Risiko Infeksi Akibat Operasi Caesar Lebih Tinggi

Reporter

Editor

Sabtu, 4 Agustus 2012 12:47 WIB

AP Photo/Paul Sakuma

TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari sepuluh wanita yang melahirkan dengan operasi caesar mengalami infeksi, demikian sebuah penelitian terbaru mengungkapkan. Infeksi ini lebih tinggi dibandingkan jenis operasi lainnya.

Diperkirakan, ungkap penelitian tersebut, setiap tahun, sebanyak 15 ribu wanita di Inggris menderita infeksi setelah melahirkan dengan operasi caesar. Hasil riset ini menemukan bahwa 9,6 persen wanita yang melakukan operasi caesar mengalami infeksi dibandingkan dengan hanya 6,6 persen wanita yang melakukan histerektomi.

Menurut para ahli, karena satu dari empat kelahiran bayi dilakukan secara caesar, maka infeksi ini bisa menjadi masalah serius, baik bagi pasien maupun tambahan biaya bagi pemerintah Inggris. Meningkatnya risiko infeksi dibandingkan sebelumnya disebabkan antara lain karena kelebihan berat badan, usia di bawah 20 tahun, dan melakukan operasi dengan dokter junior.

Riset ini meneliti hampir 400 infeksi di lebih dari 4.000 operasi kelahiran caesar di Inggris selama 2009. Hasil temuan yang dipublikasikan di British Journal of Obestetrics & Gynaecology ini mengejutkan para ahli, sebab operasi caesar dikategorikan relatif ‘bersih’, tidak seperti operasi yang melibatkan usus dalam jumlah besar sehingga menyebabkan 13 persen pasiennya mengalami infeksi.

Dari 394 wanita yang mengalami infeksi, mayoritas diberi antibiotik sebagai tindakan pencegahan. Sebagian besar infeksi tidak serius, tapi sebanyak tujuh persen lebih serius dan harus tinggal lebih lama di rumah sakit. Sementara lima persen lainnya mengalami infeksi mendalam sehingga harus menjalani operasi lanjutan.

Para wanita yang kelebihan berat badan 60 persen lebih cenderung untuk mengalami infeksi. Sementara mereka yang obesitas 2,5 kali lebih cenderung mengalami luka yang terinfeksi. Wanita berusia di bawah 20 tahun lebih cenderung dua kali mengalami infeksi dibandingkan mereka yang berusia antara 25-30 tahun. Dan jika operasi dilakukan oleh dokter yang kurang berpengalaman, maka risiko akan meningkat hingga 60 persen.

“Mengurangi tingkat infeksi setelah operasi caesar seharusnya menjadi prioritas,” kata dr Elizabeth Sheridan, Head of Healthcare Associated Infections di HPA, seperti dikutip situs Telegraph.

Hasil riset ini juga mengingatkan para wanita yang memilih untuk melakukan operasi caesar bukan dengan alasan kesehatan. “Mereka harus tahu mengenai risiko infeksi setelah operasi, khususnya mereka yang kelebihan berat badan,” kata dr Sheridan.

Dampak dari infeksi setelah melahirkan, ungkap Gail Johnson, penasihat bidang pengembangan pendidikan dan profesional di Royal College of Midwives, membuat para wanita cenderung kurang bisa merawat bayi mereka dan akan membutuhkan penyembuhan yang lebih lama dari proses melahirkan.

TELEGRAPH | ARBA’IYAH SATRIANI

Berita Terpopuler Lainnya
Punya Bokong Gede Bisa Terhindar Diabetes

Separuh Info Kesehatan Bayi di Internet Keliru?

Kopi Cegah Gemetar pada Penderita Parkinson

Salon Hewan Berbahan Herbal ala UGM

Anak Sekarang 10 Kali Lebih Lama Bermain Game

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

6 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya