Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO Nyatakan Mesir Bebas Malaria, Bagaimana dengan Indonesia?

image-gnews
Nyamuk malaria (Reuters Photo/Paulo Whitake
Nyamuk malaria (Reuters Photo/Paulo Whitake
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Mesir kini bebas malaria, sebuah pencapaian bersejarah dalam upaya memerangi penyakit ini, menurut pernyataan dari organisasi tersebut. "Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengesahkan Mesir sebagai negara bebas malaria, yang merupakan pencapaian signifikan dalam kesehatan masyarakat bagi negara yang memiliki lebih dari 100 juta penduduk," bunyi pernyataan tersebut, seperti yang dikutip dari Antara.

WHO menambahkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari "upaya hampir 100 tahun oleh pemerintah dan rakyat Mesir untuk mengakhiri penyakit yang telah ada di negara ini sejak zaman kuno."

WHO menetapkan status bebas malaria bagi suatu negara berdasarkan bukti yang rinci dan dapat dipercaya bahwa rantai penularan nyamuk pembawa malaria telah terhenti di seluruh wilayah negara tersebut selama setidaknya tiga tahun terakhir.

Bagaimana dengan Indonesia?

Malaria masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, terutama di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh parasit dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles ini telah menjadi beban besar bagi sektor kesehatan dan ekonomi, terutama di wilayah endemik. Namun, dengan upaya yang terus-menerus, Indonesia menargetkan untuk mencapai status bebas malaria pada tahun 2030.

Situasi Malaria di Indonesia

Dilansir dari jurnal ojs.unikom.ac.id, data menunjukkan bahwa hingga tahun 2021, sekitar 68 persen atau sebanyak 347 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia telah dinyatakan mencapai eliminasi malaria. Hal ini merupakan pencapaian yang cukup signifikan dalam upaya pemberantasan malaria secara bertahap. Namun, masih ada wilayah dengan angka kasus malaria yang cukup tinggi, terutama di kawasan Indonesia Timur seperti Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Menurut WHO, status bebas malaria diberikan berdasarkan bukti yang terperinci dan dapat dipercaya bahwa rantai penularan malaria telah terputus selama tiga tahun berturut-turut di seluruh wilayah tersebut. Status ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut telah berhasil mencegah penyebaran malaria, meskipun tetap ada tantangan untuk mempertahankan pencapaian ini, terutama di daerah yang masih memiliki kasus endemik.

Regionalisasi Target Eliminasi Malaria

Dalam rangka mempercepat pencapaian target Indonesia Bebas Malaria pada tahun 2030, pemerintah telah menetapkan regionalisasi target eliminasi. Regionalisasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya dan strategi yang tepat sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing. Indonesia dibagi menjadi lima regional sebagai berikut:

1. Regional Pertama: Terdiri dari provinsi-provinsi di Jawa dan Bali. Wilayah ini dianggap sebagai wilayah dengan potensi eliminasi yang lebih cepat karena jumlah kasus malaria yang relatif rendah.

2. Regional Kedua: Meliputi provinsi-provinsi di Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. Daerah-daerah ini membutuhkan pendekatan intensif untuk eliminasi malaria karena masih ada beberapa wilayah yang memiliki kasus endemik.

3. Regional Ketiga: Terdiri dari provinsi-provinsi di Kalimantan dan Maluku Utara. Upaya eliminasi malaria di regional ini dilakukan dengan pendekatan kolaboratif antar-pemerintah daerah.

4. Regional Keempat: Meliputi provinsi Maluku dan Nusa Tenggara Timur. Wilayah ini masih memiliki tantangan besar terkait dengan tingginya angka kasus malaria, sehingga membutuhkan intervensi berkelanjutan dari berbagai pihak.

5. Regional Kelima: Provinsi Papua dan Papua Barat, yang merupakan daerah dengan kasus malaria tertinggi di Indonesia. Regional ini akan menjadi fokus utama dalam pencapaian target bebas malaria 2030, mengingat tingginya risiko penularan di kawasan tersebut.

Strategi dan Tantangan

Upaya untuk mencapai target Indonesia Bebas Malaria tahun 2030 tidak lepas dari berbagai tantangan. Beberapa tantangan utama meliputi akses ke layanan kesehatan di daerah terpencil, ketersediaan tenaga kesehatan yang memadai, dan pendanaan yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, WHO dan Kementerian Kesehatan melalui program Global Malaria Programme telah memobilisasi berbagai sumber daya dan dukungan, baik dari dalam negeri maupun internasional, untuk memperkuat respons dalam eliminasi malaria.

Salah satu strategi utama dalam program ini adalah meningkatkan akses universal terhadap pencegahan, diagnosis, dan pengobatan malaria. Selain itu, terdapat pula upaya transformasi surveilans malaria menjadi intervensi inti untuk mengidentifikasi dan menanggulangi kasus malaria dengan cepat. WHO juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan multi-sektor yang berkelanjutan dalam upaya ini, yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga internasional, dan komunitas lokal.

MYESHA FATINA RACHMAN | ANTARA | OJS.UNIKOM.AC.ID

Pilihan Editor: Nias Selatan Darurat Wabah DBD dan Malaria

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Sebut Keinginan Indonesia Gabung BRICS Langkah Penting

47 menit lalu

Orang-orang berjalan melewati Sandton Convention Centre, yang akan menjadi tuan rumah KTT BRICS mendatang, di Johannesburg, Afrika Selatan, 19 Agustus 2023. REUTERS/James Oatway
Rusia Sebut Keinginan Indonesia Gabung BRICS Langkah Penting

Duta Besar Rusia untuk Indonesia merespons keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS.


Netanyahu Tolak Usulan Gencatan Senjata di Gaza oleh Mesir

1 jam lalu

Benjamin Netanyahu di Yerusalem, 13 Mei 2024. GIL COHEN-MAGEN/Pool via REUTERS
Netanyahu Tolak Usulan Gencatan Senjata di Gaza oleh Mesir

Netanyahu menolak usulan Mesir untuk gencatan senjata jangka pendek dengan Hamas di Jalur Gaza, meski militer Israel dan menterinya setuju


Indonesia Ingin Bergabung dengan BRICS, Dubes Tolchenov: Tak Ada Lobi Rusia

2 jam lalu

Sergey G. Tolchenov. TEMPO/Ifa Nahdi
Indonesia Ingin Bergabung dengan BRICS, Dubes Tolchenov: Tak Ada Lobi Rusia

Dubes Rusia Sergey Tolchenov menyebut tak ada lobi Rusia atas keinginan Indonesia bergabung dengan BRICS.


Mesir Usulkan Gencatan Senjata Sementara di Gaza untuk Pertukaran Sandera

6 jam lalu

Presiden Mesir Abdel Fattah el Sisi berbicara ketika bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di sela-sela Sidang Umum PBB tahunan di New York City, New York, AS, 23 September 2019. [REUTERS / Jonathan Ernst]
Mesir Usulkan Gencatan Senjata Sementara di Gaza untuk Pertukaran Sandera

Mesir mengusulkan gencatan senjata awal selama dua hari di Gaza untuk menukar empat sandera Israel dari Hamas dengan beberapa tahanan Palestina.


Indonesia-AS Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik lewat Konser Gamelan di Field Museum

6 jam lalu

Konser gamelan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Amerika Serikat digelar di Field Museum, Chicago, AS pada Ahad, 27 Oktober 2024. Dok. KJRI Chicago
Indonesia-AS Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik lewat Konser Gamelan di Field Museum

Perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-AS digelar di Chicago.


Agar Suatu Negara Diakui Bebas Malaria oleh WHO, Bagaimana Caranya?

7 jam lalu

Nyamuk malaria (Reuters Photo/Paulo Whitake
Agar Suatu Negara Diakui Bebas Malaria oleh WHO, Bagaimana Caranya?

Untuk menghilangkan malaria, program perlu berkonsentrasi pada identifikasi dan eliminasi fokus infeksi melalui metode deteksi kasus pasif dan aktif.


Indonesia Ingin Gabung BRICS, Ekonom Sarankan Indonesia Juga Gabung OECD

1 hari lalu

Logo OECD. Wikipedia.org
Indonesia Ingin Gabung BRICS, Ekonom Sarankan Indonesia Juga Gabung OECD

Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, berpendapat Indonesia baiknya bergabung ke forum BRICS maupun ke OECD


WHO Sebut Gaza Utara dalam Situasi Bencana Kesehatan

1 hari lalu

Warga Palestina yang terluka terbaring di kasur di rumah sakit Kamal Adwan setelah pasukan Israel menarik diri dari rumah sakit di Jabalia, di Jalur Gaza utara pada 26 Oktober 2024. REUTERS/Stringer
WHO Sebut Gaza Utara dalam Situasi Bencana Kesehatan

WHO menyebut Gaza utara mengalami krisis kesehatan.


Keuntungan dan Tantangan Indonesia Gabung BRICS

2 hari lalu

Orang-orang berjalan melewati Sandton Convention Centre, yang akan menjadi tuan rumah KTT BRICS mendatang, di Johannesburg, Afrika Selatan, 19 Agustus 2023. REUTERS/James Oatway
Keuntungan dan Tantangan Indonesia Gabung BRICS

Upaya bergabungnya Indonesia ke BRICS dapat meningkatkan pengaruh dalam sistem internasional, namun juga menimbulkan tantangan yang perlu dicermati.


Penyanyi Indonesia Raih Penghargaan di Kompetisi Internasional Kazakhstan

2 hari lalu

Tarrarin, berhasil meraih penghargaan
Penyanyi Indonesia Raih Penghargaan di Kompetisi Internasional Kazakhstan

Penyanyi asal Indonesia, Tarrarin, berhasil meraih penghargaan "Best Ambassadors of Country".