Cegah Perundungan Online, Pakar Tumbuh Kembang Minta Batasi Gawai pada Anak

Reporter

Antara

Rabu, 24 Juli 2024 11:31 WIB

Ilustrasi cyber bullying. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta orang tua membatasi anak bermain gawai di waktu tertentu. Contohnya setelah pukul 18.00 dengan contoh dari orang tua sendiri. Ketua Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), mengatakan anak harus melihat perlakuan yang sama agar bisa memahami maksud di balik pembatasan itu.

"Jika tidak boleh memegang handphone, orang tuanya juga harus begitu, harus sama perlakuannya. Jangan anaknya diharuskan begini tapi orang tuanya begitu (masih boleh pegang ponsel)," kata Rini saat diskusi dengan tenaga kesehatan, kader posyandu, dan awak media di Gedung IDAI di Salemba, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Juli 2024.

Penetrasi internet remaja yang meningkat dari 25,84 persen pada 2023 menjadi 31,40 persen di 2024 berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2024, menjadi alasan di balik pentingnya membatasi gawai pada anak dan orang tuanya.

"Perlu hati-hati juga karena kalau terlalu lama ada yang disebut adiksi internet. Sekarang internet juga menjadi adiksi, menjadi suatu penyakit," kata guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak itu.

Perubahan fungsi otak
Salah satu penelitian mahasiswa Rini mengungkap kecanduan internet pada remaja menyebabkan fungsi otak jadi berbeda dari anak normal ketika dipantau menggunakan MRI karena memberikan gawai kepada anak bisa mengganggu tidur, mengurangi interaksi fisik, bahkan meningkatkan aktivitas perundungan online yang bisa memicu gangguan-gangguan pada saraf di otak.

Advertising
Advertising

Pertama, gangguan kecemasan. Korban perundungan siber atau cyberbullying mungkin mengalami kecemasan berlebihan, ketakutan, dan serangan panik. Kedua, depresi. Perundungan online dapat menyebabkan perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat pada aktivitas yang disukai. Ketiga, gangguan stres pascatrauma (PTSD). Korban perundungan siber mungkin mengalami kilas balikk, mimpi buruk, dan kesulitan berkonsentrasi.

Keempat, gangguan tidur, perundungan siber dapat menyebabkan insomnia, kelelahan, dan kesulitan bangun di pagi hari. Kelima, nyeri fisik. korban perundungan online mungkin mengalami sakit kepala, sakit perut, dan kelelahan kronis.

Perundungan siber adalah masalah serius yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang. Dalam peringatan Hari Anak Nasional, IDAI menyorotinya sebagai masalah yang perlu menjadi perhatian lebih dari para orang tua di rumah.

"Ajarkan anak-anak tentang cara menggunakan internet dengan aman dan bertanggung jawab," pesan Rini.

Pilihan Editor: Tips buat Orang Tua untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Berita terkait

Kasus Kematian Mahasiswa PPDS Undip Naik Penyidikan, Kepolisian akan Tetapkan Tersangka

1 hari lalu

Kasus Kematian Mahasiswa PPDS Undip Naik Penyidikan, Kepolisian akan Tetapkan Tersangka

Dokter Aulia Risma diduga menjadi korban bullying atau perundungan dari seniornya di program PPDS Undip.

Baca Selengkapnya

Kian Banyak Anak Alami Rabun Jauh, Pakar Ungkap Sebabnya

1 hari lalu

Kian Banyak Anak Alami Rabun Jauh, Pakar Ungkap Sebabnya

Kasus rabun jauh semakin banyak seiring aktivitas anak yang lebih banyak bermain gawai dalam keseharian tanpa aturan waktu yang jelas.

Baca Selengkapnya

Polisi Umumkan Hasil Penyelidikan Kasus Perundungan PPDS Undip Besok

3 hari lalu

Polisi Umumkan Hasil Penyelidikan Kasus Perundungan PPDS Undip Besok

Penyidik telah memeriksa 43 saksi dalam kasus perundungan mahasiswa PPDS Undip.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Ungkap Dugaan Pungli dan Perundungan PPDS FK Unsrat: dari Sewa Mobil hingga Beli Laptop

8 hari lalu

Kemenkes Ungkap Dugaan Pungli dan Perundungan PPDS FK Unsrat: dari Sewa Mobil hingga Beli Laptop

Kemenkes RI membekukan sementara Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying Binus Simprug, Kuasa Hukum Korban: Jangan Salahkan Kalau Kami Gaspol

8 hari lalu

Kasus Bullying Binus Simprug, Kuasa Hukum Korban: Jangan Salahkan Kalau Kami Gaspol

Kuasa hukum korban bullying Binus Simprug mengatakan tidak ada perdamaian dalam proses hukum kasus itu.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Hentikan Sementara PPDS FK Unsrat Akibat Kasus Perundungan

9 hari lalu

Kemenkes Hentikan Sementara PPDS FK Unsrat Akibat Kasus Perundungan

Penghentian sementara tersebut terjadi karena ada pungutan liar dan perundungan di PPDS FK Unsrat oleh senior kepada junior dan calon PPDS.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog Jika Pelajar Alami Kekerasan di Sekolah

9 hari lalu

Saran Psikolog Jika Pelajar Alami Kekerasan di Sekolah

Pelajar diminta segera mencari bantuan apabila mengalami kekerasan di sekolah. Salah satunya dengan melapor ke TPPK.

Baca Selengkapnya

Pramono Anung Usung Pasang CCTV di RT dan RW untuk Tekan Kasus Pencurian dan Narkoba di Jakarta

10 hari lalu

Pramono Anung Usung Pasang CCTV di RT dan RW untuk Tekan Kasus Pencurian dan Narkoba di Jakarta

Pramono Anung sebut alasan pemasangan CCTV di RT-RW Jakarta untuk menekan angka perundungan, narkoba, pencurian, dan tindakan kriminalitas lainnya.

Baca Selengkapnya

Bantah Ada Bullying ke Siswa Berkebutuhan Khusus, SMP 8 Depok: Hanya Melempar Kerikil, Bukan Batu

13 hari lalu

Bantah Ada Bullying ke Siswa Berkebutuhan Khusus, SMP 8 Depok: Hanya Melempar Kerikil, Bukan Batu

SMP Negeri 8 Depok membantah telah terjadi bullying terhadap salah seorang siswa berkebutuhan khusus. Mereka disebut bercanda melempar kerikil.

Baca Selengkapnya

Siswa Berkebutuhan Khusus di Depok Jadi Korban Bullying hingga Lukai Diri Sendiri, Orang Tua Lapor Polisi

14 hari lalu

Siswa Berkebutuhan Khusus di Depok Jadi Korban Bullying hingga Lukai Diri Sendiri, Orang Tua Lapor Polisi

Siswa berkebutuhan khusus di SMP Negeri 8 Depok diduga menjadi korban bullying teman sekolahnya hingga pukul kaca jendela kelas.

Baca Selengkapnya