Krisis Karakter Ayah dalam Keluarga Lahirkan LGBT?

Reporter

Sabtu, 20 Februari 2016 11:14 WIB

Seorang peserta bersiap untuk ambil bagian dalam parade LGBT di Mumbai, India, 6 Februari 2016. Ratusan peserta berdandan unik dengan berbagai pernak-pernik berwarna pelangi. REUTERS/Danish Siddiqui

TEMPO.CO, Surabaya - Penulis buku Anakku Bertanya tentang LGBT yang juga pendiri Yayasan Peduli Sahabat, Agung Sugiarto, menilai lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) semakin luas karena kondisi masyarakat yang tidak ideal.

“Saya melihat ini sebagai krisis karakter ayah di keluarga. Fatherless country,” katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 19 Februari 2016.

Agung menuturkan mayoritas laki-laki atau ayah yang hampir seharian penuh bekerja menyebabkan mereka tak sempat berinteraksi dan mendidik anak laki-lakinya. Dengan demikian, si anak laki-laki setiap hari bertemu dengan ibu atau perempuan. "Mereka lalu mengambil role model atau model contoh karakter dari ibunya saja,” dia menganalisis.

Pemaksaan dalam mengambil teladan itu, kata Sinyo—sapaan Agung—biasanya disebabkan beberapa hal. Seperti broken home, ketidakharmonisan keluarga, dominasi ibu, dominasi ayah, dan kekerasan rumah tangga. “Mau mengelak bahwa keluarga harmonis, itu bullshit. Diselidiki saja, pasti ada masalah pada masa kecil. Sekitar 60 persen klien kami mengalami ini,” ujarnya.

Penyebab lain seseorang memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis adalah sikap overprotektif dari keluarga. Sikap terlalu dimanjakan atau dilindungi cenderung dialami oleh anak bungsu, tunggal, satu-satunya jenis kelamin dalam keluarga. Mereka, misalnya, dianggap paling ganteng atau cerdas. "Kami menerima klien sekitar 30 persen seperti itu."

Sinyo berkisah tentang kliennya, seorang perempuan yang merupakan anak bungsu. Semua kakaknya laki-laki. Kedua orang tuanya berkecukupan, tapi ia dibiarkan bermain apa pun ala lelaki. Dari layang-layang, panjat tebing, sampai menggoda perempuan. Dengan demikian, dia jatuh cinta kepada sesama perempuan saat SMP.

“Sekarang, setelah didampingi, ia sudah menikah, punya suami-anak, dan bahagia. Solusi bagi lesbian lebih mudah; cari laki-laki yang klik di hati,” tuturnya, yang tak meyakini ada faktor genetis yang menyebabkan seseorang menjadi LGBT.

Sinyo pun menyarankan agar masyarakat tak reaktif dan bertindak gegabah dalam menyikapi kalangan LGBT. Ia menegaskan masyarakat harus bijak. Dia lebih setuju koridor hukum serta hak asasi manusia. “Kita memang berhak memberi reaksi, tapi dengan cara yang bijak,” ucapnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA




Berita terkait

Pilkada 2024: Daftar 41 Daerah yang Disebut KPU Calon Tunggal Lawan Kotak Kosong

31 menit lalu

Pilkada 2024: Daftar 41 Daerah yang Disebut KPU Calon Tunggal Lawan Kotak Kosong

KPU mengumumkan 41 daerah yang memiliki calon tunggal sehingga akan melawan kotak kosong. Di mana saja daerah dengan kotak kosong dalam Pilkada 2024?

Baca Selengkapnya

Kunker ke Surabaya, Jokowi Berpamitan ke Masyarakat

1 hari lalu

Kunker ke Surabaya, Jokowi Berpamitan ke Masyarakat

Saat datang, Jokowi langsung menghampiri dan menyapa kerumunan pedagang dan pembeli di sana.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Eri Cahyadi Terima Penghargaan Tertinggi Bintang LVRI

30 hari lalu

Wali Kota Eri Cahyadi Terima Penghargaan Tertinggi Bintang LVRI

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menerima penghargaan tertinggi dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) berupa Bintang LVRI.

Baca Selengkapnya

Permudah Layanan Kesehatan, Surabaya Sediakan Nakes dan Ambulans

50 hari lalu

Permudah Layanan Kesehatan, Surabaya Sediakan Nakes dan Ambulans

Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, menunjukkan komitmennya dalam peningkatan pelayanan kesehatan melalui program integrasi layanan primer (ILP) kesehatan dengan inovasi 1 RW 1 Tenaga Kesehatan (R1N1) dan 1 Kelurahan 1 Ambulans.

Baca Selengkapnya

Piala AFF U-19 2024: Pemerintah Kota Surabaya Sediakan Shuttle Bus untuk Penonton ke Stadion

56 hari lalu

Piala AFF U-19 2024: Pemerintah Kota Surabaya Sediakan Shuttle Bus untuk Penonton ke Stadion

Pertandingan Piala AFF U-19 2024 akan digelar di Stadion Gelora Bung Tomo dan Gelora 10 November mulai Rabu, 17 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Surabaya Pecahkan Rekor MURI dengan Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak

31 Mei 2024

Surabaya Pecahkan Rekor MURI dengan Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak

Surabaya kembali menorehkan prestasi gemilang dalam peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 yang berlangsung khidmat di Taman Surya Balai Kota Surabaya, Jumat, 31 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

1 Mei 2024

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

25 April 2024

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

23 April 2024

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

9 April 2024

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya