Kendalikan Penyakit Autoimun dengan Mengontrol Stres

Reporter

Antara

Jumat, 23 Februari 2024 14:37 WIB

Ilustrasi autoimun. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Autoimun adalah kondisi di mana sistem imun pribadi menyerang diri sendiri. Dokter di Rumah Sakit Prof. Dr.I.G.N.G Ngoerah Denpasar, Pande Ketut Kurniari, mengatakan untuk mengendalikan kondisi autoimun orang perlu berdamai dengan kondisinya. Salah satunya dengan mengendalikan stres.

"Karena sekali stres, maka tubuh kita akan merespons dengan jalan memanggil sistem imun. Sistem imun dipanggil, celakanya dia tidak mengenali sesungguhnya stres itu dibuat oleh diri kita sendiri," kata Kurniari dalam bincang "Bersahabat dengan Autoimun dengan Pola Hidup Sehat, Bisa!" yang disiarkan Kementerian Kesehatan, Jumat, 23 Februari 2024.

Ia mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan penyakit autoimun. Pertama yaitu karakteristik genetik yang dibawa sejak lahir. Kedua adalah faktor yang menyebabkan autoimun tersebut aktif, seperti lingkungan atau infeksi. Adapun, faktor-faktor yang membuat autoimun aktif misalnya stresor atau hal-hal yang membuat stres, makanan, sinar matahari, dan lingkungan.

"Seringkali pasien itu stres hanya memikirkan, misalkan makanan apa yang boleh, makanan apa yang tidak boleh, olahraga apa yang boleh, olahraga apa yang tidak boleh. Sebetulnya dibawa santai saja, sederhana saja," jelasnya.

Menurutnya, autoimun tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan. Karena itu, terminologi atau nama yang dipakai untuk kondisi penanganan tersebut adalah remisi, bukan penyembuhan. Dia mengatakan untuk mengatasi penyakit autoimun cukup dengan menjadikan pola hidup sehat sebagai pedoman, misalnya dengan pola makan sehat yang mengandung karbohidrat, protein, serta mineral.

Advertising
Advertising

"Itu sudah sangat baik sekali kecuali pada beberapa autoimun yang memang sudah mengenai organ-organ tertentu, misalkan kena ginjal. Yang perlu kita lakukan pembatasan terhadap komponen-komponen tersebut," ujarnya.

Pahami batas tubuh
Selain itu, perlu membatasi makanan-makanan yang mengandung tambahan seperti pengawet atau pewarna. Menurutnya, makanan dengan tambahan seperti itu berisiko mengaktifkan autoimun. Dia menyebut olahraga teratur juga penting karena banyak pasien penyakit autoimun mengeluhkan rasa lemah dan letih akibat masalah muskuloskeletal. Dan yang terpenting adalah olahraga yang sesuai dengan kemampuan dan tidak memaksakan diri.

Yang terakhir adalah dengan mengendalikan stres. Dia mencontohkan apabila memiliki 10 pekerjaan kemudian menjadi stres maka pekerjaan tersebut harus dikurangi, kemudian beristirahat. Setelah dirasa cukup maka dapat melanjutkan sisa pekerjaan.

"Oleh sebab itu, pasien autoimun itu harus selalu memahami dirinya sendiri. Sejauh mana mampu, batas tubuh kita mampu mengompensasi stresnya, itu sangat penting sekali," katanya.

Menurutnya, dengan melakukan ketiga hal tersebut, 90 persen kondisi autoimun dapat dikendalikan. "Hal-hal lain itu tergantung dari masing-masing jenis autoimun. Misalkan kalau pasien lupus, hindari berjemur di sinar matahari," tandasnya.

Pilihan Editor: Tanda Peradangan Mata Terkait Penyakit Autoimun

Berita terkait

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

1 jam lalu

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

Me time atau waktu sendirian merupakan cara yang sehat untuk meremajakan diri, mengurangi stres, dan memulihkan energi

Baca Selengkapnya

Hari Lupus Sedunia: Pencegahan Lupus Diihat dari Gejalanya

1 hari lalu

Hari Lupus Sedunia: Pencegahan Lupus Diihat dari Gejalanya

Hari Lupus Sedunia, menengok kata dokter RS Pondok Indah bahwa penyakit lupus adalah penyakit kambuhan yang akan datang dan hilang saat terdiagnosis.

Baca Selengkapnya

Hari Lupus Sedunia 10 Mei, Yayasan Syamsi Dhuha Gaet Tim ITB Bikin Komik

2 hari lalu

Hari Lupus Sedunia 10 Mei, Yayasan Syamsi Dhuha Gaet Tim ITB Bikin Komik

Komik tentang lupus untuk anak ini merupakan buku yang kedua. Buku pertama disebutkan diminati pasar global dan telah dialihbahasakan ke 5 bahasa.

Baca Selengkapnya

Hari Lupus Sedunia 2024, Pahami Fakta dan Maknanya

2 hari lalu

Hari Lupus Sedunia 2024, Pahami Fakta dan Maknanya

Hampir 5 juta orang di seluruh dunia menderita Lupus, dan 1,5 juta di antaranya tinggal di Amerika Serikat saja. Simak makna Hari Lupus Sedunia 2024

Baca Selengkapnya

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

2 hari lalu

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

Pelajari lebih lanjut tentang gejala dan kemungkinan komplikasi lupus. Apa saja tanda-tanda awal penyakit lupus?

Baca Selengkapnya

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

2 hari lalu

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

4 hari lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

4 hari lalu

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.

Baca Selengkapnya

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

4 hari lalu

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

Dokter anak menyebut anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibanding laki-laki dengan perbandingan 9:1. Ini sebabnya.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

10 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya