Berbahaya bagi Kesehatan, Kenali 4 Jenis Insomnia  

Reporter

Senin, 28 November 2016 15:14 WIB

Insomnia

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang menyepelekan gangguan tidur. Oleh sebagian orang, mengantuk pada siang hari atau tidur lebih dari enam jam dianggap sebagai kemalasan. Padahal kurang tidur bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Dokter dari Klinik Gangguan Tidur Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Yogyakarta, Astuti, mengatakan tidur diperlukan untuk konsolidasi energi, konsolidasi memori, kesehatan otak, reparasi, dan pertumbuhan. Ini bisa dicapai dengan tidur yang berkualitas dan sehat. Kebutuhan tidur pada orang dewasa mencapai tujuh-delapan jam per hari.

Namun banyak orang mengalami gangguan tidur, terutama insomnia—gangguan tidur yang paling banyak dialami penduduk dunia. The American Academy of Sleep Medicine pada 2014 mencatat, 30-35 persen penduduk dewasa Amerika Serikat memiliki gejala singkat insomnia.

Sebanyak 15-20 persen memiliki gangguan tidur jangka pendek kurang dari tiga bulan dan 10 persen memiliki gangguan insomnia kronis yang mendera paling tidak tiga kali dalam sepekan dalam jangka paling tidak tiga bulan.

Sedangkan data riset internasional yang dilakukan US Census Bureau International Data Base pada 2004 menyebutkan, dari penduduk Indonesia yang berjumlah 238,452 juta, sebanyak 28,053 juta atau sekitar 11,7 persen di antaranya menderita insomnia atau.

Ada empat jenis insomnia. Pertama, kesulitan jatuh tertidur. Saat kepala sudah menyentuh bantal, keinginan untuk tidur besar, tapi tak juga jatuh tertidur. "Sudah guling-guling tapi ya tetap enggak bisa tidur," ujar Astuti dalam acara diskusi tentang insomnia di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Kedua, gampang jatuh tertidur tapi sering terbangun pada malam hari, kecuali terbangun untuk pipis. Ketiga, early wake-up atau gampang jatuh tertidur tapi bangunnya terlalu pagi. Misalnya, seseorang tertidur pada pukul 21.00, lalu terbangun pada pukul 02.00 dan tak bisa tidur lagi. Yang terakhir, tidur yang tak berkualitas atau tidur dangkal.

Kalau kebutuhan tidur ini tak terpenuhi, efeknya akan mengganggu kesehatan. Dokter dari Klinik Gangguan Tidur Mitra Keluarga, Kemayoran, Jakarta Pusat, Andreas Prasadja, menuturkan kebutuhan akan tidur yang tak dipenuhi dapat membuat seseorang pada siang hari menjadi ngantukan, terjadi gangguan atensi, mood-nya jelek, mudah tersinggung, kurang berkonsentrasi, kesulitan mengambil keputusan, berisiko mengalami gangguan kecemasan dan depresi, serta kinerjanya menurun.

Bagi kesehatan, kurang tidur juga terbukti membuat daya tahan tubuh menurun, kegemukan, diabetes, terserang penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. "Insomnia juga bisa menyebabkan kecelakaan saat berkendara karena ngantuk," katanya.

Untuk mengatasinya, Andreas menyarankan memperbaiki kebiasaan tidur. Salah satunya dengan menciptakan suasana kamar yang nyaman dan berpikir positif. Tubuh juga harus dalam kondisi rileks. "Yang dicari itu bukan tidurnya, melainkan rileksnya. Kalau bisa rileks, baru bisa tidur," ujarnya.

NUR ALFIYAH




Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

11 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

13 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

17 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya