JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 30 Desember 2015 22:39 WIB

JJ Rizal. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan JJ Rizal mengatakan saat ini Indonesia mengalami defisit "orang Indonesia" yang di awal abad 20 dikenal sebagai sosok yang tegas, toleran, setia kawan.

"Orang-orang Indonesia di awal abad 20 dikenal sebagai penggerak, seperti Soekarno, Hatta, Thamrin, Tan Malaka," kata Rizal dalam Sarasehan Kepahlawanan dan Kesetiakawanan Sosial di Auditorium Adhiyana Wisma Antara, Jakarta, Rabu, 30 Desember 2015.

Orang-orang Indonesia di masa itu tidak berjalan menunduk. Mereka, menurut dia, mempunyai rasa toleransi dan kesetiakawanan tinggi. "Sayangnya saat ini semakin sulit mencari orang Indonesia yang seperti itu di Indonesia," ujar dia.

Rizal mengatakan sebelum meninggal dunia, ilmuwan Ben Anderson sempat mengingatkan bahwa Indonesia sedang mengalami persoalan besar. Ada warisan yang tidak bisa dikenali saat ini, yakni susahnya mencari "orang Indonesia" di Indonesia.

Menurut Rizal, munculnya film-film yang mengangkat tokoh-tokoh penggerak seperti film Soekarno, Sudirman, Sang Kyai, Sang Pencerah merupakan sebuah bentuk dari upaya pencarian sosok yang dapat menjadi contoh. "Karena semakin susah cari orang Indonesia itu tadi akhirnya mereka cari figur yang sudah meninggal," ujar dia.

Hal menarik yang ingin Rizal angkat kembali adalah apa yang disampaikan Soekarno dalam sebuah pidato yang mengingatkan agar jangan sekali-kali mengacaukan nilai-nilai kepahlawanan. Pernyataan dalam pidato tersebut ada, menurut Rizal, karena pada masa itu, usai Pemilu 1945, muncul berbagai macam kelompok yang mengklaim masa lalu untuk mendapatkan posisi.

Kegiatan Sarasehan Kepahlawanan dan Kesetiakawanan Sosial yang digelar di Auditorium Adhiyana Wisma Antara oleh Kementerian Sosial ini selain dihadiri Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Hartono Laras, Direktur Utama Kantor Berita Antara Saiful Hadi juga dihadiri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

ANTARA

Berita terkait

Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

29 Juli 2017

Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

Mantan calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak masyarakat membiasakan mengucap terima kasih dan maaf dalam beriteraksi.

Baca Selengkapnya

Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

13 Oktober 2016

Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

Sektaris Jenderal UNESCO, Irin Bokova, mengatakan simposium WCF harus dijadikan refleksi global.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

12 Oktober 2016

Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

Wakil Rektor Auckland University of Technology, Professor Nigel Hemmington, berharap kerja sama tersebut terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

23 Agustus 2016

Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

Para budayawan menilai, Presiden Joko Widodo sudah lupa dengan program-program pembangunan kebudayaan.

Baca Selengkapnya

Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

26 Juli 2016

Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

Bekal ilmu dan pengetahuan di UI sangat membantunya memahami masalah dengan obyektif dan akurat.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

26 Juli 2016

Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

Sri Mulyani akan memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia siang ini.

Baca Selengkapnya

Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

28 Agustus 2015

Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

Gus Mus khawatir jangan-jangan pandangan orang-orang selama ini terhadap Tuhan dan agama itu ternyata keliru.

Baca Selengkapnya

Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

28 Agustus 2015

Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

Gus Mus mengatakan, ada orang yang menganggap manusia adalah yang seperti dirinya sendiri sehingga sama saja menganggap yang lain bukan manusia.

Baca Selengkapnya

Menistakan Pidato

27 Agustus 2015

Menistakan Pidato

Akhirnya mengaku, saya adalah pengarang yang diam-diam gemar "dipaksa" menerima order menulis pidato, sejak 1980-an.

Baca Selengkapnya

Ada Salam Sunda Sampurasun di Markas PBB New York  

19 Agustus 2015

Ada Salam Sunda Sampurasun di Markas PBB New York  

Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memperkenalkan salam khas Sunda "Sampurasun" ketika memulai pidato kebudayaan di markas PBB.

Baca Selengkapnya