Sore hari, delapan jam sebelum saat pergantian tahun, ratusan orang sudah memadati sebuah supermarket kecil di pinggiran kota. Antrean menuju kasir mulai mengular hingga ke lorong-lorong di antara rak penyimpanan barang-barang. Setiap orang membawa keranjang yang penuh dengan belanjaan mulai dari makanan, minuman hingga kertas hiasan. Pergantian tahun sudah dekat dan semua orang ingin merayakannya.
Namun Ekaterinburg - kota dengan penduduk sekitar 1,3 juta jiwa - menjelang tahun baru tidak seramai hari-hari biasa. Orang-orang, terutama para pelajar, banyak yang memilih pulang ke tempat keluarganya di luar kota untuk merayakan pergantian tahun. Bagi yang tak bisa pulang ke kampung halaman, merayakan pergantian tahun dengan makan malam bersama teman-teman menjadi hiburan.
Jalan-jalan di kota yang biasanya ramai di sore hari, selepas jam kerja, sudah terlihat lengang. Hiasan dan lampu warna-warni sudah menghiasi gedung-gedung, apartemen dan rumah penduduk. Namun suasana kota yang lengang tetap terasa. Memasuki malam, kondisi kota bertambah sepi. Hanya sesekali mobil melintas di jalan. Truk-truk penyapu salju pun keluar lebih awal membersihkan jalan.
Musim dingin memang datang lebih awal. Salju sudah memenuhi Ekaterinburg sejak akhir Oktober. Hujan salju bisa berlangsung selama dua hari penuh. Suhu bahkan sempat anjlok hingga minus 35 derajat Celcius. Tapi menjelang pergantian tahun, cuaca mulai bersahabat. Berbeda dengan tahun lalu yang lebih dingin, suhu di malam pergantian tahun kali ini berkisar sekitar minus 12 derajat Celcius.
Sepi dan dingin bukan berarti tidak ada perayaan menyambut tahun baru. Alun-alun di pusat kota di sekitar Patung Lenin serta platinka, lapangan di tepi Sungai Iset, masih menjadi tempat utama berkumpulnya orang-orang merayakan pergantian tahun. Sungai Iset sudah lama membeku namun perayaan tahun baru membawa cukup kehangatan bagi orang-orang yang berkumpul di sana.
Berbeda dengan Jakarta, tidak ada arak-arakan dan keriuhan terompet yang meramaikan pergantian tahun di Ekaterinburg. Kembang api menjadi pertunjukan utama pada malam tahun baru di kota yang berjarak sekitar 1.600 kilometer sebelah timur Moskow ini. Setelah itu orang-orang saling mengucapkan selamat tahun baru dan kembali pulang ke rumah masing-masing.
Hampir satu jam berlalu sejak tahun 2011 resmi dimulai di Ekaterinburg. Angkutan kota sudah berhenti beroperasi memaksa orang-orang berjalan cepat di tengah udara dingin untuk pulang ke rumah. Sesekali mereka berhenti untuk menyaksikan orang menyulut kembang api kecil yang ditancapkan di atas salju. Ledakan kecil dan percikan bunga api berwarna merah-kuning-hijau terang yang terlontar ke udara langsung disambut gelak tawa dan teriakan ucapan selamat tahun baru.
Kemeriahan sesaat di jalan yang menyenangkan. Setelah itu, tudung jaket kembali dirapatkan dan tangan dimasukkan ke saku, lalu kembali berjalan cepat menuju rumah yang hangat. Malam semakin sepi dan dingin tapi awal baru di 2011 baru saja dimulai.
Selamat Tahun Baru!
GABRIEL WAHYU TITIYOGA | EKATERINBURG