Waspada, Pasien di ICU Rentan Alami Resistensi Antimikroba

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 10 Desember 2023 18:30 WIB

Ilustrasi pasien di ICU/Pfizer

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Anestesi dan Konsultan Perawatan Intensif, Pratista Hendarjana mengatakan pasien ICU rentan mengalami resistensi antimikroba. Kondisi ini terjadi karena berbagai faktor. "AMR sangat rentan dialami pasien di ICu. Faktornya bisa karena kuman, kondisi pasien, serta penggunaan antibiotik yang tidak tepat," kata Pratista pada diskusi virtual akhir November lalu.

Pratista mengatakan AMR adalah suatu kondisi di mana mikroba penyebab infeksi pada tubuh pasien sulit untuk dilawan oleh antibiotik, antivirus, atau antijamur. Kondisi ini menyebabkan pasien sulit sembuh dan perlu dirawat lebih lama. Masalah ini adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat yang serius. WHO memperkirakan akan terjadi 10 juta kematian pada tahun 2050 karena peningkatan kasus AMR.

ICu adalah tempat pasien menerima antibiotik, sebagai salah satu terapi yang berfungsi untuk menyembuhkan infeksi. Sayang berbagai faktor yang disebutkan tadi, yaitu pasien, kuman, dan pemakaian antibiotik bisa mengakibatkan pasien rentan dengan AMR.

Pertama adalah pasien. Pratista mengatakan kondisi pasien yang sedang sakit membuat daya tahan tubuh pasien tidak bekerja dengan sempurna. Akibatnya, respon imun pasien tidak akan sebaik orang sehat. Selain itu, pasien pun mungkin memiliki latar belakang masalah imun.

Faktor kedua adalah pemakaian alat dan kuman. Pratista mengatakan Jika memamsang alat monitor yang dimasukkan langsung ke pembuluh darah, ada beberapa risiko yang bisa dialami pasien. Salah satu risikonya adalah AMR. "Kulit adalah salah satu pelindung diri yang membantu imun kita. Bila kita terobos dengan melukai kulit maka kuman pun bisa masuk. Jika higienitasnya tidak bagus, maka bisa masuk ke dalam darah menyebabkan kuman yang berat itu terjadi kuman yang resisten," kata Pratista.

Advertising
Advertising


Faktor lainnya adalah pemakaian antibiotik. Bila penggunaan antibiotik itu tidak tepat, maka bisa saja kuman pun akan jadi resisten dengan antibiotik yang diberikan. Pemakaian antibiotik yang kurang tepat dari segi dosisnya pun bisa menyebabkan pasien terkena AMR. Misalnya, antibiotik seharusnya diminum tiga kali dalam sehari, makan dikonsumsi dua kali dalam sehari. Jadi proses penyembuhannya belum tercapai, sehingga kumannya banyak mati suri. "Mati suri membuat enzim, penangkalnya sehat lalu, jadi resisten," ujarnya.

Faktor lain lagi yang bisa meningkatkan resisten pasien ICU rentan dengan AMR adalah pemilihan antibiotik yang kurang tepat. Misal kuman A diberikan antikuman B. Seharusnya, kata Pratista, kuman A harus diberikan antikuman A. Jadi waktu menangani pasien di ICU, kita membantu pasien berjuang melawan penyakit salah satunya melawan kuman. Bukan otomatis membunuh kumannya tersebut tetap harus dibantu imun," ujarnya.

Pratista pun mengingatkan agar dokter dan pasien menggunakan antibiotik secara bijak dan rasional. Salah satu upaya untuk mendorong pengobatan yang jitu di ICU adalah dengan menciptakan kesempatan komunikasi yang produktif antara pasien dengan tenaga kesehatan yang bertugas. Namun, banyak dari masyarakat yang ragu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan.

Presiden Direktur Pfizer Indonesia Nora T. Siagian mengatakan peningkatan pemahaman mengenai risiko terjadinya AMR dapat tercapai melalui komunikasi dua arah yang produktif antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarganya. Ketika terdapat keluarga atau kerabat yang harus dirawat di ICU, seringkali keluarga pasien merasa bingung, takut, dan panik. Akibatnya, mereka sangat mengandalkan petugas kesehatan untuk memberikan solusi. Padahal, komunikasi dua arah diperlukan agar kedua pihak memiliki tingkat pemahaman yang sama tentang kondisi pasien dan berorientasi pada peningkatan kualitas perawatan pasien,3 termasuk dengan meminimalkan risiko terjadinya AMR di ICU. “Sejalan dengan tema World AMR Awareness Week tahun ini ‘Preventing Antimicrobial Resistance Together’, Pfizer Indonesia bekerjasama dengan Indonesia One Health University Network (INDOHUN), serta pakar kesehatan dan komunitas pasien, menyosialisasikan gerakan #JitudiICU untuk mendorong penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional di unit perawatan intensif (ICU)," kata Nora

Nora berharap gerakan ini dapat meningkatkan kesadaran publik dan para pemangku kepentingan terkait untuk menekan risiko terjadinya AMR.

Pilihan Editor: Bahaya Resistensi Antimikroba, Bisa Sebabkan Kematian

Berita terkait

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

2 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

5 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

7 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

14 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

15 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

31 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

39 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

42 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan

45 hari lalu

Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan

Penyakit demam berdarah dengue yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti mempunyai tiga fase pada pasien.

Baca Selengkapnya