5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Senin, 28 Agustus 2023 16:01 WIB

Berikut ini penyakit polusi udara yang bisa menyerang warga Jabodetabek. Foto: Canva

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak hanya pernapasan, polusi udara juga berdampak buruk bagi kesehatan kulit. Partikel yang terkandung dalam polusi udara mampu menyebabkan kerusakan kulit bahkan memicu stres oksidatif dan peradangan.

Sebelumnya, polusi udara berasal dari pencemaran lingkungan seperti emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami oleh makhluk hidup. Polusi udara sendiri mengandung enam macam polutan, yaitu karbon monoksida, timbal, oksida nitrogen, ozone, partikel polusi atau partikulat, dan oksida belerang. Berikut 5 dampak polusi udara terhadap kulit, Dirangkum dari berbagai sumber:

1. Memicu stres oksidatif dan peradangan

Dokter spesialis kulit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Arini Astasari Widodo mengatakan polusi udara menyebabkan efek buruk pada kesehatan kulit. Dirangkum dari Antara, hal ini disebabkan udara yang terkontaminasi polutan seperti radikal bebas memiliki kecenderungan merusak struktur sel sehingga memicu stres oksidatif dan peradangan.

Tak hanya itu, kulit yang terpapar polutan tersebut akan mengalami peningkatan kekeringan, peradangan, dan kepekaan yang mengarah munculnya eksaserbasi. Terutama pada pasien yang memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya.

Advertising
Advertising

2. Menimbulkan bintik gelap

Masih merujuk sumber yang sama, paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

3. Penuaan dini

Paparan polusi udara juga memicu risiko penuaan dini dan kerusakan kulit. Pasalnya, polutan udara seperti partikel halus (PM2.5) dan polutan oksidatif merusak kolagen dan elastin dalam kulit. Akibatnya, terjadi proses penuaan kulit, munculnya kerutan, garis halus, dan kehilangan kekencangan kulit.

4. kulit kering dan gatal

Spesialis kulit dan kelamin Benny Nelson menyebutkan polusi udara menyebabkan kerusakan dan perubahan sel kulit. Menurutnya, polusi mengandung radikal bebas dan agresor lain yang bisa menembus jauh ke dalam lapisan kulit sehingga menimbulkan kerusakan jangka panjang.

Tak hanya itu, paparan polusi udara menyebabkan penyumbatan di pori-pori kulit. Kondisi ini akan memperlihatkan efek buruk lainnya pada kulit, seperti kulit kering, gatal dan berjerawat. Bahkan mampu menimbulkan penyakit autoimun serta kanker kulit.

5. Komedo

Selain menimbulkan jerawat, penyumbatan pori pori juga menyebabkan munculnya komedo. Dikutip dari cleanandclear.co.id, hal ini disebabkan kualitas udara yang buruk menimbulkan akumulasi kotoran pada kulit. Selain itu, kotoran yang terperangkap dalam pori-pori mengganggu keseimbangan bakteri alami kulit. Akibatnya meningkatkan risiko infeksi kulit seperti dermatitis atau eksim.

Pilihan Editor: Walhi dan Green Peace Minta Pemerintah Buka Data Soal Penyumbang Polusi Udara

Berita terkait

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

7 jam lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

7 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

8 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

9 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

10 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

10 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

11 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

15 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

20 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

34 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya