Mengatasi Gatal Akibat Ulat Bulu  

Reporter

Editor

Minggu, 17 April 2011 09:51 WIB

Ulat bulu. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Dalam sepekan terakhir, ulat bulu menjadi buah bibir dan membuat heboh masyarakat seantero Nusantara. Bermula dari Probolinggo, Jawa Timur, lantas menyebar ke daerah lain, termasuk Ibu Kota Jakarta.

Ulat-ulat ini tak hanya menyerang pepohonan, tapi juga hinggap di rumah-rumah penduduk. Mereka yang terkena ulat bulu biasanya akan merasakan gatal. "Itu karena dari bulu ulat atau ulat itu sendiri mempunyai zat yang membuat reaksi gatal di kulit. Bulu ini yang menyebabkan histamin keluar, lalu timbul biduran dan rasa gatal," kata Evita Halim Effendi, ahli kulit dan kelamin, saat ditemui Tempo di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jumat lalu.

Gatal karena bulu ulat, ia melanjutkan, awalnya akan dimulai dengan rasa cekat-cekit di kulit. Setelah itu akan muncul biduran. Tapi, jika reaksi cukup berat, bentol-bentol ini akan menjadi bruntus kecil-kecil dan bisa menjadi seperti eksim. Pada kondisi normal, biduran ini akan hilang dalam 24 jam. Biasanya bentol-bentol itu akan terjadi di daerah kulit yang terbuka, seperti tangan, leher, kaki, dan wajah.

Selain gatal, menurut Evita, yang mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ulat bulu bisa mengakibatkan efek lebih parah pada orang yang mempunyai bakat alergi. "Pernapasan bisa terganggu, menyebabkan shock anafilaxi atau pingsan dan tekanan darah turun karena proses pembuluh darah melebar," ujarnya.

Kendati dampaknya bagi kesehatan secara umum tergolong ringan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, menganjurkan masyarakat menghindari kontak langsung dengan ulat bulu. Antisipasi lainnya adalah menutup makanan-minuman, membersihkan lingkungan, serta mengaktifkan cuci tangan pakai sabun.

"Apabila ada gangguan, hendaknya segera menghubungi puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan terdekat," ujarnya.

Untuk pakaian yang terkena ulat bulu, menurut Evita, cukup dicuci dengan bersih tanpa menggunakan antiseptik. "Karena ini cuma bulu, bukan kuman," ujarnya. Demikian pula makanan, tak ada makanan tertentu yang harus dihindari.

Selain karena ulat bulu, gatal pada kulit seseorang bisa disebabkan oleh bermacam faktor. Namun kebanyakan adalah akibat jamur atau parasit, terutama pada bagian tubuh yang lembap dan tersembunyi, seperti mulut, sela-sela jari tangan dan kaki, lengan, ketiak, serta lipatan paha dekat kemaluan. Selain jamur, gatal bisa disebabkan oleh gigitan serangga.


Tip Mengatasi Gatal

Penyebab gatal bisa bermacam-macam. Selain ulat bulu, gatal bisa terjadi karena penyakit kulit maupun penyakit sistemik, gigitan serangga, dan infeksi parasit. Gatal-gatal juga dapat terjadi karena alergi atau perubahan cuaca. Berikut ini cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi rasa gatal.

+ Jangan digaruk, karena makin digaruk akan makin meluas. Penggarukan juga bisa membuat kulit iritasi.

+ Jika kulit meradang, berikan krim atau pelembap yang tidak berbau dan berwarna. Pewarna atau aroma tambahan bisa membuat kulit iritasi dan menyebabkan gatal-gatal.

+ Krim corticosteroid bisa membantu mengurangi peradangan dan mengendalikan gatal-gatal. Tapi penggunaannya terbatas pada suatu daerah tertentu.

+ Bisa juga menggunakan obat yang mengandung mentol, kamper, kamomil, eukaliptus, dan kalamin.

+ Untuk obat yang diminum, bisa digunakan antihistamin. Tapi obat ini menyebabkan kantuk.

+ Menggunakan minyak kayu putih, balsam, atau minyak tawon pun diperbolehkan untuk mengurangi rasa gatal yang menyerang. Bedak tabur bisa dipakai, tapi efek bedak jenis ini akan mudah hilang.

+ Perhatikan juga pola makan, seperti tidak mengkonsumsi telur dan ayam, untuk mengurangi risiko alergi semakin parah.

+ Pengobatan alergi juga dapat dilakukan dengan biji rimbang yang dibelah dan digosok-gosokkan serta ditempelkan pada area yang gatal.
DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

22 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya