Di Balik Hari Buku Nasional, Ini Alasan Penetapannya dan Siapa Penggagasnya?

Sabtu, 18 Mei 2024 06:46 WIB

Ilustrasi perpustakaan (ANTARA FOTO/HO- Humas Perpusnas/FR)

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tanggal 17 Mei di Indonesia diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Dilansir dari buku Hari-hari Penting Internasional karya Nina Rahmawati, hari buku di Indonesia diperingati tanggal 17 Mei karena pada tanggal itu, bertepatan dengan berdirinya gedung pertama Perpustakaan Nasional pada tahun 1980.

Pada 2024 Hari Buku Nasional (Harbuknas) telah dirayakan selama lebih dari dua dekade, tepatnya sejak 2002. Sejarah mencatat Harbuknas dicetuskan oleh Abdul Malik Fadjar, yaitu Menteri Pendidikan yang menjabat di era Kabinet Gotong Royong (2001-2004). Harbuknas awalnya ditetapkan untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan menaikkan penjualan buku.

Kala itu, jumlah rata-rata buku yang dicetak setiap tahun hanya mencapai 18 ribu judul. Jumlah tersebut sangat rendah dibanding negara Asia lainnya, seperti Jepang dan Cina yang mencapai 40 ribu hingga 140 ribu judul buku. Selain itu, angka melek huruf di dalam negeri juga rendah.

Pada 2002 UNESCO mengungkapkan bahwa angka melek huruf di Indonesia pada orang dewasa berusia 15 tahun ke atas hanya 87,9 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding Malaysia, Vietnam, dan Thailand pada tahun yang sama. Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat kemampuan literasi dasar adalah modal utama yang harus dimiliki agar bangsa dapat berkembang.

Berkaca dari hal tersebut sejumlah elemen masyarakat khususnya kelompok pecinta buku mendorong untuk disahkannya gerakan untuk meningkatkan budaya membaca. Kemudian di tahun 2002 ditetapkanlah tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional. Tanggal 17 Mei dipilih karena bertepatan dengan momen berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yaitu pada 17 Mei 1980.

Advertising
Advertising

Mengutip dari situs Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pangkalpinang, peringatan Hari Buku Nasional merupakan peringatan tahunan. Perayaan ini memiliki tujuan utama dalam membuka dan meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap membaca buku.

Peringatannya jatuh pada 17 Mei setiap tahunnya bersamaan dengan hari berdirinya Perpustakaan Nasional RI. Diketahui Perpustakaan Nasional RI berdiri pada 17 Mei 1980 dan tahun ini menjadi HUT-nya yang ke-44.

Sebagai informasi peringatan Hari Buku Nasional dicetuskan oleh mantan Menteri Pendidikan Kabinet Gotong Royong, Abdul Malik Fadjar pada tahun 2002. Ide tersebut berdasarkan dari rendahnya angka melek huruf dan penjualan buku di Indonesia saat itu.

UNESCO bahkan pernah menyebutkan Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Sehingga negara ini disebut memiliki minat baca yang sangat rendah dan cukup memprihatinkan.

Berdasarkan riset bertajuk World Most Literate Nations Ranked oleh Central Connecticut State University 2016 lalu. Indonesia masuk dalam peringkat ke-60 dari 61 negara terkait minat membaca.

Selain menjadi ajang untuk merayakan keberadaan buku, Hari Buku Nasional juga menjadi panggung bagi inisiatif-inisiatif untuk meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat. Melalui berbagai program seperti diskusi buku, pertunjukan sastra, dan bazaar buku, perayaan ini menjadi sarana untuk memperkenalkan keindahan dan manfaat membaca kepada generasi muda.

Namun, di balik semangat perayaan, Hari Buku Nasional juga mengandung pesan penting tentang tantangan literasi yang masih dihadapi oleh Indonesia. Masih banyak anak-anak dan remaja yang belum memiliki akses yang memadai terhadap bahan bacaan. Oleh karena itu, perayaan ini juga menjadi ajang untuk menggalang dukungan dalam upaya meningkatkan akses terhadap literasi di seluruh negeri.

Pilihan Editor: Hari Buku Nasional, Ini 3 Tokoh Tanah Air yang Gemar Membaca

Berita terkait

Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

2 jam lalu

Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Tambang Pulau Sado Jepang pernah menjadi penghasil emas terbesar di dunia yang beroperasi selama 400 tahun sebelum ditutup pada 1989.

Baca Selengkapnya

Tangkap 2 Terduga Teroris di Bima, Densus 88 Sita Berbagai Buku yang Dianggap Bertema Radikal

13 jam lalu

Tangkap 2 Terduga Teroris di Bima, Densus 88 Sita Berbagai Buku yang Dianggap Bertema Radikal

"Barang bukti menonjol di antaranya beberapa buku bertema radikal," kata Kepala Bagian Perencanaan dan Administrasi Densus 88.

Baca Selengkapnya

Tren Selfie saat Traveling Ancam Situs Warisan Dunia, UNESCO Beri Peringatan

1 hari lalu

Tren Selfie saat Traveling Ancam Situs Warisan Dunia, UNESCO Beri Peringatan

Tren selfie menyimpan kenangan dari setiap perjalanan, namun lebih penting menjaga keselamatan diri dan tempat yang dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Festival Payung Indonesia 2024 Hidupkan Warisan Wastra Nusantara

1 hari lalu

Festival Payung Indonesia 2024 Hidupkan Warisan Wastra Nusantara

Festival Payung Indonesia atau FESPIN 2024 akan digelar mulai 6 hingga 8 September 2024, di Taman Balekambang, Surakarta, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Nasional dapat Penghargaan dari UNESCO

4 hari lalu

Perpustakaan Nasional dapat Penghargaan dari UNESCO

Perpustakaan Nasional Indonesia mendapat penghargaan dari UNESCO berdasarkan rekomendasi dari juri internasional yang terdiri dari para ahli.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan Ini, Ada Pameran Buku Big Bad Wolf Books di Yogyakarta

8 hari lalu

Akhir Pekan Ini, Ada Pameran Buku Big Bad Wolf Books di Yogyakarta

Big Bad Wolf Books 2024 bisa menjadi pengalaman literasi interaktif dan menyenangkan, terutama bagi anak-anak, di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Daftar Formasi CPNS Perpusnas 2024 untuk Lulusan D3 hingga S2 dan Kisaran Gajinya

10 hari lalu

Daftar Formasi CPNS Perpusnas 2024 untuk Lulusan D3 hingga S2 dan Kisaran Gajinya

Berikut ini deretan formasi CPNS Perpusnas 2024 untuk lulusan D3, D4, S1, dan S2. Terdapat sebanyak 154 formasi untuk formasi teknis.

Baca Selengkapnya

Udinus Hibahkan Robot Gamelan Bernama Sekar kepada Goethe-Institut

13 hari lalu

Udinus Hibahkan Robot Gamelan Bernama Sekar kepada Goethe-Institut

Robot Sekar dihibahkan setelah melihat banyak gamelan di Unesco, namun tak ada yang mampu memainkannya.

Baca Selengkapnya

Penerbit Buku Indie Bertahan di Tengah Gelombang Besar Informasi Digital

13 hari lalu

Penerbit Buku Indie Bertahan di Tengah Gelombang Besar Informasi Digital

Penerbit buku indie bertahan di tengah gelombang besar informasi digital. Bagaimana mereka mengatur produksi dan menutupi kerugian?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Mengklaim Presiden Favorit Ratu Elizabeth II

15 hari lalu

Donald Trump Mengklaim Presiden Favorit Ratu Elizabeth II

Donald Trump kecewa dengan isi buku 'A Voyage Around the Queen' yang menggambarkannya sangat jelek di mata Ratu Elizabeth II.

Baca Selengkapnya