Suplemen Kolostrum Tengah Diminati, Ahli Diet Ingatkan Efek Sampingnya

Reporter

Tempo.co

Minggu, 11 Februari 2024 17:01 WIB

Ilustrasi wanita minum suplemen. Foto : Freepik

TEMPO.CO, Jakarta - Kolostrum yang ada pada air susu ibu sangat dibutuhkan bayi karena mengandung protein, berbagai nutrisi, dan antioksidan yang sangat baik untuk menjaga kekebalan tubuhnya. Namun kini muncul kolostrum dalam bentuk suplemen yang semakin populer lewat media sosial dan dikonsumsi oleh orang dewasa.

Suplemen kolostrum dibuat dari susu yang diambil dari sapi yang baru saja melahirkan. Menurut pakar diet di New Jersey, Amerika Serikat, Erin Palinski-Wade, suplemen ini sudah terbukti bermanfaat berdasarkan beberapa penelitian. Khasiatnya antara lain mencegah dan mempersingkat durasi diare, membantu mencegah infeksi saluran pernapasan atas, dan mendukung sistem imun yang sehat.

"Penelitiannya memang tak banyak dan buktinya pun tak terlalu definitif. Dibutuhkan lebih banyak riset untuk memahami sepenuhnya efek kesehatan suplemen kolostrum sapi," jelasnya kepada Fox News Digital.

Sherry Coleman Collins, pakar diet dan alergi makanan di Atlanta, sepakat bahwa bukti suplementasi kolostrum sapi pada manusia masih terbatas. "Tak cukup bukti buat saya untuk menganjurkannya kepada siapa pun dengan alasan apapun," ujarnya.

"Kita tahu kolostrum manusia sangat bermanfaat buat bayi, memberikan nutrisi spesifik dan untuk imun tubuh dengan cara mentransfer kekebalan tubuh ibu kepada anaknya. Akan tetapi, kita tak punya cukup bukti mengenai dampak kolostrum sapi untuk kesehatan manusia," tambahnya.

Advertising
Advertising

Berbahaya bagi orang tertentu
Ia juga mengingatkan proses pembuatan suplemen berdampak pada nutrisinya dan mungkin mengurangi manfaatnya bagi kekebalan tubuh. Sementara Michelle Routhenstein, pakar nutrisi dan diet dengan spesialisasi penyakit jantung di New York, tidak merekomendasikan suplemen ini karena keterbatasan bukti sains pada kemanjurannya dan perbedaan kualitas produk yang mungkin berbeda.

"Secara umum suplemen ini aman digunakan pada orang dewasa yang sehat untuk waktu singkat tapi tetap saja ada risiko yang perlu dipertimbangkan," ungkap Palinski-Wade.

Penderita alergi produk susu dan intoleransi laktosa harus menghindarinya. "Kolostrum sapi mengandung estrogen yang bisa berdampak negatif pada orang yang berisiko kanker tertentu, seperti kanker payudara, rahim, dan prostat," katanya.

Risiko potensial lain adalah kontaminasi bakteri berbahaya, interaksi dengan pengobatan lain, dan efek jangka panjang yang masih belum diketahui, kata Routhenstein.

Pilihan Editor: Atasi Kekurangan Magnesium dengan Banyak Makan Sayuran Hijau

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

4 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

5 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

7 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

8 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

8 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

11 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

14 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

16 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

16 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

18 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya