Demam Akik: Lebih Untung Ketimbang Menambang Emas (2)  

Jumat, 12 Juni 2015 17:36 WIB

Aktivitas seorang penambangan batu mulia saat mencari bongkahan batu mulia didalam goa Gunung Kencana, Garut, Jawa Barat. 8 Februari 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Ingar-bingarnya suasana penjualan akik di Pasar Rawa Bening kontras dengan suasana Desa Palamea, tempat asal batu bacan. Desa ini terlihat tak selayaknya sebuah perkampungan tambang yang makmur. Mencapai lokasi tambang harus ditempuh dengan tiga jam berjalan kaki dengan menelusuri bukit sepanjang lima kilometer. Tiba di lokasi tambang, puluhan terpal biru ukuran 6x7 meter terlihat berjejer tepat di bibir lubang penggalian batu.

Penambangan batu bacan dilakukan secara tradisional dengan menggunakan cangkul, linggis, betel, palu, sekop, serta senter kepala. Lubang galian berdiameter 3 meter dengan rata-rata kedalaman 30-40 meter. Satu lubang penambangan batu bacan dikerjakan oleh satu kelompok yang terdiri atas 3-7 orang. Setiap orang mendapat jatah pekerjaan 1-2 jam. “Kalau sudah mendapatkan urat batu bacan, barulah semua orang dalam satu kelompok ini kerja bersama-sama,” kata Samsudin, 34 tahun, salah satu penambang di Palamea.


Sebelumnya baca:


Demam Akik: Dari Pulau Bacan Hingga Ibu Kota (1)


Deman Akik: Meroket Setelah Obama Sentuh Bacan


Samsudin menuturkan sejak 2011 jumlah penambang batu bacan di Desa Palamea melonjak tajam. Penambang bukan lagi penduduk setempat tapi warga daerah lain seperti Labuha, Tobelo, Galela, dan bahkan dari Sulawesi Utara. Mereka tertarik lantaran pendapatan dari penambangan batu bacan lebih besar ketimbang penambangan emas. “Sekali menambang bisa mendapatkan Rp 30-50 juta,” ujar Samsudin.

Setiap dua minggu sekali, ada pembeli yang datang langsung ke Palamea. Satu bongkahan seberat 1 kilogram dengan warna hijau bening dihargai Rp 100 juta. Biasanya hasil penambangan batu bacan dibagi tiga: 30 persen untuk pemilik lahan, 5 persen untuk penyuplai bahan makanan, dan 65 persen untuk penambang. “Uang dibagi setelah bongkahan batu terjual,” ujar Nurdin, penambang yang lain.


Advertising
Advertising

Selanjutnya Baca: Demam Akik: Batu Garut Jadi Barang Investasi (3)



Transaksi batu bacan di Desa Palamea umumnya dilakukan antara penambang dan penadah. Sangat jarang transaksi dilakukan pembeli langsung dengan penambang. Akibatnya harga di lokasi penambangan lebih rendah dibanding di Ternate atau Jakarta.

Di Palamea bongkahan batu bacan dengan ukuran 2 kilogram dihargai Rp 80-100 juta. Di Ternate Rp 150 juta. “Konsumen lebih senang membeli batu bongkahan karena harganya relatif standar. Mereka bisa membentuk batu sesuai dengan keinginannya,” ujar Ashlih Abusama, 39 tahun, salah satu perajin di Labuha. “Kalau di Jakarta harga jualnya bisa lebih tinggi. Saya pernah menjual bongkahan batu bacan kepada pembeli dari Jakarta dengan harga Rp 200 juta,” kata Riad Rasid, 51 tahun, salah satu penadah batu dari Labuha.

TIM TEMPO


Berita Menarik:


Heboh GOJEK: Diprotes dan Diancam, Ahok Justru Pasang Badan


Ibu Angkat Angeline Diduga Sogok Agus Rp 2 M agar Mengaku


Berita terkait

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

11 Agustus 2023

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan entrepreneur baru harus lebih inovatif dan melahirkan sesuatu baru.

Baca Selengkapnya

Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

18 Juli 2023

Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

Batu akik sempat menjadi tren di Indonesia pada 2015. Berikut beberapa sentra batu akik yang masih berjualan hingga saat ini.

Baca Selengkapnya

Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

25 Januari 2023

Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

Hari ini, Indonesia sedang mengalami demam lato-lato, sebelumnya pernah dilanda demam gelombang cinta, batu akik hingga janda bolong.

Baca Selengkapnya

Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

30 Agustus 2022

Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

Demam batu akik pernah melanda Indonesia pada 2015 silam. Ada banyak ragam batu akik, yaitu Bacan, Zamrud, Topas, Kalimaya, dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

10 Mei 2021

Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial membantah menerima Rp 1 miliar dari terdakwa kasus suap bansos Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

17 Januari 2020

Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

Warga tidak menyadari batuan yang mereka temukan adalah fosil gajah purba. Ada fosil tulang dijadikan tungku buat memasak.

Baca Selengkapnya

Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

25 Januari 2019

Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

Ahok mengunggah video blog atau Vlog pertamanya di YouTube.

Baca Selengkapnya

Tacun Kasser, Mengubah Batu Akik Menjadi Miniatur Cantik

3 November 2018

Tacun Kasser, Mengubah Batu Akik Menjadi Miniatur Cantik

Tacun Kasser tak hanya mengasah batu akik jadi cincin, tapi menjadi miniatur yang menarik

Baca Selengkapnya

Tertipu Batu Akik Bertuah, Sepeda Motor Amblas Dibawa Pencuri

2 Maret 2018

Tertipu Batu Akik Bertuah, Sepeda Motor Amblas Dibawa Pencuri

Polres Metro Jakarta Selatan menangkap satu orang pelaku pencurian motor dengan modus penipuan menggunakan batu akik.

Baca Selengkapnya

Suvenir Asian Games 2018, Fadli Zon Usulkan Batu Akik Garut

28 Februari 2018

Suvenir Asian Games 2018, Fadli Zon Usulkan Batu Akik Garut

Batu akik Garut yang mempunyai beraneka ragam motif pernah diusulkan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menjadi suvenir Asian Games 2018.

Baca Selengkapnya