TEMPO.CO, Jakarta - Merokok ternyata bisa mempengaruhi kualitas tidur. Menurut sebuah penelitian, para perokok cenderung mempunyai jam tidur kurang dari enam jam sehari dan sering mengalami gangguan tidur.
Peneliti dari Charite Berlin Medical School, Jerman, menemukan sebanyak 17 persen perokok mempunyai jam tidur kurang dari enam jam dan 28 persen mengalami gangguan kualitas tidur. Survei terhadap perokok ini dilakukan pada hampir 1.100 perokok.
Sementara survei yang dilakukan pada bukan perokok menemukan hanya tujuh persen yang mengalami tidur kurang dari enam jam dan 19 persen yang mengalami gangguan tidur. Survei ini dilakukan pada sekitar 1.200 bukan perokok.
“Studi ini mendemonstrasikan untuk pertama kali peningkatan prevalensi gangguan tidur pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok dalam sebuah populasi tanpa riwayat hidup gangguan psikiatrik, bahkan setelah mengontrol faktor-faktor risiko yang potensial,” kata Kepala Peneliti Stefan Cohrs.
Namun, temuan ini tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa merokok secara langsung dapat mengganggu tidur. Sebab, perokok mungkin memiliki kebiasaan lain yang bisa mempengaruhi rasa kantuk mereka, seperti tetap menonton televisi hingga larut malam atau bahkan berolahraga. Tapi ada juga alasan untuk mempercayai efek stimulasi nikotin di dalam rokok.
“Jika Anda merokok dan menderita karena gangguan tidur, itu adalah alasan bagus untuk berhenti merokok,” kata Cohrs. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Addiction Biology.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
10 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.