Mahasiswa ini Hasilkan Jutaan Rupiah dari CacingDalam industri farmasi cacing banyak digunakan sebagai bahan obat dan bahan kosmetik. Bahkan permintaan akan cacing tanah terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam jumlah besar. Namun, ketersediaan cacing tanah masih terbatas dengan harga relatif mahal karena belum banyak yang melakukan budidaya.(Komunika Online)
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang mengatakan pemberantasan penyakit cacingan tak cukup dengan memberikan obat cacing setahun sekali.
"Harus ada peningkatan kondisi lingkungan yang sehat juga," ujar dia dalam pembukaan Gerakan Waspada Cacingan di Jakarta, Kamis, 5 November 2015.
Untuk bisa meningkatkan kondisi lingkungan yang sehat, kata dia, perlu upaya mengubah perilaku ke arah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Mengubah perilaku terutama pada orang yang berisiko sulit tetapi bisa dilakukan, dengan memberikan pengetahuan dan sosialisasi ke anak-anak dan kalangan masyarakat tentang PHBS.
"Dengan pengetahuan yang komprehensif kita buat masyarakat sadar dan akhirnya perilakunya berubah," kata Vensya.
Dia mengatakan PHBS bisa dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun terutama di lima waktu utama, yakni setelah buang air besar, membersihkan anak yang buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, dan setelah memegang hewan.
Kemudian, menggunakan air bersih, mandi, memotong dan membersihkan kuku, memakai alas kaki serta menutup makanan.
Selain itu, orang juga perlu memperhatikan drainase air limbah, menjaga kebersihan sekitar dan membuang sampah pada tempat sampah.
Vensya mengatakan cacingan masih menghantui masyarakat Indonesia di mana data survei 2013 pada siswa sekolah dasar di 174 kabupaten/kota menunjukkan, prevalensi cacingan mencapai rata-rata 28,12 persen.
