Penggunaan Antibiotik Tidak Tepat Akibatkan Resistensi  

Reporter

Editor

Jumat, 1 April 2011 22:17 WIB

sxc.hu
TEMPO Interaktif, Jakarta - Antibiotik paling banyak digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat khususnya di negara berkembang. Sayangnya, 40 persen anak-anak yang menderita diare akut di negara berkembang diberikan antibiotik tidak tepat. Sedangkan untuk penderita pneumonia, hanya 50-70 persen yang mendapat pengobatan antibiotik secara tepat.

Padahal penggunaan antibiotik yang tinggi dan tidak tepat menimbulkan berbagai permasalahan dan menjadi ancaman global bagi kesehatan, yaitu terjadinya resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik”, ujar Dra. Sri Indrawaty, Apt, M.Kes, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada acara temu media untuk memperingati Hari Kesehatan Sedunia (HKS) ke-60 Kamis (31/3) kemarin, di Cibitung, Bekasi.

Menurut Dirjen Binfar dan Alkes, banyak ditemukan beberapa kuman yang kebal terhadap antibiotik di seluruh dunia, antara lain : methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), vancomycin-resistant enterococci (VRE), dan Klebsiella pneumoniae yang menghasilkan extended-spectrum betalactamase (ESBL). Jika hal ini terus berlanjut, maka antibiotik tidak lagi memberi efek antibakteri optimal, sehingga banyak penyakit infeksi yang tidak dapat disembuhkan.

Dra. Sri Indrawaty menambahkan, berdasarkan hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) terbukti bahwa dari 2.494 individu di masyarakat, 43 persen Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotika, antara lain ampisilin, 34persen, ko-trimoksazol, 29 persen dan klorafenikol, 25 persen.

Sementara pada pasien yang dirawat di rumah sakit terdapat 81 persen Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotika, antara lain : ampisilin, 73 persen, ko-trimoksazol, 56 persen, kloramfenikol, 43 persen, siprofloksasin, 22 persen dan gentamisin, 18% persen.

Advertising
Advertising

Untuk menghambat perkembangan kekebalan kuman terhadap antibiotik, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengajak seluruh dunia menggunakan antibiotik secara tepat. Kampanye ini diangkat menjadi tema peringatan Hari Kesehatan Sedunia ke-60 yaitu : Use Antibiotics Rationally sedangkan Indonesia menetapkan tema “Gunakan Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman” diangkat pada Hari Kesehatan Sedunia tahun ini.

Menurut Sri Indrawaty, antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, yang dapat menghambat atau membunuh mikroba jenis lain. Kekebalan atau resisten adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya kerja antimikroba.

Cara tepat pengendalian resistensi antibiotik adalah dengan penggunaan antibiotik secara bijak dan peningkatan ketaatan terhadap prinsip-prinsip kewaspadaan standar pada fasilitas pelayanan kesehatan. Sementara pengendalian penyebaran kuman resisten dapat dilakukan dengan cara membiasakan mencuci tangan dengan sabun/antiseptik’, kata Dirjen Binfar dan Alkes.

Dia menambahkan penggunaan antibiotik yang benar yaitu harus sesuai dengan resep dokter, baik dosis maupun jangka waktu penggunaan, tidak menggunakan antibiotik berdasarkan resep sebelumnya. Kesalahan dalam penggunaan antibiotik dapat menyebabkan antibiotik menjadi tidak efektif lagi sehingga menyebabkan kekebalan kuman dan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. “Batuk, pilek dan diare pada umumnya tidak memerlukan antibiotik”, ujar Sri Indrawaty.

Sementara, Dra. Endang Woro, Apt, M.Kes., Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kepada para wartawan menjelaskan prosedur yang ditempuh untuk menjamin keamanan, khasiat dan mutu obat dilakukan pengawasan pre dan post market. Pengawasan pre market yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum obat diedarkan untuk memastkan khasiat, keamanan, mutu termasuk pemenuhan cara produksi obat yang baik (CPOB) dan kebenaran informasi produk obat yang beredar.

Sedangkan pengawasan post market dilakukan setelah obat diedarkan. Meliputi pemantauan keamanan dan konsistensi jaminan mutu obat yang beredar. Pada pengawasan post market ini, BPOM melakukan sampling, kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui obat memenuhi syarat khasiat, keamanan dan mutu atau tidak. Bila tidak memenuhi syarat maka ditindaklanjuti dengan inspeksi, recall (penarikan) dan atau peringatan. HADRIANI P

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

16 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya