Gusi Sehat untuk Janin Sehat

Reporter

Editor

Senin, 30 November 2009 07:45 WIB

www.sxc.hu

TEMPO Interaktif, Wanita hamil dengan penyakit gigi kronis berisiko tujuh kali lebih besar melahirkan prematur atau melahirkan bayi dengan berat badan kurang.

Dokter Boy Abidin, SpOG, nyaris menutup hidungnya ketika seorang pasien wanita hamil masuk ke ruang prakteknya di Bintan, sembilan tahun silam. "Bau mulutnya tajam," kata dokter yang kini berpraktek di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara ini.

Suami pasien mengeluh si calon ibu sulit makan dalam beberapa pekan terakhir. Ternyata pasien tersebut mengalami radang gusi (gingivitis) pada trimester pertama kehamilannya.

Karena merasa gusinya sakit, selama tiga bulan selanjutnya dia tak pernah lagi menyikat giginya.

"Akibatnya dia terkena periodontitis atau gusi bengkak akut, sehingga sulit menelan makanan," kata Boy.

"Annals of Periodontology 1998 menyebutkan, perempuan hamil dengan penyakit gusi kronis berisiko tujuh kali lebih besar melahirkan secara prematur atau melahirkan dengan berat badan kurang," kata Boy dalam seminar Gigi Terawat untuk Janin Sehat yang diadakan sebuah perusahaan produsen pasta gigi, dua pekan lalu.

Advertising
Advertising

Periodontitis adalah kerusakan jaringan penyangga gigi yang ditandai dengan pembengkakan gusi. Pembengkakan terjadi akibat adanya celah antara gigi dan gusi. Ini jadi tempat berkumpulnya sisa makanan dan saliva yang membentuk plak atau karang gigi tempat bakteri bersarang. "Tulang yang jadi landasan menjadi rentan terkena infeksi. Gigi pun bisa goyang atau lepas," kata Dr Yulia Rachman, SpPerio, dokter dan dosen dari Universitas Dr Moestopo.

Sementara bagi janin, kata Yulia, toksin dan bakteri akan masuk melalui celah antara gusi dan gigi ke aliran darah sehingga menyebabkan janin stres, lahir prematur, atau berat badannya kurang. Riset dunia Periodontol pada 2007 mencatat, 77 persen ibu hamil yang melahirkan bayi prematur menderita penyakit radang gusi.

Survei kesehatan nasional pada 2002 menunjukkan, masyarakat Indonesia kurang memperhatikan kesehatan gusi. "Sebanyak 7 dari 10 orang Indonesia memiliki problem gusi berdarah," kata Yulia. Berdasarkan riset dari Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Dr Moestopo pada 2004, dari 233 pasien, tercatat 71,3 persennya memiliki karang gusi penyebab gingivitis, 25,5 persen mengalami penurunan gusi, 3 persen mengalami perdarahan gusi, dan hanya 0,2 persen yang memiliki gusi sehat.

Yulia menambahkan, pada wanita hamil terjadi perubahan hormonal dan pelebaran serta pelunakan pembuluh darah gusi pada saat kehamilan, sehingga risiko munculnya radang gusi semakin besar. Apalagi bila calon ibu memiliki kesehatan serta kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Perubahan gusi yang muncul pada trimester pertama kehamilan akan berangsur-angsur hilang saat melahirkan, "Tetapi pada ibu hamil dengan penyakit gusi yang berat, belum tentu kondisi gusi akan kembali normal," katanya.

Untuk menghindari radang gusi dan periodontitis, ibu hamil disarankan menyikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu sesudah sarapan dan sebelum tidur malam, mengkonsumsi makanan bergizi, menghindari rokok, relaksasi, dan banyak minum air putih.

"Hindari pula makanan yang terlalu panas atau dingin," kata Yulia. Dia juga menganjurkan ibu hamil menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung zinc-citrate, yang mampu mencegah terjadinya penumpukan plak dan menghambat pembentukan karang gigi.

Calon ibu juga disarankan tetap melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi dan relaksasi. Masalahnya, banyak beredar mitos seputar larangan ke dokter gigi, minum antibiotik, foto roentgen, atau mencabut gigi bagi ibu hamil. "Semua itu mitos yang salah," kata Boy.

Beberapa antibiotik memang berbahaya bagi wanita hamil, tapi tidak semuanya. Foto roentgen di area mulut juga tidak membahayakan ibu hamil. Sementara itu, untuk larangan pencabutan gigi, "Ada kondisi tertentu di mana gigi ibu hamil harus dicabut boleh dilakukan," kata Boy. Dia menjelaskan, ketakutan akan kemungkinan terjadinya kontraksi bila dilakukan pencabutan gigi bisa dikurangi dengan memberikan obat antikontraksi setelah pencabutan.


Faktor Penyebab Munculnya Radang Gusi

1. Plak atau karang gigi tempat bakteri berkembang biak.
2. Cara menyikat gigi yang salah. Cara yang benar adalah menyikat gigi dengan sudut 45 derajat ke kanan dan ke kiri, lalu diakhiri dengan gerakan dari atas ke bawah atau sebaliknya secara lembut.
3. Tekanan saat menyikat gigi terlalu kasar atau cepat, sehingga menyebabkan benturan batang sikat dengan gusi.
4. Ukuran sikat gigi terlalu besar atau bahan sikat gigi terlalu keras.
5. Merokok.
6. Perubahan hormonal, seperti peningkatan progesteron pada wanita selama masa pubertas, hamil, dan menopause.

Sumber : Bahan dari Dr. Yulia Rachman/ AMANDRA

Berita terkait

Mahmoud Abbas Menuntut Israel Secepatnya Tarik Pasukan dari Jalur Gaza

29 hari lalu

Mahmoud Abbas Menuntut Israel Secepatnya Tarik Pasukan dari Jalur Gaza

Mahmoud Abbas menuntut agar Israel secepatnya dan sepenuhnya menarik pasukan dari Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat

41 hari lalu

UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat

UNICEF yakin kasus gizi buruk di Gaza lebih banyak dari data yang tertulis di rumah sakit karena banyak yang tak bisa berobat.

Baca Selengkapnya

UNRWA Ingatkan Gizi Buruk pada Anak di Gaza Sudah di Level Akut

43 hari lalu

UNRWA Ingatkan Gizi Buruk pada Anak di Gaza Sudah di Level Akut

Satu dari tiga balita usia di bawah dua tahun di utara Gaza saat ini mengalami gizi buruk akut.

Baca Selengkapnya

Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

45 hari lalu

Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

Ada ribuan anak yang sedang menderita penyakit komplikasi serius karena kelangkaan susu di wilayah Gaza utara.

Baca Selengkapnya

WHO dan UNICEF Catat Angka Malnutrisi Anak di Gaza Utara di Level Ekstrem

55 hari lalu

WHO dan UNICEF Catat Angka Malnutrisi Anak di Gaza Utara di Level Ekstrem

WHO dan UNICEF mencatat angka malnutrisi pada anak yang akut di wilayah utara Gaza mencapai level ekstrem.

Baca Selengkapnya

Cara-cara Mencegah Stunting

19 Februari 2024

Cara-cara Mencegah Stunting

Tidak hanya tinggi badan kurang dari standar saja, tetapi stunting juga dapat menyebabkan kerusakan otak dan penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk

19 Februari 2024

Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk

Masih banyak yang mengira anak stunting dan anak mengalami gizi buruk adalah sama. Meski serupa, stunting dan gizi buruk adalah dua hal yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Itu Stunting, Gejala, dan Cara Mencegahnya

7 Februari 2024

Ketahui Apa Itu Stunting, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Memahami apa itu stunting dan cara pencegahannya penting diketahui. Sebab, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Banjir Istilah Kesehatan Saat Debat Capres: Stunting, Gizi Buruk, Obesitas, hingga Anemia

5 Februari 2024

Banjir Istilah Kesehatan Saat Debat Capres: Stunting, Gizi Buruk, Obesitas, hingga Anemia

Isu kesehatan dalam debat capres muncul mulai dari stunting, gizi buruk, obesitas, dan anemia. Ini artinya.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gaet UNICEF untuk Cegah Stunting di Indonesia

20 November 2023

CIMB Niaga Gaet UNICEF untuk Cegah Stunting di Indonesia

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB Niaga) dan UNICEF menjalin kolaborasi dalam mengatasi masalah gizi buruk sebagai upaya mencegah stunting di Indonesia.

Baca Selengkapnya