Ini Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Nurhadi

Selasa, 23 Januari 2024 08:55 WIB

Ilustrasi susu segar (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Respons tubuh terhadap makanan bisa beragam, dan gejalanya dapat disebabkan oleh alergi makanan atau ketidakmampuan mencerna makanan dengan baik. Salah satu sumber nutrisi yang menyebabkan alergi atau intoleransi laktosa adalah produk susu sapi.

Dikutip dari Healthline, intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh tidak bisa mencerna laktosa, terutama saat mengonsumsi produk susu. Laktosa adalah karbohidrat utama dalam susu sapi dan makanan bayi. Seiring bertambahnya usia, konsumsi susu dan produk susu berkurang, menyebabkan penurunan produksi enzim laktase yang diperlukan untuk mencerna laktosa.

Tubuh membutuhkan enzim laktase untuk mencerna laktosa di usus kecil menjadi glukosa dan galaktosa. Defisiensi laktase, yang juga dikenal sebagai intoleransi laktosa, terjadi ketika aktivitas laktase menurun di perbatasan usus kecil.

Sebagian besar orang mengalami intoleransi laktosa setelah masa bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang dengan intoleransi laktosa dapat mentoleransi jumlah tertentu laktosa dengan gejala minimal atau tanpa gejala. Beberapa bisa mentoleransi hingga 12 gram laktosa dalam satu dosis, yang setara dengan 1 cangkir susu.

Sementara itu, alergi susu sapi adalah jenis alergi yang bisa menyebabkan anafilaksis. Alergi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh merespons protein dalam susu sapi. Ketika tubuh kembali berkontak dengan protein yang sama, sistem kekebalan akan memberikan respons dengan melepaskan bahan kimia yang memicu gejala alergi.

Advertising
Advertising

Alergi susu sapi umumnya muncul saat bayi dan sering kali berkurang saat anak mencapai usia enam tahun. Kebanyakan anak dengan alergi ini bereaksi terhadap protein kasein dan whey yang ada dalam susu.

Dilansir dari WebMD, kedua kondisi ini memiliki gejala yang berbeda. Intoleransi laktosa dapat ditandai dengan diare, mual disertai muntah, kram perut, kembung, dan gas. Sementara alergi susu sapi ditandai dengan munculnya ruam, gatal-gatal, bengkak di bibir dan wajah, mengi, sesak di tenggorokan, dan kesulitan menelan.

Intoleransi laktosa dan alergi susu sapi dapat didiagnosis dengan beberapa tes, seperti:

1. Intoleransi laktosa

- Tes toleransi laktosa

Minum cairan yang mengandung laktosa. Setelah sekitar dua jam, dokter akan mengukur jumlah gula dalam darah. Jika gula darah tidak naik, berarti tubuh tidak mencerna laktosa dalam minuman tersebut.

- Tes napas hidrogen

Minum cairan dengan laktosa, lalu dokter akan mengukur hidrogen dalam napas secara berkala. Jika tubuh tidak mencerna laktosa, hidrogen akan dilepaskan dalam napas.

- Tes keasaman tinja

Bayi dan anak-anak yang sulit diuji dapat melakukan tes tinja untuk mendeteksi asam laktat yang dihasilkan karena pemecahan laktosa yang tidak dicerna di usus besar.

2. Alergi susu sapi

- Tes kulit

Teteskan cairan dengan alergen produk susu di bawah kulit. Jika muncul benjolan dan kulit menjadi merah dan gatal, kemungkinan alergi susu.

- Tes darah

Dokter bisa meminta tes darah yang mengukur jumlah antibodi tertentu dalam darah yang menyebabkan alergi susu.

Pilihan Editor: 6 Manfaat Susu Kambing: Tak Memprovokasi Alergi Susu, Baik Buat Usus, dan...

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

4 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

10 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

40 hari lalu

5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

Setidaknya ada lima tanda-tanda kucing akan melahirkan. Di antaranya terjadi perubahan perilaku dan nafsu makan.

Baca Selengkapnya

3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

46 hari lalu

3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

Susu pilihan yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama puasa karena mengandung protein, kalsium, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

47 hari lalu

5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

Selama ribuan tahun, susu telah menjadi bagian dari diet global, terutama susu yang berasal dari sapi, domba, dan kambing.

Baca Selengkapnya

Bebelac Hadirkan Pojok Susu di 3001 Gerai Alfamart

55 hari lalu

Bebelac Hadirkan Pojok Susu di 3001 Gerai Alfamart

Pojok Susu di Flagship Store Alfamart dihadirkan untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan dan premium bagi si Kecil dan Ibu

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Berpotensi Kerek Harga Kebutuhan Pokok, Ini Alasannya

25 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Berpotensi Kerek Harga Kebutuhan Pokok, Ini Alasannya

Program makan siang gratis dianggap bisa berpotensi meningkatkan harga sejumlah barang kebutuhan pokok. Mengapa?

Baca Selengkapnya

Perhatikan 4 Hal Ini Saat Memilih Susu Anak

21 Februari 2024

Perhatikan 4 Hal Ini Saat Memilih Susu Anak

Permasalahan gizi seperti kekurangan zat besi masih menghantui anak-anak Indonesia. Simak 4 tips memilih susu untuk anak.

Baca Selengkapnya

Suplemen Kolostrum Tengah Diminati, Ahli Diet Ingatkan Efek Sampingnya

11 Februari 2024

Suplemen Kolostrum Tengah Diminati, Ahli Diet Ingatkan Efek Sampingnya

Muncul kolostrum dalam bentuk suplemen yang semakin populer lewat media sosial dan dikonsumsi oleh orang dewasa. Simak efek sampingnya.

Baca Selengkapnya

4 Tips Minum Kopi agar Tidak Sakit Perut

30 Januari 2024

4 Tips Minum Kopi agar Tidak Sakit Perut

Sakit perut setelah minum kopi bisa berupa munculnya rasa nyeri, mulas, kembung, gejala refluks asam lambung, atau keinginan untuk buang air besar.

Baca Selengkapnya