Klub Ini Hanya Menerima Para Pencinta Ular

Reporter

Minggu, 27 Januari 2013 18:58 WIB

Komunitas pecinta reptil Aspera. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Ular bisa jadi merupakan hewan yang paling salah dimengerti orang. Lantaran ada berbagai mitos menyeramkan serta penggambaran negatif di banyak cerita fiksi, reptil ini dianggap hewan berbahaya yang agresif menyerang manusia.

"Padahal ular takut kepada manusia. Mereka hanya menggigit ketika merasa takut, terancam, atau tersakiti," ujar Arby Krisna, salah seorang pendiri komunitas pencinta reptil, Aspera, Jumat 25 Januari 2013.

Kesalahan itulah yang membuat banyak orang yang langsung menghabisi hewan tak berkaki ini ketika menemukan mereka. "Padahal banyak juga spesies terancam yang harusnya dilindungi," ujar lelaki berusia 23 tahun itu.

Berangkat dari kurangnya pemahaman masyarakat terhadap isu inilah Arby bersama lima teman sesama pencinta reptil mendirikan Derik Education pada 4 Juli 2011, yang namanya kemudian diubah menjadi Aspera pada akhir tahun lalu. “Kami memang menangani masalah reptil, juga amfibi, tapi kami lebih berfokus pada ular,” kata Arby.

Nama Aspera dipilih karena berasal dari nama spesies ular tanah asli Indonesia, yakni Candoia aspera, yang di sini dikenal sebagai ular mono tanah. “Ular ini endemik di wilayah timur Indonesia, yaitu di Papua dan Maluku,” ujar Arby.

Jumlah anggotanya memang belum begitu besar, yakni 35 anggota aktif dan sekitar 200 anggota di Facebook. Meski begitu, kegiatan yang dilakukan komunitas ini cukup padat, terutama dari segi edukasi. Selain berbagi ilmu dan melakukan diklat ke sesama anggota, Aspera rutin melakukan edukasi kepada publik, dari anak TK sampai mahasiswa. "Kami ke masyarakat dua minggu sekali, bisa di kampus Universitas Indonesia, sekolah, mal, dan sebagainya," ujar Arbi, yang mulai memelihara ular sejak usia 5 tahun ini.

Untuk anak TK sampai SD, ujar Arbi, anggota Aspera memberi pengenalan dasar pada ular, misalnya bahwa ular sebenarnya tuli dan memiliki penglihatan buruk. Sedangkan anak yang lebih besar mulai diajari cara membedakan ular berbisa dengan yang tidak, cara memindahkan ular yang masuk rumah, serta menangani gigitan ular berbisa.

Ketika melakukan sosialisasi, Aspera membawa beberapa ular koleksi mereka yang diletakkan dalam kandang kaca. "Untuk anak SD sampai TK belum kami ajari untuk memegang ular karena takutnya mereka main comot saja," ucapnya. Untuk publik yang lebih dewasa, Aspera bahkan berani membawa ular berbisa, tentu diamankan dalam kandang yang diawasi ketat.

Sementara ini, kegiatan Aspera berpusat di wilayah Jabodetabek.

Dalam sosialisasi tersebut, Aspera juga berusaha meluruskan banyak mitos salah seputar ular, salah satunya yang populer adalah ular takut garam. Arby menyatakan ular mengandalkan penciumannya, jadi untuk mencegahnya masuk rumah adalah dengan menebarkan benda yang berbau tajam, seperti parfum atau karbol.

Sebagian besar anggota Aspera mendapat pengetahuan seputar ular ini secara otodidaktik dari pengalaman sendiri, Internet, buku, serta dari orang yang telah berpengalaman di dunia reptil, seperti mantan pengurus reptil Kebun Binatang Ragunan.

Aspera juga langsung terjun ke lapangan melakukan studi mengenai populasi reptil dan amfibi di satu daerah. Anggota Aspera juga berasal dari berbagai latar belakang, dari karyawan, mahasiswa, hingga siswa SMP.

Informasi ini kemudian dibagi kepada sesama anggota pada pertemuan mingguan yang dilaksanakan di markas Aspera di daerah Lenteng Agung. Di tempat ini, Aspera memelihara lebih dari 100 ekor ular (termasuk yang berhasil mereka kembang-biakkan sendiri), katak, kura-kura, biawak, dan buaya.

Beberapa jenis ular yang dipelihara anggota Aspera dari Python reticulatus, ular tak berbisa yang ukuran dewasanya bisa mencapai panjang 6 meter, ular kobra, king kobra, hingga ular weling, yang bisanya mematikan.

Berbekal pengetahuan menangani ular, Aspera juga memiliki anggota tim rescue yang bisa dihubungi masyarakat ketika mereka menemukan ular liar di lingkungannya. Sejak didirikan, sudah ada belasan ekor ular yang ditangkap dari daerah permukiman, seperti di Kota Wisata Cibubur, Sawangan, Ciledug, hingga Kuningan. "Ular itu kemudian kami lepas di kawasan Gunung Gede, Bogor," ucapnya. Untuk melakukan penyelamatan ini Aspera harus berpacu dengan waktu, karena tidak jarang "tukang potong" tiba lebih dulu dan mengambil ular tersebut untuk diambil kulit atau dagingnya.

Tak harus memiliki reptil piaraan untuk menjadi anggota Aspera. Daripada mereka yang memelihara ular untuk sekadar gaya-gayaan, Arby mengatakan orang yang memiliki kecintaan pada reptil dan mau belajar akan lebih dihargai di komunitas ini. "Walaupun dia cuma punya ular kadut, misalnya, akan sangat dihargai di Aspera," ujarnya.

RATNANING ASIH

Berita terkait

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

18 jam lalu

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

Tiga fitur komentar ini merupakan wujud instagram untuk menjadi aplikasi yang lebih ramah dan inklusif bagi penggunanya.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

41 hari lalu

Libur Lebaran, Yogyakarta Genjot Lama Tinggal Wisatawan Naik Lebih Awal

Masa cuti bersama dan libur Lebaran berlangsung selama delapan hari, yaitu dari tanggal 8 hingga 15 April 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

42 hari lalu

NgabubuDrive, Cara Komunitas di Yogyakarta, Edukasi Pecinta Otomotif Sembari Ngabuburit

Momen menunggu saat berbuka puasa atau ngabuburit di masa ramadan bisa diisi dengan berbagai hal produktif agar tak membosankan.

Baca Selengkapnya

Talon Gabung ke PUBG Mobile Esport, Bermitra dengan Indonesia di Event Asia Tenggara 2024

15 Januari 2024

Talon Gabung ke PUBG Mobile Esport, Bermitra dengan Indonesia di Event Asia Tenggara 2024

Talon telah bergabung dengan PUBG Mobile Esport sebagai kemitraan resmi untuk event PUBG Mobile Super League - Asia Tenggara 2024.

Baca Selengkapnya

Komunitas Polisi Air Wonosalam, Sampah dan Harapan pada Capres 2024

14 Januari 2024

Komunitas Polisi Air Wonosalam, Sampah dan Harapan pada Capres 2024

Sebanyak 20 pelajar yang tergabung di Komunitas Polisi Air Wonosalam berdiskusi perihal kerusakan hutan dan aktivitas membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Asa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang

8 Januari 2024

Asa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang

Sendi menerangkan, program musik klasik ini terdiri dari beberapa kegiatan mulai dari diskusi sampai tampil di panggung.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Positif CFD Bagi Lingkungan, Negara Mana Pertama Kenalkan Car Free Day?

10 Desember 2023

5 Dampak Positif CFD Bagi Lingkungan, Negara Mana Pertama Kenalkan Car Free Day?

Car Free Day merupakan sebuah inisiatif dan protes terhadap penggunaan mobil yang menimbulkan polusi. Negara mana pertama adakan CFD?

Baca Selengkapnya

Gelar Konser Kedua, Parahyangan Orchestra Bandung Mainkan Kizuna

29 November 2023

Gelar Konser Kedua, Parahyangan Orchestra Bandung Mainkan Kizuna

Total ada delapan komposisi yang dimainkan Parahyangan Orchestra, untuk mengajak masyarakat agar merenungkan kembali berbagai bentuk relasi.

Baca Selengkapnya

Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

24 November 2023

Komunitas Faktor Penting Dalam Perjalanan Kesehatan, Ini Surveinya

Survei membuktikan komunitas pendukung sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan.

Baca Selengkapnya

Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

22 November 2023

Komunitas The Power of Mama Ketapang Raih Nasional Clean Air Championship Award

Komunitas The Power of Mama menerima "Clean air Championship Award 2023" untuk tingkat petani, masyarakat peduli api, perorangan wilayah Kalimantan.

Baca Selengkapnya