Perempuan Cantik Lebih Sulit Dapat Kerja  

Reporter

Editor

Selasa, 19 April 2011 14:08 WIB

sxc.hu

TEMPO Interaktif, Para perempuan yang tengah mencari kerja biasanya menyertakan foto diri yang terlihat cantik dan menarik. Mereka berharap dengan foto itu akan dipanggil wawancara atau lolos ke proses berikutnya. Cara ini ternyata kurang tepat karena sebuah penelitian mengungkapkan pelamar kerja yang fotonya menarik lebih sulit mendapat pekerjaan ketimbang yang berpenampilan biasa saja.

Seperti dilansir oleh The Telegraph, Selasa (18/4), peneliti menemukan mereka yang menyertakan foto diri yang menarik jarang dipanggil. Sebab, kebanyakan perekrut adalah perempuan dan berusia 20-an, dan secara sadar mereka tidak menginginkan kompetisi.
Penelitian ini dilakukan oleh dua ahli ekonomi Israel, Bradley Ruffle dan Ze'ev Shtudiner. Hasil penelitian itu akan dipresentasikan di konferensi tahunan Royal Economic Society 2011.

Kedua peneliti tersebut melakukan penelitian dengan mengirimkan 5.000 surat lamaran kepada 2.500 pencari tenaga kerja. Surat lamaran itu terdiri dari surat yang tidak disertai foto dan surat lainnya disertai foto yang menarik, baik itu foto perempuan cantik, atau pria tampan, atau pria dan wanita dengan penampilan biasa.

Hasilnya, para pelamar yang menyertakan foto yang menarik lebih sedikit dipanggil wawancara dibandingkan mereka yang menyertakan foto dengan penampilan biasa saja maupun mereka yang tidak menyertakan foto. Wanita yang tidak menyertakan foto pada surat lamaran mendapatkan respon 22 persen lebih banyak daripada yang menyertakan foto biasa. Mereka bahkan mendapatkan respon 30 persen lebih banyak daripada mereka yang menyertakan foto menarik.

Menurut peneliti, penampilan menarik mereka ini membuat para perekrut tenaga kerja merasa cemburu. Namun, hal itu tidak terjadi pada pelamar kerja pria. Para pria berpenampilan menarik lebih mudah mendapat kerja.

Pria pelamar kerja yang tampan mendapatkan respon 20 persen lebih banyak dibandingkan pria yang tidak menyertakan foto dengan jumlah hanya 14 persen. Sedangkan pria yang menyertakan foto yang biasa hanya mendapat respon 9 persen.
AQIDA SWAMURTI













Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

6 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

14 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

40 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

41 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

44 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

46 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

54 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

7 Maret 2024

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya