TEMPO.CO, Jakarta - Anda yang suka dengan tato sementara, berhati-hatilah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Food and Drug Administration Amerika Serikat menemukan bahwa tato sementara bisa menyebabkan kulit melepuh dan luka parut yang permanen.
Pada tato permanen, tinta yang digunakan disuntikkan ke dalam kulit. Sedangkan pada tato sementara, tinta hanya menempel di kulit. Biasanya yang digunakan sebagai tinta adalah henna hitam yang kemungkinan mengandung tar untuk pewarna rambut yang berisi p-phenylenediamine (PPD), kandungan yang bisa bereaksi membahayakan pada kulit sebagian orang.
Secara hukum, PPD tidak diizinkan digunakan dalam kosmetik yang dilekatkan di kulit, ujar FDA seperti dikutip situs Health Day edisi 26 Maret 2013.
Lembaga tersebut menerima laporan mengenai reaksi serius dan berlangsung terus-menerus pada orang-orang yang bertato sementara yang menggunakan tinta henna. Laporan tersebut di antaranya adalah kulit yang kemerahan, melepuh, luka berair dan kemerahan, kehilangan pigmen, meningkatnya sensitivitas pada sinar matahari dan luka parut yang permanen.
Reaksi ini dapat terjadi segera atau dua hingga tiga minggu setelah tato tersebut menempel di kuli tubuh. Beberapa kejadian yang dilaporkan ke FDA antara lain :
1. Seorang anak perempuan berusia lima tahun yang lengan bawahnya berwarna merah parah sekitar dua minggu setelah bertato.
2. Seorang remaja putri berusia 17 tahun yang kulitnya menjadi merah dan gatal, kemudian mulai melepuh.
3. Seorang ibu yang mengatakan punggung anak remaja perempuannya terlihat seperti korban kebakaran, melepuh dan kasar. Dokter mengatakan bahwa anak ini akan mempunyai luka parutan sepanjang hidupnya.
Menurut FDA, orang-orang yang mengalami masalah dengan reaksi tato sementara harus segera menghubungi dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan.
HEALTH DAY I ARBA'IYAH SATRIANI
Topik Terhangat: Serangan Penjara Sleman || Adi Vs Eyang Subur || Harta Djoko Susilo ||Agus Martowardojo
Berita Terkait:
Tahanan LP Sleman Sempat Dianiaya Sebelum Ditembak
Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman
Drama 14 Jam Serangan Penjara Cebongan Sleman
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
23 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya