5 Terapi Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

Senin, 5 Februari 2024 16:10 WIB

Terapis membimbing seorang anak yang tengah menjalani terapi di RS Jiwa Provinsi Jawa Barat di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 27 Februari 2020. Rumah sakit ini melayani terapi bagi anak-anak usia 4-10 dan 10-19 tahun yang membutuhkan penanganan psikiater, khususnya anak-anak usia 4-10 tahun yang mengalami masalah dengan kemampuan berbicara dan kurangnya kemampuan untuk berinteraksi secara sosial. Kecanduan gadget adalah salah satu penyebab meningkatnya depresi, autisme, bipolar, psikosis, dan anti sosial. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang tua tentu berharap anak mereka tumbuh dengan normal sesuai tugas perkembangannya. Tak ada seorang pun yang rela melihat anak kesayangannya terlambat berkembang. Namun tidak semua anak tumbuh sesuai harapan, terkadang ada saja anak yang terlambat menguasai suatu aspek pertumbuhan misalnya kemampuan berbicara, atau berjalan.

Untuk membantu meningkatkan kemampuan anak, ada sejumlah terapi yang bisa dilakukan. Hal itu penting dilakukan untuk masa depan dan kemampuan anak. Dilansir dari berbagai sumber, inilah 5 terapi penting untuk meningkatkan tumbuh kembang anak:

1. Terapi Wicara

Mengutip atas KidsHealth, usia ideal untuk anak dapat mengucapkan 1 hingga lebih dari tiga kata adalah saat menginjak 15 hingga 18 bulan. Anak baru dapat menyusun kalimat untuk berbicara ketika usianya 2 tahun, saat anak melebihi batas usia tersebut maka bisa jadi anak mengalami Sindrom Einsten atau keterlambatan dalam berbicara. Tidak semua orang tua mampu menerima kondisi demikian, namun, orang tua tetap dapat melakukan upaya karena anak masih memiliki kesempatan untuk berkomunikasi.

Terapi wicara merupakan ikhtiar yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam melatih keterlambatan bicara pada anak. Sebelum memberikan terapi wicara, orang tua perlu mengetahui penyebab kendala komunikasi anak. Ada yang disebabkan faktor internal seperti keturunan, perkembangan otak anak, hingga hambatan pendengaran. Atau bisa jadi karena faktor eksternal seperti pasifnya komunikasi antara anak dan orang tua, terlalu sering berinteraksi dengan benda elektronik.

Advertising
Advertising

Setelah mengetahui penyebabnya, orang tua dapat memutuskan apakah terapi memerlukan keterlibatan ahli atau bisa dilakukan di rumah saja. Namun, apa pun itu peran orang tua masih penting untuk melatih anak agar terapi wicara berjalan sukses. Orang tua dapat menyediakan ruangan khusus untuk anak dapat beraktivitas bebas seperti mendengarkan audio, menampilkan kartun yang atraktif, memberikan buku cerita bergambar, dan sering menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dua arah dengan anak. Melatih kemampuan bicara anak bisa dioptimalkan dengan sikap sabar dan rasa optimis bahwa suatu hari anak akan lancar berbicara dan merespons ucapan orang tua.

2. Vital Stim

Anak kesulitan dalam menelan sesuatu, maka patut diwaspadai terkena disfagia. Kondisi ini membuat anak mudah tersedak saat makan ataupun minum karena bagian saluran pencernaannya terganggu. Hal ini bisa diatasi dengan terapi vital stim. Dilansir dari laman Hospital San Vicente, terapi akan dilakukan dengan menstimulasi aliran listrik di depan leher anak, jangan khawatir karena arus yang digunakan kecil serta aman. Otot akan dielastiskan sehingga saluran pencernaan menjadi lancar kembali.

3. Simulasi Orofacial

Kondisi bibir sumbing pada anak di Indonesia masih tinggi, merujuk pada Jurnal Rekonstruksi & Estetik berjudul Analisis Kejadian Sumbing Bibir dan Langit: Studi Deskriptif Berdasarkan Tinjauan Geografis karya Elfiah dan kawan-kawan, pada tahun 2017 kasus bibir sumbing mencapai 1.596 penderita yang diduga akibat faktor gen orang tua. Ketika keluarga mengalami hal yang dapat dilakukan adalah terapi simulasi orofacial sedini mungkin. Terapi orofacial memungkinkan otot rahang manusia dikendalikan selama mengunyah serta berbicara untuk mengurangi kesulitan pada penderita di masa depan.

4. Disphasia

Satu lagi gangguan bicara yang menimpa anak berupa ketidakmampuannya dalam memahami ucapan dari orang di sekitarnya. Penyebabnya karena pada bagian otak yang memproses bahasa mengalami kerusakan sehingga anak kesulitan mencerna lawan bicaranya. uewhealth.com merilis terapi disphasia sebagai bentuk bantuan untuk anak dengan menstimulasi otak agar menyerap kosakata baru, belajar menyusun kalimat, dan mempraktikannya langsung untuk berbicara dua arah.

5. Terapi Tumbuh Kembang

Untuk mengetahui perlu tidaknya terapi tumbuh kembang anak, orang tua perlu membawa anak ke klinik terkait. Di sana akan dideteksi apakah anak memiliki masalah kesehatan, lahir dalam kondisi prematur, atau bobot yang kurang. Setelah itu akan ditentukan jenis terapi yang perlu dilakukan oleh anak.Dilansir dari Jurnal Keperawatan Global berjudul Efektivitas Terapi Psikoedukasi terhadap Peningkatan Tumbuh Kembang Anak karya Haryadi dan kawan-kawan, salah satu terapi yang dianjurkan adalah psikoedukasi agar kualitas pertumbuhan baik.

Pilihan Editor: Penyebab Anak Susah Makan Menurut Dokter

Berita terkait

Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

4 jam lalu

Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

Otoritas di Palestina menyebut lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

5 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

5 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

5 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

7 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

9 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

11 hari lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

13 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

14 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya