Studi: Dokter Perempuan Lebih Perhatian ke Pasien

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Minggu, 27 Oktober 2013 13:13 WIB

ANTARA/Dhoni Setiawan

TEMPO.CO, Montreal - Sebuah studi yang dilakukan peneliti dari University of Montreal, Kanada, mengungkapkan bahwa kualitas perhatian yang diberikan dokter perempuan jauh lebih tinggi ketimbang dokter pria. Meski demikian, produktivitas dokter pria lebih tinggi ketimbang dokter perempuan.

Dalam studinya, tim peneliti mempelajari informasi billing lebih dari 870 dokter (setengahnya adalah perempuan) di Quebec, Kanada, terhadap prosedur dalam menangani pasien diabetes manula.

"Perempuan punya skor yang lebih tinggi secara signifikan dalam hal kepatuhan pada pedoman praktek. Mereka lebih cenderung memberikan resep yang direkomendasikan dan merencanakan pemeriksaan yang dibutuhkan," kata peneliti Valerie Martel, seperti dilansir Times of India, Minggu, 28 Oktober 2013.

Untuk menilai kualitas pelayanan, para peneliti menggunakan rekomendasi Asosiasi Diabetes Kanada yang memberikan pedoman yang jelas untuk pengobatan klinis atas penyakit tersebut.

Semua pasien adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas, yang mesti melakukan penilaian mata oleh dokter mata setiap dua tahun. Mereka juga mesti menerima tiga resep obat tertentu, termasuk statin, dan dianjurkan melakukan pemeriksaan medis komplet setiap tahunnya.

Peneliti mampu mengukur variabel-variabel tersebut karena bank data badan penjaminan kesehatan publik Quebec memiliki informasi komprehensif pada setiap prosedur medis. Pada setiap kasus, tes statistik mengkonfirmasi perbedaan yang signifikan antara dokter pria dan wanita.

Di antara dokter paruh baya, sebanyak 75 persen dokter perempuan, sebagai contoh, meminta pasien mereka melakukan pemeriksaan mata. Sementara pada dokter pria, angkanya hanya 70 persen. Adapun sebanyak 71 persen dokter perempuan meresepkan obat yang direkomendasikan. Pada dokter pria, angkanya hanya 67 persen.

Proporsi dokter perempuan yang meresepkan statin sebesar 68 persen, sementara dokter laki-laki hanya 64 persen. Selain itu, sebanyak 39 persen dokter perempuan secara spesifik meminta pasien mereka melakukan pengobatan secara komplet. Sedangkan pada dokter laki-laki berjumlah 33 persen.

Dalam hal produktivitas, yang terjadi adalah kebalikannya. Dokter laki-laki dilaporkan menangani lebih dari 1.000 pasien per tahun dibanding dokter perempuan. Namun laporan ini tidak menyebutkan berapa jumlah pasien yang ditangani dokter perempuan.

TIMES OF INDIA | AMIRULLAH




Berita terpopuler:
Datang ke UGM, Jokowi 'Dikerjain' Rektor
Daftar Tangan Kanan Adik Atut di Banten
NASA Temukan Cahaya Aneh di Samudera Atlantik
Soal SMS, Anas: Saya Yakin dari SBY
4 Kelebihan iOS Dibanding Android



Berita terkait

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

19 jam lalu

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

Kebugaran dan kesehatan tubuh tak hanya soal olahraga rutin, tapi juga istirahat yang tepat

Baca Selengkapnya

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

3 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

7 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

14 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

16 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

16 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

23 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

24 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

25 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

25 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya