Trauma Masa Kecil Tingkatkan Risiko Jantung

Reporter

Sabtu, 31 Mei 2014 06:32 WIB

sxc.hu

TEMPO.CO, New York - Orang dewasa yang terpapar pengalaman buruk pada masa kecilnya, memiliki pembuluh darah yang lebih buruk daripada orang yang tidak memiliki trauma masa lalu. Hasil riset yang dikutip dari situs Reuters edisi 22 Mei 2014 ini, mengungkapkan stres di usia muda meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.

"Kami menemukan bahwa gangguan tersebut juga terjadi pada manusia," kata Jennifer Pollock, salah seorang anggota tim penelitian dari University of Alabama di Birmingham. Tim peneliti semula menemukan gangguan itu ketika meneliti hewan.

Pollock dan rekan-rekannya meneliti kenaikan tekanan darah dan indikator lain guna mengetahui seberapa besar penyempitan pembuluh darah atau seberapa rileks atau tegangnya dinding pembuluh darah. (Baca: Jadi Vegetarian Turunkan Risiko Penyakit Jantung)

"Semua itu ada kaitannya dengan orang yang mengalami stres semasa kecil dibandingkan mereka yang tidak mengalami pengalaman buruk di masa kanak-kanak," cetus Pollock. Ia menambahkan, perceraian dalam rumah tangga adalah salah satu pengalaman buruk yang sering berkontribusi pada trauma masa lalu, diikuti dengan pengabaian dan kekerasan.

Untuk riset yang dipublikasikan di jurnal Hypertension ini, Pollock dan rekan-rekannya meneliti 221 orang remaja dan orang dewasa muda yang direkrut dengan tujuan awal penelitian faktor risiko terhadap sistem kardiovaskuler yang dimulai pada 1989.

Para ilmuwan menemukan partisipan yang mengalami satu kali traumatis pada masa kanak-kanak mempunyai level plasma endothelin -1 (zat kimia pembuat kontraksi) 18 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengalami pengalaman traumatis. Sedangkan mereka yang mengalami lebih dari dua kali pengalaman buruk di masa kanak-kanak, mempunyai level plasma endothelin -1 yang jumlahnya 24 persen lebih tinggi.

"Stres dapat memicu respons biologis yang dapat meningkatkan adaptasi terhadap perubahan," kata Dr Andrea Danese dari Institute of Psychiatry, King's College, London. (Baca: Serangan Jantung Mengintai Setelah Marah Reda)

Danese mengatakan dari hasil temuan ini, bukan berarti anak-anak perlu diberi obat atas reaksi biologis yang terjadi ketika stres. "Sebaliknya, informasi ini dapat digunakan untuk melihat apakah intervensi psikososial seperti psikoterapi, bisa membantu mengatasi efek kerusakan mental yang terjadi pada masa anak-anak," katanya.

REUTERS | ARBA IYAH SATRIANI

Terpopuler:
Didit Hediprasetyo, Putra Prabowo yang Mendunia
Kivlan Zein Ancam Adukan Komnas HAM ke Ombudsman
Umat Katolik di Sleman Diserang Kelompok Bergamis
Dukung Jokowi-JK, Solihin: Ingin Pemerintah Bersih

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

7 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya