Arti Tradisi Padusan yang Dilakukan Masyarakat Jawa Jelang Ramadan

Reporter

Tempo.co

Editor

Laili Ira

Rabu, 6 Maret 2024 14:44 WIB

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan

TEMPO.CO, Jakarta - Padusan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa dalam menyambut datangnya bulan Ramadan. Lalu, apa arti tradisi padusan itu?

Sebagai salah satu tradisi, padusan menjadi refleksi kebudayaan Indonesia yang cukup beragam. Bagi umat muslim sendiri, Ramadan adalah bulan suci yang baiknya disambut dengan persiapan khusus.

Untuk itu, banyak kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia di berbagai daerah dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

Agar lebih mengetahui arti tradisi padusan dan sejarahnya di Indonesia, berikut ini informasinya untuk Anda.

Arti Tradisi Padusan

Jika ditelaah dari katanya, padusan berasal dari kata adus dalam bahasa Jawa yang berarti mandi. Tradisi padusan adalah warisan leluhur yang dilakukan secara turun-temurun.

Advertising
Advertising

Jika bulan Ramadan telah dekat, masyarakat Jawa akan melakukan padusan dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur dan sumber mata air lainnya.

Tujuannya, agar ketika Ramadan dapat menjalankan ibadah puasa dalam kondisi suci lahir dan batin.

Jika telusuri lebih jauh, arti padusan sebenarnya lebih dari itu. Padusan memiliki makna yang cukup mendalam, yakni untuk merenung dan merefleksikan diri dari berbagai kesalahan yang dilakukan pada masa lalu.

Oleh karena itu, semestinya tradisi ini dilakukan seorang diri di tempat yang sepi. Mengapa demikian? Karena di tempat yang sepi diharapkan bisa memunculkan kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Dalam kondisi yang hening, akan muncul keyakinan dan kesadaran untuk melangkah memasuki bulan suci Ramadan dengan kondisi suci lahir dan batin.

Namun, belakangan ini terjadi pergeseran nilai terhadap tradisi padusan ini. Padusan yang mestinya dilakukan seorang diri, kini berubah menjadi mandi atau berendam beramai-ramai di satu mata air, sehari sebelum menjalankan ibadah puasa.

Sejarah Padusan

Menurut dari laman indonesia.go.id, tradisi padusan sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno. Awalnya, padusan dikenal dengan nama “amertabhujangga” yang berasal dari bahasa sansekerta. Artinya adalah mandi di air suci.

Pada masa kerajaan, tradisi ini dilakukan oleh para raja dan bangsawan untuk menjaga kesehatan dan kesucian tubuh.

Air yang digunakan pun harus berasal dari mata air yang dipercaya punya khasiat penyembuhan.

Selain sebagai upaya untuk menjaga kesehatan dan kesucian, tradisi ini juga dianggap sebagai bagian dari upacara keagamaan untuk meminta berkat dewa-dewi.

Selanjutnya, setelah masa kerajaan, tradisi ini dilestarikan oleh masyarakat Jawa Tengah. Meski awalnya hanya dilakukan oleh keluarga bangsawaan, seiring berjalannya waktu tradisi ini merambah ke semua kalangan.

Pada masa kolonial tradisi padusan sempat memudar, namun masih tetap dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat.

Barulah setelah Indonesia merdeka, padusan telah mendapat perhatian yang lebih besar. Bahkan, pemerintah Indonesia menetapkan padusan sebagai warisan budaya yang mesti dilestarikan.

Dalam perkembangannya, tradisi ini sempat mengalami beberapa perubahan. Seperti, beberapa daerah mengganti air yang digunakan untuk mandi dengan air yang diisi bahan-bahan herbal seperti jahe, kunyit, atau bunga melati. Hal itu dilakukan agar meningkatkan manfaat kesehatan.

Terlepas dari pergeseran dan perubahan tradisi padusan, diharapkan melalui tradisi ini generasi muda dapat mempelajari warisan budaya yang berharga dan memperkokoh jalinan kebersamaan dalam bingkai keberagaman Indonesia.

Tradisi ini adalah contoh nyata bagaimana kebudayaan dapat menjadi jembatan untuk menyatukan dan memperkaya kehidupan manusia.

Demikianlah informasi mengenai tradisi padusan. Semoga menambah wawasan Anda, ya.

AULIA ULVA

Pilihan Editor: Jadwal Libur dan Kegiatan Pembelajaran Siswa Madrasah Selama Ramadan

Berita terkait

Duel Maut Antarsesama Manusia Silver di Prambanan Klaten Tewaskan 2 Orang, Pelaku Masih Diburu

2 hari lalu

Duel Maut Antarsesama Manusia Silver di Prambanan Klaten Tewaskan 2 Orang, Pelaku Masih Diburu

Duel maut terjadi di wilayah Prambanan, Jawa Tengah, Selasa petang, yang telah mengakibatkan dua orang meregang nyawa. Identitasnya belum diketahui.

Baca Selengkapnya

35.887 Calon Jemaah Haji dari Jawa Tengah dan DIY Akan Terbang dari Bandara Adi Soemarmo

3 hari lalu

35.887 Calon Jemaah Haji dari Jawa Tengah dan DIY Akan Terbang dari Bandara Adi Soemarmo

Penetapan status bandara tidak berdampak pada layanan penerbangan haji melalui Bandara Adi Soemarmo.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Asmara

3 hari lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Asmara

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan asmara. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

5 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

7 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

8 hari lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

8 hari lalu

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

10 hari lalu

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

Disebutkan 25 DPD PSI di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya kepada DPW PSI Jawa Tengah. Begini respons ketua DPW PSI.

Baca Selengkapnya

25 DPD PSI di Jawa Tengah Layangkan Mosi Tidak Percaya, Desak DPP Copot Ketua DPW

10 hari lalu

25 DPD PSI di Jawa Tengah Layangkan Mosi Tidak Percaya, Desak DPP Copot Ketua DPW

25 DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dari sejumlah kota/kabupaten di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya terhadap DPW PSI Jawa Tengah

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

15 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya