Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips buat Orang Tua untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemandangan anak yang asik dengan gawai sudah tidak asing lagi di era digital ini, mulai bayi hingga remaja. Berbagai perangkat layar macam ponsel pintar, tablet, dan video game dengan daya pikat teknologi dan aplikasi warna-warni menarik perhatian anak.

Anak-anak yang kecanduan gawai sering menunjukkan gejala seperti mudah tersinggung, prestasi akademik yang buruk, dan menarik diri dari pergaulan. Orang tua wajar jika merasa prihatin dan kewalahan dengan fenomena ini. Namun, ada langkah praktis yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mengelola kecanduan gawai pada anak, seperti yang dibagikan Nikhil Gupta, pelatih Conscious Parenting dan salah satu pendiri Nurturing Souls, seperti dilansir Hindustan Times.

Pahami masalah
Penting untuk memahami akar penyebab masalah anak kecanduan gawai. Bisa jadi orang tua sendiri yang terlihat malas dan sering menyibukkan diri dengan melakukan sesuatu. Tantangan lain adalah kebosanan karena kehilangan kontak dengan alam dan terkurung dalam batas penemuan kehidupan modern. 

Faktor-faktor ini, bersama dengan yang lain, seperti tekanan teman sebaya, berkontribusi pada waktu menatap layar yang berlebihan. Dengan mengenali faktor-faktor mendasar ini orang tua dapat menyesuaikan pendekatan dengan lebih baik dalam mengelola kebiasaan teknologi mereka sendiri dan anak-anak.

Kontrol dengan memberi contoh
Anak-anak belajar dengan contoh jadi penting bagi orang tua untuk memberikan contoh kebiasaan teknologi yang sehat. Batasi waktu layar Anda di depan anak-anak dan prioritaskan interaksi tatap muka. Ciptakan zona bebas teknologi di rumah, seperti meja makan atau kamar tidur, untuk meningkatkan ikatan dan komunikasi keluarga. Dengan menunjukkan pendekatan yang seimbang terhadap teknologi, orang tua dapat menanamkan kebiasaan seumur hidup pada anak-anak.

Tetapkan batasan
Salah satu strategi yang efektif adalah menetapkan batasan yang jelas seputar waktu pemakaian perangkat. Buat rencana media keluarga yang menguraikan kapan dan berapa banyak waktu pemakaian perangkat yang diperbolehkan setiap hari untuk semua orang, termasuk orang tua sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dorong aktivitas alternatif seperti bermain di luar ruangan, membaca, atau hobi kreatif. Dengan menetapkan aturan yang konsisten dan mencontohkan perilaku teknologi yang sehat, orang tua dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pengaturan diri dan menyeimbangkan waktu penggunaan perangkat secara efektif.

Tingkatkan keseimbangan
Dorong penggunaan gawai secara edukatif dengan mengunduh aplikasi yang sesuai dengan usia dan memantau penggunaannya. Selain itu, lakukan aktivitas menonton atau bermain bersama untuk menjalin ikatan dengan anak sekaligus memandu pengalaman digital mereka. Tekankan pentingnya waktu henti dan melepaskan diri dari layar untuk mengisi ulang tenaga dan terhubung dengan dunia nyata.

Cari dukungan
Jika kecanduan gawai masih berlanjut meski sudah berusaha, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Konsultasikan dengan dokter anak, terapis, atau konselor sekolah yang dapat memberikan bimbingan dan dukungan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Mengatasi kecanduan gawai merupakan perjalanan yang butuh kesabaran, konsistensi, dan empati.

Pilihan Editor: Psikiater Ingatkan Gangguan Jiwa Akibat Gawai

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

1 hari lalu

Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

Psikolog menyarankan media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang menimbulkan dampak positif dan bukan konten negatif.


Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

2 hari lalu

Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

Waktu bermain bukan saat anak memegang gawai melainkan berinteraksi dengan teman-teman sebaya dan hal ini harus jadi perhatian orang tua.


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

2 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.


Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

3 hari lalu

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk, selain karena korban pola asuh yang kurang maksimal.


Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

3 hari lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

Psikolog mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja, ini alasannya.


KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

5 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

Kontrol manusia tetap dipertahankan dalam AI di militer agar mencegah penggunaan yang memicu penyebaran senjata pemusnah massal.


Thomas Djiwandono Ungkap Anggaran untuk Penguatan Sistem Teknologi Pajak Tahun Depan Rp 559,3 Miliar

7 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menyampaikan keterangan kepada wartawan di Kompleks Kemenkeu, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2024. Presiden Jokowi melantik anggota Bidang Ekonomi dan Keuangan Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan II mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wamenkeu I Suahasil Nazara dalam Kabinet Indonesia Maju pada sisa masa jabatan periode 2019-2024. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Thomas Djiwandono Ungkap Anggaran untuk Penguatan Sistem Teknologi Pajak Tahun Depan Rp 559,3 Miliar

Penerimaan pajak 2025 ditargetkan naik dibanding tahun ini, Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono mengungkap anggaran untuk penguatan sistem teknologi perpajakan Rp 559,3 miliar untuk kejar target setoran tahun depan


3 Hal Penting Pengasuhan Digital untuk Cegah Anak Kecanduan Gawai

16 hari lalu

Sejumlah siswa SDN Marmoyo, mengerjakan tugas dengan berkelompok menggunakan gawai secara bergantian di rumah warga Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 8 Agustus 2020. Kondisi ini memaksa anak-anak yang tinggal di wilayah terpencil untuk berkumpul di rumah-rumah warga yang menyediakan akses internet melalui WiFi agar dapat mengakses pelajaran. Beberapa siswa ada yang bergantian memakai ponsel karena orang tua mereka tidak mampu membelikan gawai untuk belajar. ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF
3 Hal Penting Pengasuhan Digital untuk Cegah Anak Kecanduan Gawai

Psikolog menjelaskan tiga hal penting pengasuhan digital untuk mencegah anak kecanduan gawai. Berikut penjelasannya.


Saran Psikolog agar Anak Aman Gunakan Gawai

17 hari lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Saran Psikolog agar Anak Aman Gunakan Gawai

Psikolog menyarankan orang tua memakai aplikasi yang aman untuk mengontrol penggunaan gawai pada anak.


CEO Markoding: Perempuan Indonesia yang Bekerja di Bidang Teknologi Paling Sedikit di Asean

19 hari lalu

CEO Markoding Amanda Simandjuntak saat ditemui di agenda IBM Impact for Adult Learners. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
CEO Markoding: Perempuan Indonesia yang Bekerja di Bidang Teknologi Paling Sedikit di Asean

Perempuan Indonesia yang bekerja di sektor teknologi hanya 22 persen.