Ini Titik Perhatian DPR atas Kasus Kalbe di Siloam  

Reporter

Editor

Kurniawan

Senin, 16 Maret 2015 06:28 WIB

PT. Kalbe Farma Tbk. ANTARA/HO-Ari

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Kesehatan Ermalena berjanji akan memanggil semua pihak untuk mencari titik terang kasus obat bius maut. Ermalena berjanji akan memanggil semua pihak untuk mencari titik terang kasus obat bius maut produksi Kalbe Farma di Rumah Sakit Siloam Tangerang.

"Kami akan undang mereka bersama agar masalahnya bisa didengar oleh semua," katanya saat dihubungi pada Ahad, 15 Maret 2015.

Pihak-pihak yang dimaksud itu adalah PT Kalbe Farma, RS Siloam, Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta Kementerian Kesehatan. Dari semuanya, kata Ermalena, pihaknya ingin mendengar tindak lanjut apa saja yang sudah dilakukan atas kasus ini.

Ermalena menjelaskan, dari sisi Kalbe, titik perhatian mereka adalah pada cara pembuatan obat yang baik, meliputi prosedur, personalia, dan mutu. Apa memang benar ada kesalahan dalam proses itu? Sedangkan dari sisi Siloam, Ermalena mengatakan, akan lebih berfokus mengetahui pelayanan kesehatan dan tindakan anestesi yang dilakukan kepada pasien.

Ermalena mengatakan pihaknya bukan ingin mencari kambing hitam. "Kami tidak ingin kejadian ini terulang kembali," katanya.

Dua pasien Rumah Sakit Siloam Tangerang meninggal pada Jumat, 13 Februari 2015, setelah diberi obat bius produksi Kalbe Farma. Keduanya meninggal setelah disuntik obat bius Buvanest Spinal. Belakangan diketahui bahwa obat itu bukan Buvanest, melainkan obat dengan kandungan asam Tranexamat.

Peneliti senior Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia, Antoni Tarigan, mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan segera mengumumkan hasil investigasi kasus itu. Waktu satu bulan dinilai Antoni sudah cukup untuk mengeluarkan hasil dari penyelidikan kasus tersebut. "Ini namanya buying time. Kan, sudah satu bulan," kata Antoni, Jumat, 13 Maret 2015, di Warung Daun, Cikini, Jakarta.

Dia mengkhawatirkan ada banyak konflik kepentingan dalam kasus yang terjadi pada 13 Februari lalu ini. Antoni mengingatkan bahwa suami Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Farid Anfasa Moeloek, dan mantan Direktur Pengawasan Obat dan Alat Kesehatan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Lucky Surjadi Slamet adalah komisaris independen PT Kalbe Farma. "Kami melihat kasus ini alot diselesaikan. Apa karena banyak orang 'kuat'-nya?" kata Antoni.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Buruan, Daftar Lowongan Kerja BUMN hingga Swasta Tenggat Awal September Ini

1 September 2023

Buruan, Daftar Lowongan Kerja BUMN hingga Swasta Tenggat Awal September Ini

Apakah Anda pencari kerja? Berikut daftar lowongan kerja yang dibuka hingga tenggat awal September 2023.

Baca Selengkapnya

Kalbe Farma Targetkan Penjualan Bersih Tumbuh hingga 15 Persen Tahun Ini

12 April 2023

Kalbe Farma Targetkan Penjualan Bersih Tumbuh hingga 15 Persen Tahun Ini

PT Kalbe Farma Tbk. mempertahankan rasio pembagian dividen di angka 45 hingga 55 persen pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat Mendekati Level 7.000

18 Oktober 2022

IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat Mendekati Level 7.000

IHSG berpotensi bergerak mengikuti penguatan hari kemarin yang ditutup di zona hijau di level 6.831,12.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Pantau Utang Amerika, Lowongan Kerja Kalbe Farma

29 September 2021

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Pantau Utang Amerika, Lowongan Kerja Kalbe Farma

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus memantau pembahasan soal kebijakan kenaikan batas utang yang sedang berlangsung di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

1 Agustus 2021

Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

Puan Maharani mengutuk praktik mafia obat, terlebih untuk obat terapi Covid-19. Meminta mereka ditindak tegas.

Baca Selengkapnya

Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

27 November 2019

Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

YLKI menilai rencana Menkes Terawan Agus Putranto untuk mengambil alih perizinan obat tidak bakal mampu menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Kalbe Diduga Beri Pelicin Dokter, Direktur: Saya Tak Mengerti

11 November 2019

Kalbe Diduga Beri Pelicin Dokter, Direktur: Saya Tak Mengerti

Menurut Bernadus, transfer uang oleh medrep kepada dokter mungkin dilakukan atas berbagai alasan, termasuk motif pribadi.

Baca Selengkapnya

Kalbe Farma Diduga Beri Uang Pelicin untuk Dokter

11 November 2019

Kalbe Farma Diduga Beri Uang Pelicin untuk Dokter

Christian membuka hampir 700 halaman dokumen bukti pengiriman komisi kepada puluhan dokter di hampir semua rumah sakit di Jakarta sejak 2010-2019.

Baca Selengkapnya

KJSA 2019 Lahirkan Bibit Peneliti Muda Indonesia Berbasis Digital

30 Oktober 2019

KJSA 2019 Lahirkan Bibit Peneliti Muda Indonesia Berbasis Digital

Karya sains peneliti cilik pemenang Kalbe Junior Scientist Award 2019 tak hanya inovatif, tapi mampu memberi pemecahan masalah melalui solusi berbasis digital.

Baca Selengkapnya

Kejutan 10 Finalis KJSA 2019

18 Oktober 2019

Kejutan 10 Finalis KJSA 2019

KJSA Goes Digital secara tidak terduga menghadirkan sejumlah karya digital yang unik dan menarik.

Baca Selengkapnya