Pembedahan di Awal, Peluang Sembuh Penderita Epilepsi Kian Besar

Reporter

Sabtu, 15 April 2017 12:52 WIB

Ilustrasi operasi. Tuftsmedicalcenter.org

TEMPO.CO, Jakarta - Epilepsi merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kejang berulang. Pembedahan adalah salah satu alternatif pengobatan pada penyandang epilepsi.


Baca juga: Memahami Jenis Epilepsi dan Terapi yang Tepat

Dokter Spesialis Bedah Saraf Prof. Dr. Zainal Muttaqin, SpBS, PhD, mengatakan bedah untuk epilepsi sudah dikenal sejak satu abad lalu. "Tapi, penggunaannya mulai meningkat sejak tahun 80 dan 90an," kata Zainal dalam Seminar Bedah Epilepsi di RSU Bunda, Menteng, Jakarta, Sabtu, 15/4.


Konsultan Bedah Saraf dari Epilepsi Center RSU Bunda ini menjelaskan, bedah menjadi salah satu cara efektif untuk penyandang epilepsi. "Dulu pembedahan menjadi pilihan terakhir," ujarnya.

Sebab, pasien umumnya sudah menerima berbagai jenis pengobatan anti-epilepsi selama bertahun-tahun, tapi tidak banyak mengalami kemajuan. "Sekarang pembedahan direkomendasikan dilakukan lebih awal karena hasil penelitian menunjukan semakin awal pembedahan, hasilnya semakin baik," kata Zainal.


Baca juga: Jangan Panik Menghadapi Epilepsi

Namun, Zainal melanjutkan, diperlukan pertimbangan khusus sebelum dilakukan tindakan pembedahan, antara lain, seleksi pasien dan mempertimbangkan untung rugi. "Mengingat sebuah operasi apalagi dilakukan di otak yang sangat berisiko, tidak selalu berakhir dengan kesuksesan".

Untuk itu, tes dan pemeriksaan menyeluruh harus dilakukan sebelum tindakan atau pembedahan. "Pembedahan hanya dilakukan jika hasil pemeriksaan menunjukan risiko jauh lebih rendah daripada manfaatnya," ujar Zainal.

Menurut Zainal, kesuksesan pembedahan tergantung pada tipe operasi yang dilakukan. "Ada beberapa jenis pembedahan untuk epilepsi, tergantung penyakitnya," kata dia.

Secara umun, Zainal menjelaskan, bedah dilakukan untuk menghilangkan area penyebab kejang, mengintervensi jalur saraf yang menyebabkan kejang, atau menanamkan alat khusis pengendali kejang. "Beberapa anak penyandang epilepsi yang menjalani pembedahan menunjukan perbaikan, di mana tidak lagi mengalami kejang, atau frekuensi kejang menurun dibanding sebelum pembedahan," ujarnya.

AFRILIA SURYANIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

5 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

7 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

8 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

15 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

16 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

16 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

17 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

17 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

17 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

21 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya