Memasak Nasi Beku yang Dipercaya bisa Turunkan Kadar Gula Darah, Benarkah?

Jumat, 18 Oktober 2024 10:16 WIB

Ilustrasi memasak nasi. Pixabay.com/Hans Braxmeier

TEMPO.CO, Jakarta - Metode membekukan nasi sebelum dipanaskan kembali untuk menciptakan pati resisten banyak dilakukan sebab nasi beku dinilai lebih rendah gula daripada nasi biasa. Benarkah?

Dikutip dari jurnal yang terbit di Universitas Lampung berjudul Modifikasi Proses Pemasakan Nasi untuk menghasilkan Nasi yang Sehat untuk Penderita Diabetes, nasi yang dibekukan akan mengurangi kadar gula darah di dalamnya. Penelitian ini dilakukan pada mencit yang diberi makan nasi yang sudah dibekukan, dan hasilnya menyatakan adanya penurunan berat badan.

Adapun ditemukan juga adanya penurunan kadar gula darah pada mencit yang telah diinduksi dengan aloksan. Hal ini menunjukkan mencit mengalami kondisi lebih baik setelah mengonsumsi nasi beku dibandingkan ketika diberi nasi yang dimasak dengan cara biasa.

Pada dasarnya, beras mengandung jumlah pati yang banyak, sekitar 80 persen dengan indeks glikemik yang tinggi. Indeks glikmik ini adalah ukuran untuk melihat kadar penyerapan glukosa saat makanan dicerna apakah mengakibatkan lonjakan kadar glukosa darah atau tidak, diikutip dari Institute International of du Froid. Lonjakan di sini biasanya terjadi secara tiba-tiba saat indeks glikemiknya tinggi.

Lebih lanjut, dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Foods melaporkan nasi beku memiliki indeks glikemik lebih rendah. Estimasi nasi yang baru dimasak memiliki indeks glikemik (IG) sebesar 91,08. Sedangkan untuk nasi yang telah didinginkan pada suhu 4°C atau disimpan dalam keadaan beku pada suhu -20°C, -40°C, dan -80°C, estimasi nilai IG berada di atas 84.

Advertising
Advertising

Setelah dilakukan penyimpanan, daya cerna nasi yang dimasak menurun. Itu berarti kandungan pati dalam nasi beku dapat dicerna dengan cepat dan estimasi indeks glikemik (IG) menurun.

Kemudian, untuk nasi yang sudah mengalami pendinginan, kandungan granula pati akan mengalami gelatinisasi yang mengakibatkan timbulnya proses retrogradasi. Retrogradasi akan mengubah kemampuan pati menjadi fleksibel dan tidak kaku dalam kondisi panas.

Selama proses pendinginan nasi, struktur amorf pati mengambil bentuk kristal yang dapat menahan pencernaan enzimatik di usus halus hingga tiga jam. Secara keseluruhan, pendinginan tampaknya menjadi intervensi yang sederhana dan efektif untuk mengurangi indeks glikemik nasi. Nasi beku menunjukkan kapasitas penyerapan yang lebih tinggi untuk minyak, kolesterol, dan glukosa daripada nasi yang baru dimasak.

Untuk diketahui, setelah penyimpanan dalam bentuk pendinginan daya cerna nasi yang dimasak menurun, yaitu kandungan pati yang dapat dicerna dengan cepat dan indeks glikemik yang diperkirakan menurun. Sedangkan kandungan pati yang dapat dicerna dengan lambat dan pati resistan meningkat.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | SAVINA RIZKY HAMIDA | IIFIIR.ORG

Pilihan Editor: Benarkah Kadar Gula Nasi Beku Lebih Rendah?

Berita terkait

3 Efek Samping Minyak Kelapa yang Perlu Diperhatikan

1 hari lalu

3 Efek Samping Minyak Kelapa yang Perlu Diperhatikan

Meskipun banyak orang mengonsumsi minyak kelapa tanpa masalah, namun ada beberapa efek samping yang perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya

Penderita Diabetes Masih Bisa Mengkonsumsi Nasi Putih dengan Beberapa Catatan

1 hari lalu

Penderita Diabetes Masih Bisa Mengkonsumsi Nasi Putih dengan Beberapa Catatan

Meski dapat meningkatkan gula darah, penderita diabetes masih bisa mengkonsumsi nasi putih dengan beberapa catatan sebagai berikut.

Baca Selengkapnya

Konsumsi Nasi Putih Setiap Hari Berisiko Picu Diabetes Tipe 2, Kenapa?

1 hari lalu

Konsumsi Nasi Putih Setiap Hari Berisiko Picu Diabetes Tipe 2, Kenapa?

Konsumsi nasi putih setiap hari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

7 Sayuran yang Sebaiknya Dihindari Penderita Diabetes

3 hari lalu

7 Sayuran yang Sebaiknya Dihindari Penderita Diabetes

Tidak semua sayuran bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Baca Selengkapnya

7 Bahaya Makan Mi Instan Berlebihan yang Perlu Diketahui

3 hari lalu

7 Bahaya Makan Mi Instan Berlebihan yang Perlu Diketahui

Konsumsi mi instan di Indonesia tertinggi kedua di dunia setelah Cina pada 2023. Ini bahaya makan mi instan berlebihan yang harus diketahui.

Baca Selengkapnya

BIsakah Akupunktur Bantu Menurunkan Kolesterol Tinggi?

5 hari lalu

BIsakah Akupunktur Bantu Menurunkan Kolesterol Tinggi?

Selain menjalani gaya hidup sehat, pasien juga dapat melakukan terapi akupunktur untuk membantu menurunkan kolesterol tinggi.

Baca Selengkapnya

Saran Dokter untuk Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi

6 hari lalu

Saran Dokter untuk Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi

Dokter menjelaskan cara untuk menurunkan kolesterol tinggi dalam tubuh. Contohnya menghindari makanan manis dan lemak jahat, juga berolahraga rutin.

Baca Selengkapnya

Saran Pakar Mata agar Diabetes Tak Berujung Retinopati Diabetik

7 hari lalu

Saran Pakar Mata agar Diabetes Tak Berujung Retinopati Diabetik

Pakar menjelaskan diabetes yang tidak tertangani dengan baik berisiko retinopati diabetik yang berujung gangguan penglihatan.

Baca Selengkapnya

Retinopati Diabetik Salah Satu Bentuk Komplikasi Penyakit Diabetes, Lakukan Deteksi Dini

7 hari lalu

Retinopati Diabetik Salah Satu Bentuk Komplikasi Penyakit Diabetes, Lakukan Deteksi Dini

Penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik berisiko alami retinopati diabetik yang berujung mengganggu penglihatan.

Baca Selengkapnya

Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

12 hari lalu

Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

Berbagai penelitian sebut kopi punya banyak manfaat untuk kesehatan, mulai dari menjaga kesehatan kesehatan jantung hingga turunkan risiko diabetes.

Baca Selengkapnya