Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perilaku Sederhana yang Menjadi Stigma Penderita TBC

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Global TB Report 2023 menyebutkan 1.060.000 kasus baru TBC di Indonesia, sekitar 30.000 di antaranya merupakan kasus TBC resisten obat. Pada 2023, Indonesia berhasil menemukan sekitar 821.000 kasus TBC baru atau sekitar 78 persen dari laporan Global TB Report.

Organisasi nirlaba Stop TB Partnership Indonesia pun meminta masyarakat menghindari tindakan-tindakan sederhana yang dapat memunculkan stigma negatif pada penderita tuberkulosis (TBC).

"Stigma itu ditemui paling banyak, sekitar 80 persen, dari komunitas atau tetangga. Jadi, dari masyarakat sekitarnya lalu disusul dengan rumah sakit atau klinik dan juga tenaga kesehatan," kata manajer program Stop TB Partnership Indonesia, Nurliyanti, dalam webinar "Kebutuhan Kesehatan Mental dan Psikososial pada Orang dengan TBC", Rabu, 5 Juni 2024.

Nurliyanti yang juga tenaga kesehatan itu menyebut beberapa contoh tindakan sederhana yang merupakan stigma negatif kepada penderita TBC, seperti ucapan, "Jangan dekat-dekat dengan penderita TBC, awas tertular."

"Menjaga jarak dengan orang TBC harusnya melakukan proteksi, bukan dengan memberikan jarak, misal pakai masker di rumah tapi tetap berinteraksi dengan orang sekitarnya, bukan dengan memberikan jarak sosial ya dengan orang lain," tegasnya.

Menurut Nurliyanti, saat penderita TBC mulai menjauh dari orang lain, di saat itu pula stigma negatif dari dalam dirinya muncul, yang dapat menyebabkan penderita TBC memilih-milih untuk menceritakan penyakitnya dan pada akhirnya dapat menghambat deteksi penyakit tersebut. Hal yang sama juga berlaku saat ada seseorang atau kelompok yang mencoba mengganti kata TBC dengan kata lain seperti penyakit paru-paru atau paru-paru basah, seolah-olah kata TBC merupakan hal yang buruk.

"Padahal, mengganti kata TBC dengan kata lain itu sama dengan kita sedang melakukan stigmatisasi terhadap pasien tersebut karena kita mendukung menyatakan kata TBC itu adalah hal negatif," ungkapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nurliyanti mengungkapkan hal serupa juga terjadi di tempat kerja, yang menyebabkan penderita TBC harus kehilangan pekerjaan dan semakin sulit berobat untuk sembuh. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk menghindari hal-hal yang dapat memunculkan stigma negatif kepada penderita TBC agar menjadi lebih terbuka sehingga penyakitnya dapat dideteksi dan diobati sampai tuntas.

Hapus stigma negatif
Hal senada juga diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi, yang mengajak masyarakat menghilangkan stigma negatif penderita tuberkulosis agar kasus dapat ditemukan seluruhnya dan dieliminasi.

"Kita harus bisa membebaskan mereka (penderita TBC) dari self stigma, stigma dari diri sendiri dalam mencapai eliminasi TBC," ujarnya.

Selain mempersulit deteksi penderita TBC, Imran mengungkapkan stigma negatif juga menyebabkan penderitaTBC putus semangat dalam menjalani terapi yang tengah dijalani sehingga menyebabkan penyakit menjadi kebal atau resisten obat (TBC RO).

Laporan Global TB Report 2023 menyebutkan 1.060.000 kasus baru TBC di Indonesia, sekitar 30.000 di antaranya merupakan kasus TBC resisten obat. Pada 2023, Indonesia berhasil menemukan sekitar 821.000 kasus TBC baru atau sekitar 78 persen dari laporan Global TB Report.

Pilihan Editor: Kesadaran Masyarakat Masih Rendah dalam Pengobatan, Tantangan Eliminasi TBC 2030

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dampak Buruk Polusi Udara pada Tumbuh Kembang Anak Menurut Pakar

3 hari lalu

Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Dampak Buruk Polusi Udara pada Tumbuh Kembang Anak Menurut Pakar

Polusi udara Jakarta yang memburuk menyebabkan munculnya banyak partikel berbahaya sehingga meningkatkan risiko anak terkena berbagai macam penyakit.


Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

3 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

Dokter penyakit dalam menyebut batuk memiliki perbedaan yang dapat dilihat berdasarkan sifat akutnya. Berikut penjelasannya.


Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

5 hari lalu

Ilustrasi seorang anak minum air putih. Shutterstock
Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

Terlalu lama berada di luar ruangan saat cuaca panas bisa meningkatkan risiko kesehatan, terutama kelompok rentan. Siapa saja mereka?


Kasus Ekstrem Akibat Bersin, dari Gigi Copot sampai Patah Tulang Wajah

5 hari lalu

Ilustrasi orang bersin. shutterstock.com
Kasus Ekstrem Akibat Bersin, dari Gigi Copot sampai Patah Tulang Wajah

Meski terlihat tak berbahaya, bersin punya kekuatan besar yang bisa mengakibatkan cedera serius pada sebagian orang.


Penularan TBC Anak Bisa Berawal dari Lingkungan Rumah dan Pentingnya Skrining

7 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Penularan TBC Anak Bisa Berawal dari Lingkungan Rumah dan Pentingnya Skrining

Pakar mengatakan kontak erat di lingkungan rumah merupakan faktor risiko paling kuat terhadap penularan TBC, terutama pada anak.


Pakar Sebut Obat TBC Tak Berbahaya buat Ibu Hamil

8 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Pakar Sebut Obat TBC Tak Berbahaya buat Ibu Hamil

Pakar menyebut obat TBC yang digunakan ibu hamil sudah aman dengan bahaya lebih kecil sehingga tak berisiko ke janin.


Sebab Obat TBC Sebaiknya Diberikan pada Anak saat Perut Kosong

9 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Sebab Obat TBC Sebaiknya Diberikan pada Anak saat Perut Kosong

Obat TBC pada anak sebaiknya diberikan pada anak di waktu yang sama dan saat perut kosong agar obat bisa bekerja dengan lebih optimal.


Tips Penderita PPOK Bersihkan Paru-paru secara Mandiri

10 hari lalu

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Tips Penderita PPOK Bersihkan Paru-paru secara Mandiri

Dokter membagi tips pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) untuk membersihkan paru-paru secara mandiri.


Mengenal Tradisi Meron dari Sukolilo Pati

13 hari lalu

Pembukaan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) Tahun Be 1944/2011 di Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo
Mengenal Tradisi Meron dari Sukolilo Pati

Meski Sukolilo mendapat stigma negatif sebagai daerah penadah mobil, ada tradisi unik di daerah tersebut.


Mendagri Tito Sebut Salah Satu Ancaman Bonus Demografi adalah Penyakit Tuberkulosis

19 hari lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat memberikan keterangan kepada awak media di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis 2 Mei 2024. ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri
Mendagri Tito Sebut Salah Satu Ancaman Bonus Demografi adalah Penyakit Tuberkulosis

Mendagri Tito Karnavian menyebut ancaman bonus demografi di Indonesia salah satunya penyakit tuberkulosis atau TB.