Ilustrasi Taman Kanak-kanak. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, London--Olahraga intenstif ternyata bisa meningkatkan kemampuan akademik para siswa, demikian sebuah penelitian terbaru mengungkapkan. Hasil studi terhadap sekitar lima ribu anak menunjukkan adanya hubungan antara olahraga dengan keberhasilan dalam ujian Bahasa Inggris, matematika dan science.
Menurut hasil riset yang dikutip oleh situs BBC edisi 21 Oktober 2013, hasil riset ini menunjukkan adanya kenaikan kemampuan pada penambahan waktu olahraga 17 menit pada anak lelaki dan 12 menit pada anak perempuan. Studi yang dilakukan oleh dua universitas, yaitu Strathclyde University dan Dundee University ini mengungkapan bahwa aktivitas fisik khususnya, meningkatkan kemampuan akademik science anak perempuan.
Penulis hasil riset ini mengatakan bahwa hal tersebut bisa jadi menunjukkan adanya dampak perbedaan gender pada otak atas aktivitas fisik. Anak-anak yang biasa berolahraga secara rutin tidak hanya lebih baik secara akademik di usia 11 dan 13 tahun tetapi juga saat ujian di usia 16 tahun.
Kenyataannya, remaja saat ini melakukan olahraga lebih rendah dari yang direkomendasikan, yaitu 60 menit per hari. Menurut Dr Josie Booth, salah satu ketua tim peneliti dari Dundee University, "aktivitas fisik tidak hanya penting untuk kesehatan fisik Anda. Ada manfaat lain dan hal itu terutama penting bagi para orangtua, pembuat kebijakan dan orang-orang yang terlibat dalam pendidikan."
Para peneliti yang hasil risetnya dipublikasikan di British Journal of Sport Medicine mengatakan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendukung temuan ini yang bisa berdampak pada kesehatan publik dan kebijakan pendidikan.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
10 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.