Mengenal Transplantasi Wajah yang Pertama Kali Sukses Dilakukan di Prancis pada 2005

Senin, 27 November 2023 17:15 WIB

Transplantasi wajah di Vall d'Hebron Hospital di Barcelona, Spanyol, Jumat (23/4). AP Photo/Vall d'Hebron Hospital, TVE, via APTN

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini 18 tahun lalu, tepatnya 27 November 2005, transplantasi wajah pertama kali di kota Amiens, Prancis sukses dilakukan. Penerimanya adalah seorang wanita Prancis berusia 38 tahun yang dianiaya seekor anjing.

Para dokter di Prancis mengatakan sudah melakukan transplantasi sebagian wajah pertama di dunia, memasuki batas medis yang berisiko dengan operasi mereka terhadap seorang wanita yang cacat akibat gigitan anjing. Wanita berusia 38 tahun, mendapatkan hidung, bibir, dan dagu yang dicangkokkan ke wajahnya dari donor mati otak, dikutip dari Al Jazeera.

Laman sama menyebut operasi itu, yang dilakukan pada Minggu, melibatkan seorang ahli bedah yang telah terkenal dengan terobosan transplantasi, Dr Jean-Michel Dubernard. "Kondisi umum pasien sangat baik dan transplantasi terlihat normal," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu dari rumah sakit di kota utara Amiens tempat operasi tersebut dilakukan.

Kritikus mengatakan operasi ini terlalu berisiko untuk sesuatu yang bukan merupakan masalah hidup atau mati, seperti halnya transplantasi organ biasa. Adapun kekhawatiran utama baik untuk transplantasi wajah penuh maupun upaya persial ialah penolakan organ, yang menyebabkan kulit terkelupas. Lantas apakah transplantasi wajah itu?

Dilansir dari Mayo Clinic, tranplantasi wajah merupakan operasi kompleks yang membutuhkan perencanaan berbulan-bulan dan banyak tim bedah. Prosedur ini hanya dilakukan di beberapa pusat transplantasi di seluruh dunia. Setiap kandidat transplantasi wajah dievaluasi secara cermat untuk membantu memastikan hasil terbaik dalam penampilan dan fungsi.

Advertising
Advertising

Transplantasi wajah mungkin adalah pilihan pengobatan bagi sebagian orang yang mengalami kerusakan parah pada wajah atau perbedaan tampilan wajah yang terlihat. Transplantasi wajah menggantikan seluruh atau sebagian wajah dengan jaringan donor dari seseorang yang sudah meninggal.

Transplantasi wajah dilakukan demi mencoba meningkatkan kualitas hidup seseorang yang pernah mengalami trauma parah, luka bakar, penyakit, atau cacat lahir yang mempengaruhi wajahnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan penampilan dan kemampuan fungsional, seperti mengunyah, menelan, berbicara, dan benepas melalui hidung.

Beberapa orang melakukan operasi ini untuk mengurangi isolasi sosial yang mereka alami saat hidup dengan perbedaan yang terlihat di wajah mereka. Transplantasi wajah mungkin bisa meningkatkan kualitas hidup Anda, tapi itu adalah prosedur yang berisiko tinggi.

Transplantasi wajah merupakan prosedur yang menantang. Ini cukup baru dan sangat kompleks. Sejak tranplantasi wajah pertama pada 2005, diketahui lebih dari 40 orang telah menjalani operasi itu, dengan rentang usia antara 19 sampai 60 tahun. Beberapa di antaranya meninggal karena infeksi atau penolakan.

Sementara itu komplikasi bisa terjadi akibat operasi, penolakan tubuh terhadap jaringan transplantasi, dan efek samping obat imunosupresan. Pembedahan lebih lanjut atau kunjungan ke rumah sakit mungkin diperlukan untuk mengatasi komplikasi.

1. Risiko bedah

Transplantasi wajah adalah prosedur yang rumit dan panjang. Anda dapat menjalani operasi selama 10 jam atau lebih. Risiko pembedahan dan pasca bedah bisa mengancam jiwa. Ini termasuk kehilangan darah, pembekuan darah, dan infeksi.

2. Risiko penolakan

Sistem kekebalan tubuh Anda mungkin menolak wajah baru dan jaringan donor lainnya. Anda bisa kehilangan sebagian atau seluruh wajah baru dan beberapa fungsinya. Anda mungkin mengalami lebih dari satu episode penolakan. Untuk mengendalikan respons penolakan, Anda mungkin perlu pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan obat anti-penolakan dosis IV yang intensif.

Praktisi kesehatan Anda mungkin mengganti jenis obat anti penolakan yang Anda pakai. Sementara penolakan jaringan yang memerlukan transplantasi baru jarang terjadi. Dan penolakan yang tidak terkendali dapat menyebabkan kematian. Anda harus mempelajari gejala penolakan agar Anda bisa mengambil tindakan yang benar dan tepat waktu. Adapun gejalanya termasuk pembengkakan dan perubahan warna kulit.

3. Risiko imunosupresan

Obat anti penolakan (imunosupresan) yang perlu Anda konsumsi setiap hari selama sisa hidup Anda akan melemahkan sistem kekebalan Anda. Ini membantu mencegah penolakan jaringan, tetapi juga membuat Anda berisiko terkena berbagai infeksi. Obat imunosupresan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kerusakan ginjal, kanker, diabetes, dan kondisi serius lainnya.

Anda dan tim transplantasi Anda tidak dapat memprediksi dengan tepat bagaimana penampilan Anda dan bagaimana sistem kekebalan Anda akan merespons wajah baru tersebut. Anda harus mengonsumsi obat khusus (imunosupresan) selama sisa hidup Anda untuk mengurangi risiko tubuh Anda menolak wajah yang ditransplantasikan.

Pilihan editor: Kilas Balik Operasi Transplantasi Ginjal Pertama yang Sukses di Dunia

Berita terkait

3 Resep Masker Wajah Alami yang Bisa Bikin Kulit Wajah Awet Muda

1 hari lalu

3 Resep Masker Wajah Alami yang Bisa Bikin Kulit Wajah Awet Muda

Bahan masker wajah alami memiliki sifat antioksidan untuk meredam efek penuaan pada kulit, sebagai skincare sangat disarankan agar kulit awet muda

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

2 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

4 hari lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

5 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

5 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

8 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

8 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

9 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

15 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

19 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya