Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

Reporter

Antara

Kamis, 21 Maret 2024 21:44 WIB

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Neurolog di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta, Chairunnisa, mengatakan ciri-ciri epilepsi sebenarnya sangat banyak. Contohnya seperti melamun atau bahkan sakit kepala.

Ia menjelaskan dalam gelar wicara "Hari Epilepsi Sedunia 2024" yang disiarkan melalui kanal YouTube RSPON Prof Dr dr Mahar Mardjono, Kamis, 21 Maret 2024, selama ini masyarakat awam hanya tahu mulut berbusa sebagai ciri-ciri epilepsi dan sering menganggap penderita sedang kesurupan.

"Ada juga yang sederhana seperti bengong. Orang selama ini, 'Ah saya bengong, biasa lah dok yang namanya bengong.' Tapi ternyata itu gejala epilepsi yang bentuknya blank. Jadi pasiennya blank, bengong, dia tidak sadar," jelasnya.

Dia mengatakan epilepsi adalah sindrom, yaitu kumpulan beberapa gejala. Epilepsi merupakan suatu bangkitan atau kejang yang tanpa pencetus.

"Kejang yang berulang lebih dari 24 jam tanpa pencetus, itu yang kita sebut dengan epilepsi," ujarnya.

Advertising
Advertising

Namun, dia menyebut tidak semua orang yang kejang terkena epilepsi. Kejang terjadi karena adanya aktivitas listrik yang abnormal di otak. Dia menjelaskan ciri-ciri lain epilepsi adalah nyeri kepala, terutama yang sudah diderita selama bertahun-tahun.

Chairunnisa menambahkan penderita biasanya terdapat sensasi-sensasi tertentu, yang disebut sebagai aura, yang terjadi beberapa detik atau menit sebelum epilepsi. Dia menyebut sensasi tersebut menyerang audio maupun visual penderita dan kerap menimbulkan fenomena deja vu atau jamais vu.

Deja vu adalah perasaan ketika orang merasa yang dialami sekarang pernah juga dialami di masa lalu. Sementara itu, jamais vu adalah ketika orang tidak mengenali hal yang familiar dengan dirinya.

"Atau yang paling sering lagi disebut dengan epigastric discomfort. Jadi pasiennya merasa ada sensasi yang tidak nyaman. Dari mulut hati terus naik ke atas seperti muntah. Itu juga merupakan salah satu aura yang paling sering, juga bisa jadi bagian dari epilepsi," paparnya.

Epilepsi dapat dikontrol
Chairunnisa juga menjelaskan apabila terjadi gerakan-gerakan halus atau kedutan perlu segera dipastikan hal tersebut bukan pertanda epilepsi. Dia menyebutkan penyebab epilepsi diduga adalah faktor genetik serta simptomatik, di mana ada sesuatu di otak yang menyebabkan gangguan itu.

Dia mencontohkan tumor, infeksi, atau trauma pada saat proses kelahiran. Adapun pencetusnya antara lain waktu menatap layar, baik itu TV maupun telepon pintar.

Dia menjelaskan epilepsi dapat dikontrol melalui pengobatan namun pada 1 persen penderita dapat terjadi kematian mendadak setelah epilepsi (SUDEP). Menurutnya, penyebab kematian tersebut masih belum jelas. Akan tetapi diduga terkait masalah pernapasan dan jantung.

Pada kesempatan yang sama, ahli gizi Masruroh Mastin menyebutkan penderita epilepsi perlu menjaga asupan gizi yang seimbang agar daya tahan tubuh tetap kuat sehingga tidak terjadi infeksi.

Pilihan Editor: Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

Berita terkait

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

1 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

1 hari lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

5 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

8 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

8 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

31 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

31 hari lalu

Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

Saudara perempuan Elad Katzir, sandera Israel yang ditemukan tewas di Gaza, menyalahkan pihak berwenang Israel atas kematiannya.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

38 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

40 hari lalu

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca Selengkapnya