TEMPO.CO , Jakarta - Menurut Florencia Yoke, pemenang program penurunan berat badan di sebuah stasiun televisi swasta, kepada Tempo, Kamis lalu, menjalani diet itu boleh dibilang gampang, asalkan benar-benar mau menjalaninya. Kuncinya, banyak menyantap makanan berserat. Yoke berbagi pengalaman suksesnya menurunkan berat badan. Sarapan pagi, putih telur dua butir dan satu buah apel yang besar. Jika masih belum kenyang, bisa ditambah sayuran atau roti gandum utuh. Yoke kadang makan pecel sambil mengantar anaknya ke sekolah.
Makan siang harus berupa sayur-sayuran sebanyak yang diinginkan, ditambah protein ayam atau ikan yang dimasak dengan minyak seminimal mungkin. Karbohidrat, seperti nasi, cukup semangkuk kecil atau sekitar enam sendok. Bisa juga roti gandum utuh.
Menu malam juga hampir sama. Yoke mengaku tetap makan malam lantaran suami baru pulang sekitar pukul delapan dan sering mengajak makan di luar. Tentu saja pilihan menunya disesuaikan. Misalnya, jika makan soto, bihunnya lebih sedikit, sayurannya ditambah. Kalau pesan capcai, minyaknya juga sedikit.
Lalu, yang tak boleh dilewatkan, rajin berolahraga. Menurut Yoke, minimal tiga kali seminggu. Entah itu berenang, jalan kaki, atau nge-gym. Yoke paling sering menggunakan alat kardio, minimal 30 menit, seringnya 60 menit. Kadang-kadang ikut kelas senam, atau latihan beban agar tidak bosan.
Yoke tak begitu yakin dengan obat-obatan pelangsing yang banyak beredar. “Obat-obatan itu tidak akan berpengaruh jika pola makan kita tidak diubah, ditambah dengan rutin berolahraga” kata perempuan yang lebih suka menempuh langkah menurunkan berat badan tanpa obat-obatan ini.
NATALIA SANTI
Terpopuler:
Rokok Dilarang Cantumkan Merek di Australia
Gas Plasma Mampu Membunuh Sel Kanker
Jember Fashion Carnaval Akan Hadirkan 200 Talenta
Perang Pembebasan Sandra di Hutan Bandung
Tangis Bayi Mendeteksi Potensi Autisme Anak
Hindari Flu, Berhenti Menyentuh Hidung dan Mulut
Awas Obesitas
Cara Bugar dengan Latihan Sirkuit
Jalan Kaki ke Sekolah, Tingkatkan Konsentrasi Anak
Mengenal 10 Gangguan pada Kaki
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
29 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya