Manajer, Paling Berisiko Kena Penyakit Berbahaya

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 8 November 2012 03:47 WIB

pro.corbis.com

TEMPO.CO , Sydney: Banyak manajer yang kualitas kesehatannya buruk. Hal ini disebabkan mereka lebih banyak mengkonsumsi minuman beralkohol dan sedikit sekali makan buah-buahan. Bahkan sekitar 70 persen dari para manajer itu adalah orang-orang yang tidak aktif secara fisik.

Akibatnya, para manajer menjadi orang yang paling berisiko terkena suatu penyakit dibandingkan dengan pekerjanya. Mereka mempunyai lingkar pinggang lebih besar dibandingkan profesi lainnya dan sekitar 64 persen dari manajer mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Ketua penulis makalah, Alexis St. George, mengatakan belum jelas alasan yang menyebabkan para manajer gagal mencapai target kesehatan tetapi lebih banyak pekerja saat ini menyandang gelar manajer yang membuat waktu semakin sedikit.

"Diperlukan kampanye yang disesuaikan dengan lingkungan kerja yang berbeda-bedan dan tekanan pekerjaan," kata Dr. St. George seperti dikutip Sydney Morning Herald edisi Jumat, 2 November 2012.

Menurut dia, pemerintah kemungkinan ingin menjangkau jumlah orang yang besar dengan mudah sebab ingin memaksimalkan keuntungan, tetapi sama sekali tidak berguna untuk mengatakan "bergerak lebih banyak" kepada para sales workers yang memang selalu bergerak dan kelelahan atau "cari waktu untuk berolahraga" kepada mereka yang sudah bekerja dalam jam yang panjang.

Para ilmuwan dari Physical Activity, Nutrition and Obesity Research Group di University of Sydney mengkategorikan lebih dari 3 juta pekerja penuh dan paruh waktu di negara bagian New South Wales Australia, sesuai dengan pekerjaan mereka. Mereka dinilai berdasarkan faktor risiko, seperti massa tubuh, lingkar pinggang, merokok, dan level olahraga untuk masing-masing grup dan menggunakan data dari Biro Statistik dan Sensus Australia.

Temuan kunci dari pengkategorian ini adalah bahwa pendekatan promosi kesehatan untuk semua akan cenderung gagal, ungkap para ilmuwan. Studi ini dilakukan sebagai inisiatif dari para pekerja sehat dan dikembangkan oleh Council of Australian Governments untuk mengurangi penyakit kronis dengan menerapkan program hidup sehat di tempat kerja.

Stephen Leeder, profesor kesehatan publik dan direktur dari School of Public Health di Sydney University setuju bahwa penting untuk tidak mengirimkan pesan yang sama bagi semua orang. "Jika Anda berusaha untuk menyebarkan pesan kesehatan terlalu luas, Anda akan membuang banyak sekali uang," ujar dia.

Sebaliknya, untuk mencapai produktivitas kesehatan yang lebih baik, para pekerja juga harus memastikan bahwa mereka tidak meminta informasi kesehatan pribadi.

"Kita harus ekstra hati-hati sehingga tidak mengganggu orang lain dengan antusiasme kita," ujar Leeder. Namun, ia menambahkan, tempat kerja mirip dengan sekolah yang penting untuk kehidupan dan menyediakan kesempatan besar yang bisa menjangkau lebih banyak orang.

SYDNEY MORNING HERALD | ARBA'IYAH SATRIANI



Terpopuler:
Pria Merokok Rawan Diabetes dan Disfungsi Seksual

Kurangi Stres dengan Feng Shui

Cegah Si Gula Sejak Fase Pradiabetes

2013, Rambut Pendek Akan Menjadi Tren

Insomnia Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

13 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya