TEMPO.CO, Jakarta - Menganggur adalah siklus hidup yang terjadi dalam profesi seseorang. Ada yang sudah memasuki masa pensiun, dipecat, atau memang belum mendapatkan pekerjaan. Status pengangguran yang terlalu lama biasanya memicu pelakunya merasa rendah diri. Kajian dari Health and Retirement Study di Universitas Duke justru menemukan risiko yang lebih bahaya dalam status ini, yaitu peningkatan serangan jantung bagi yang menganggur lebih dari setahun.
Temuan yang diluncurkan pada Senin, 19 November 2012, diambil berdasarkan kajian dari 13 ribu responden dengan usia 51 hingga 71 tahun. "Kami percaya, risiko terbesar dari serangan jantung berasal dari pekerja yang dipecat atau diberhentikan, dengan kata lain kehilangan pekerjaan tanpa sukarela," ujar Linda George, profesor sosiologi dari Universitas Duke.
George meyakini bahwa risiko serangan jantung tidak berasal dari pekerja yang pensiun atau mengundurkan diri. Sebab, kajian dari universitas ini sudah dijalankan hampir dua dekade (1992-2010). Setiap responden diwawancarai saban dua tahun tentang kondisi kesehatan dan status pekerjaan. Akhirnya, ketemulah beberapa korelasi antara pekerjaan dan kesehatan.
Misalnya, risiko serangan jantung pada pengangguran di atas 50 tahun 35 persen lebih tinggi ketimbang mereka yang bekerja. Risiko terjadi ketika kehilangan pekerjaan untuk pertama kalinya (22 persen berisiko kena serangan jantung), lalu kehilangan pekerjaan untuk keempat atau lebih (63 persen berisiko). Risiko serangan jantung tertinggi berada pada tahun pertama responden berstatus pengangguran. Efek pengangguran ini sama untuk pria dan wanita, dan semua ras atau etnik.
George menjelaskan tidak tahu mekanisme apa yang menyebabkan risiko serangan jantung meningkat. "Tapi, setiap kali Anda berada dalam kondisi tidak bisa mengendalikan hidup yang seharusnya terjadi, maka akan terjadi stres," ia menambahkan.
Sebab, saat itu, orang-orang akan bertingkah laku sekenanya. Mereka cenderung makan makanan yang tak sehat, bangun siang, dan tidur larut. Lalu ada konflik tambahan dari teman atau kerabat. "Kami percaya hal ini adalah bagian dari alasan kenapa menganggur bisa tingkatkan serangan jantung," ujar George.
Asisten profesor kesehatan di Universitas Duke, Matthew Dupre, menuturkan, responden memiliki risiko yang sama, baik itu yang berpendidikan tinggi maupun rendah, atau kondisi sosial ekonomi apa pun.
USATODAY | DIANING SARI
Berita Lain:
Para Eksekutif Hindari 10 Blunder Ini
Konsumsi Ikan oleh Bayi Kurangi Risiko Asma?
Ini Ciri-ciri Demam yang "Aman" bagi Anak
Rasa Empuk Daging Ini Melebihi Wagyu
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
28 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya