini, infeksi salmonella dapat menyebar dari usus ke aliran darah, dan kemudian ke bagian tubuh lainnya, dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati dengan antibiotik.

Beberapa orang bahkan berisiko lebih tinggi mengalami penyakit yang parah, termasuk anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti pasien transplantasi dan orang dengan HIV/AIDS, kanker, dan diabetes.

Advertising
Advertising

Karena itu, penting bagi setiap orang untuk mengikuti panduan keamanan saat membeli, menyimpan, dan memasak telur. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan menurut FDA:

1. Memebeli Telur

- Beli telur yang dijual dari lemari es atau kotak pendingin.
- Buka karton dan pastikan telurnya bersih dan cangkangnya tidak retak.

2. Menyimpan Telur

- Simpan segera di lemari es yang bersih pada suhu di bawah 4 derajat celsius.
- Simpan telur dalam karton dan gunakan dalam waktu 3 minggu untuk mendapatkan kualitas terbaik.
- Makan telur yang sudah direbus dalam waktu 1 minggu setelah dimasak.
- Gunakan telur beku dalam waktu 1 tahun. Telur tidak boleh dibekukan di dalam cangkangnya. Untuk membekukan telur utuh, kocok kuning telur dan putih telur secara bersamaan.
- Dinginkan sisa hidangan telur matang dan gunakan dalam 3 hingga 4 hari.

3. Memasak telur

Cuci tangan, perkakas, peralatan, dan permukaan kerja dengan air sabun sebelum dan sesudah bersentuhan dengan telur mentah dan makanan yang mengandung telur mentah. Setelah itu, lakukan beberapa tips ini:

- Masak telur hingga kuning telur dan putihnya mengeras.
- Hidangan yang mengandung telur harus dimasak pada suhu 70 derajat celsius.
- Untuk resep yang membutuhkan telur mentah atau kurang matang saat hidangan disajikan seperti saus salad Caesar dan es krim buatan sendiri, gunakan telur cangkang yang telah diolah untuk menghancurkan Salmonella, dengan pasteurisasi atau metode lain yang disetujui, atau produk telur yang dipasteurisasi.

4. Menyajikan telur

- Sajikan telur matang seperti telur rebus dan telur goreng dan makanan yang mengandung telur segera setelah dimasak. Telur yang dimasak dan hidangan telur dapat didinginkan untuk disajikan nanti, tetapi harus dipanaskan kembali hingga 70 derajat celsius sebelum disajikan.
- Jangan pernah meninggalkan telur atau piring telur yang sudah matang di luar lemari es selama lebih dari 2 jam atau lebih dari 1 jam saat suhu di atas 32 derajat celsius. Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tumbuh dengan cepat pada suhu ini.
- Untuk perencanaan pesta, jaga agar hidangan telur panas tetap panas dan hidangan telur dingin tetap dingin.
- Simpan hidangan telur dalam lemari es sampai waktunya disajikan.
- Sajikan sepiring kecil hidangan telur yang dipanaskan kembali sekaligus untuk memastikan makanan tetap pada suhu yang tepat. Isi ulang sesuai kebutuhan, atau setidaknya setiap 2 jam.
- Simpan piring telur dingin di atas es jika ingin bertahan lebih dari 2 jam.

Pilihan Editor: KPPU: Kami Ingatkan Jangan Ada Distributor Maupun Pedagang Mempermainkan Harg Telur

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

27 hari lalu

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?

Baca Selengkapnya

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

39 hari lalu

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.

Baca Selengkapnya

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

48 hari lalu

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.

Baca Selengkapnya

5 Tips Menghindari Dehidrasi saat Berpuasa

48 hari lalu

5 Tips Menghindari Dehidrasi saat Berpuasa

Dehidrasi saat puasa tetap dapat dicegah, salah satunya dengan penuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh agar tetap seimbang.

Baca Selengkapnya

8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

49 hari lalu

8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

Pakar kesehatan menjelaskan delapan penyakit yang paling umum menyerang anak-anak, dari campak sampai cacar air.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Sebut Kenaikan Harga Telur Diatasi dengan Pasar Murah

7 Maret 2024

ID FOOD Sebut Kenaikan Harga Telur Diatasi dengan Pasar Murah

Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan adanya kenaikan harga telur di pasaran akan diatasi dengan menggelar pasar murah.

Baca Selengkapnya

90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

22 Februari 2024

90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

11 Februari 2024

Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

Pakar kesehatan anak menyebutkan orang mudah terkena diare karena lingkungan yang kotor serta buruknya kebersihan individu.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Sedang Tinggi, Pakar Ingatkan 6 Penyakit Ini

8 Februari 2024

Curah Hujan Sedang Tinggi, Pakar Ingatkan 6 Penyakit Ini

Waspadai enam penyakit berikut yang rentan menyerang saat curah hujan tinggi. Simak penjelasan pakar berikut.

Baca Selengkapnya