Seorang pria mengamati gambar hologram gadis yang berperan sebagai prostitusi di pintu masuk museum prsotitusi 'Red Light Secrets' di Amsterdam (4/2). Menurut sejarah, ribuan turis datang ke distrik ini untuk menemui para wanita penjaja seks yang menggoda dari balik jendela. (AP Photo/Evert Elzinga)
TEMPO.CO, Jakarta - Ciri khas kota Amsterdam, salah satunya kehidupan malam yakni, seks di kawasan Red Light District.
Kawasan ini selain terkenal di Belanda bahkan sampai seluruh dunia. Lokasinya, 5 menit dari Dam Square di pusat kota Amsterdam. Meski di Red Light District, para pekerja seks dari berbagai penjuru Eropa, kabarnya turut membayar pajak dari pekerjaan tersebut.
Namun hal ini disangkal Andrew Van Der Feltzm Direktur Networking and Business Development NBTC (Nederland Board Tourism and Convention) yang mengatakan, kegiatan itu tidak dilegalkan oleh negara.
"Orang hanya mendengar dari mulut ke mulut, datang ke sana hanya sekadar ingin tahu, lewat dan melihat saja," kata Andrew di hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta pada 27 Oktober 2014.(Baca :Film Porno 3D Kalahkan Rekor Kelarisan Avatar )
Menurut Andrew, hal itu biasa terjadi di kota-kota besar dunia yang lain. Untuk diketahui, di kawasan ini tersedia mulai dari pertunjukan teater yang mempertontonkan adegan berhubungan seks langsung, tari telanjang, hingga jasa prostitusi dengan pekerja seks yang dipilih dari jendela-jendela kaca hias lampu merah.
Selain itu dijual suvenir khas dari Red Light District di setiap toko seks shop.Dan juga terdapat museum dinamakan Sex Museum, buka dari pagi hingga jam 8 malam yang menampilkan foto, patung hingga alat-alat bantu seks dari berbagai zaman.