Makan Beras Merah Bisa Kurangi Kecanduan Lemak

Reporter

Editor

Senin, 30 Juli 2012 19:46 WIB

Beras cokelat, salah satu varian dari beras merah

TEMPO.CO, NISHIHARA—Banyak ahli gizi menyarankan penderita obesitas untuk mengkonsumsi beras merah sebagai sumber karbohidrat. Pasalnya beras merah memilihi karbohidrat kompleks yang membuat perut kenyang lebih lama.

Ternyata berdasarkan eksperimen terhadap tikus, khasiat lain dari beras merah bagi penderita obesitas, kembali ditemukan. Beras merah ternyata mampu mengurangi hasrat untuk mengkonsumsi makanan berlemak tinggi.

Manfaat ini diharapkan dapat membantu menurunkan obesitas maupun diabetes pada manusia. Hal ini dilansir oleh jurnal American Diabetes Association dari penelitian tim rof. Hiroyuki Masuzaki di Univesitas Ryukyu, Okinawa, Jepang, Senin 30 Juli 2012.

Dalam penelitiannya, sekelompok tikus diberi pilihan makanan, yakni makanan tinggi lemak dan asupan makanan sehat. Tikus—seperti juga mamalia lain termasuk manusia—akan memilih makanan berlemak saat kelaparan. Akibatnya para tikus mengalami kegemukan.

Namun ketika peneliti mengganti separuh asupan karbohidrat dengan beras merah, para tikus memilih makanan sehat dan berhasil mengurangi berat badan mereka. Ketika asupan karbohidrat diganti dengan beras putih, para tikus kembali memilih makanan berlemak. Saat tim mengekstrak gamma oryzanol dari beras merah untuk para tikus, mereka kembali memilih makanan sehat.

Manfaat beras merah pun langsung nampak dalam penelitian. Karena kandungan zat dalam beras merah menyerap lemak dalam pencernaan, kadar gula dan lemak dalam darah menurun. Namun saat tikus mengkonsumsi makanan berlemak, otak bagian hipotalamus yang mengendalikan nafsu makan tertekan sehingga kecanduan lemak.

Tim berencana melakukan penelitian terhadap 50 orang pada musim gugur mendatang. Para responden akan diberi suplemen yang terbuat dari gamma-oryzanol. “Beras merah sangat aman dan manusia telah mengkonsumsinya selama berabad-abad. Kami berharap dapat mengembangkan suplemen untuk mengatasi obesitas dan diabetes,” ujar Masuzaki.

| ASIAONE | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita Terpopuler:

Disudutkan @cinta8168 di Twitter, Ini Jawaban Ahok

Baru Tiga Hari Buka, Warung Dahlan Iskan Tutup

Analis Politik: Isu SARA Jadi Bumerang Foke-Nara

Berapa Harga Emas Olimpiade?

Andi Arief Minta Misbakhun Berkata Jujur

ICW Akan Adukan Hakim Pembebas Misbakhun

Foke Ubah Gaya Kampanye

Misbakhun Ancam Mengadu ke PBB

Peleburan LPI dan LSI Kemungkinan pada Akhir Musim

Teknologi ''Kapal Perang Siluman'' dari Surabaya

Berita terkait

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

17 jam lalu

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

Pelajari lebih lanjut tentang gejala dan kemungkinan komplikasi lupus. Apa saja tanda-tanda awal penyakit lupus?

Baca Selengkapnya

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

18 jam lalu

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

4 hari lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

6 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

6 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

6 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

7 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

8 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

17 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

19 hari lalu

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya