Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Reporter

Tempo.co

Jumat, 23 Februari 2024 11:03 WIB

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak Ariani Dewi Widodo membantah kabar tak benar tentang vaksin. Salah satunya vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak. Ia menjelaskan asal mula rumor itu di 1998 ketika dokter bernama Andrew Wakefield membuat penelitian kecil yang tidak valid, yang menyatakan bahwa vaksin MMR (campak, gondongan, rubella) berkontribusi pada gangguan perilaku dan perkembangan anak.

"Tapi desainnya itu enggak benar, sampelnya kecil, kesimpulannya spekulatif, tapi heboh. Kalau istilah anak sekarang viral, langsung viral penelitiannya. Dan orang tua menjadi cemas karena risiko autisme," ujarnya dalam bincang “Lawan Diare Berat dengan Imunisasi Rotavirus” yang disiarkan Kementerian Kesehatan, Kamis, 23 Februari 2024.

Hal tersebut dia ungkapkan sebagai respons sejumlah pertanyaan mengenai mitos dan fakta tentang vaksin. Dia mengatakan, penelitian tersebut diulang berjuta-juta kali pada anak-anak lain dan ternyata klaim tersebut tidak benar. Selain itu, kekhawatiran lain yang kerap muncul adalah mengenai timerosal, yaitu senyawa merkuri organik untuk mengawetkan vaksin.

"Tapi biasanya penggunaan timerosal itu hanya sangat kecil dan tidak ada bukti signifikan bisa menyebabkan masalah kesehatan, jadi mitos," tegasnya.

ASI bukan pengganti imunisasi
Menurutnya, vaksin dan imunisasi juga berfungsi untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang lebih spesifik. Hal tersebut berkebalikan dari rumor sering mendapatkan vaksin akan menyebabkan tubuh rentan terhadap virus.

Advertising
Advertising

"Yang terjadi adalah kalau ada kuman masuk maka tubuh akan memberikan perlawanan dengan membentuk tentara yang spesifik untuk kuman tersebut. Ini yang ditiru oleh imunisasi, diberikan kuman tapi kumannya itu lemah," paparnya.

Dia juga menyoroti pandangan orang bahwa ASI bisa menggantikan imunisasi, seperti jargon yang banyak beredar yaitu "imun is ASI". Ariani menilai imunisasi memberikan perlindungan yang lebih spesifik dibandingkan ASI sedangkan ASI untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Pilihan Editor: Jangan Khawatir bila Ketinggalan Jadwal Imunisasi, Nakes Siap Beri Solusi

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

4 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

6 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

7 hari lalu

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

Berikut ini enam tips yang dapat dilakukan sebelum dan saat liburan bersama anak penyandang autisme

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

7 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

8 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

9 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya