Torean, Pendakian Jalur Suci Menuju Rinjani  

Reporter

Editor

Sutji Decilya

Sabtu, 14 Desember 2013 18:23 WIB

Pemandangan mendaki Gunung Rinjani melalui jalur Torean, Lombok, (20/10). Jalur Torean menawarkan panorama alam yang beragam dibanding dua jalur lain yang umum ditempuh para pendaki, yaitu Senaru dan Sembalun. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Tempo melakukan pendakian menuju puncak Rinjani dari Torean pada pertengahan Oktober lalu. Merupakan wilayah Desa Loloan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dusun yang dihuni 180 keluarga itu bertengger di ketinggian sekitar 600 meter dari atas permukaan laut.




Penduduk Torean adalah suku Sasak, masyarakat asli Pulau Lombok, yang sebagian besar membuka ladang jagung, berkebun kakao, serta mengembalakan ternak, terutama sapi.

Jalur pendakian Torean belum sepopuler Senaru dan Sembalun, dua rute yang selama ini biasa ditempuh pendaki menuju puncak Rinjani. Masyarakat lokal menggunakan jalur ini sebagai pintu masuk Taman Nasional Gunung Rinjani. Biasanya mereka menempuh jalur Torean untuk pengobatan dengan berendam di sumber air panas alami yang terdapat di sejumlah titik sepanjang rute ini. Mereka yang hendak memancing di Danau Segara Anak juga melewati Torean.


Jalur Torean menawarkan panorama alam yang beragam. Sepanjang jalur, yang diapit dinding punggungan Gunung Rinjani dan Sangkareang, terlihat hutan lebat, tebing, lembah, sungai, air terjun, dan sumber air panas alami, termasuk yang mengalir di dalam gua.


Ketika di sana, Tim Tempo ditemani tiga portir untuk menelusuri jalur pendakian Torean. Termasuk di antaranya Amak Herni, portir senior sekaligus pemandu asal Torean. Ia juga tetua adat di Dusun Torean, karena mengetahui seluk-beluk jalur pendakian.


Ada beberapa faktor yang membuat para pendaki, terutama dari luar Lombok, enggan melalui Torean. Salah satunya, akses menuju Torean baru separuhnya yang diaspal. Itu pun sudah mulai rusak dan berlubang di sana-sini. Selebihnya jalan tanah berbatu dan menanjak cukup terjal. Tak ada angkutan umum. Hanya ojek dan truk yang melintas di sana.


Torean juga belum memiliki fasilitas penginapan sesederhana apa pun. Pendaki biasanya bermalam di rumah Amak Gerni, yang menyediakan tempat untuk istirahat di beruga, sejenis gazebo bertiang enam yang terbuat dari kayu dan bambu serta beratap rumbia. Di rumah itu terdapat tiga beruga. Biayanya Rp 250-300 ribu per malam untuk satu rombongan (lima orang), termasuk makan malam dan sarapan.



TIM TEMPO | SUTJI

Berita terkait

Festival Bau Nyale 2023: Malam Puncak Meriah di Pantai Tanjung Aan, Ribuan Warga Ikut Tradisi

11 Februari 2023

Festival Bau Nyale 2023: Malam Puncak Meriah di Pantai Tanjung Aan, Ribuan Warga Ikut Tradisi

Sejak Jumat malam, masyarakat mulai berdatangan ke lokasi pelaksana Festival Bau Nyale di Pantai Tanjung Aan dan Pantai Seger.

Baca Selengkapnya

Bandara Lombok Sambut Penumpang Perdana 2023 dengan Kalungan Selendang Tenun

1 Januari 2023

Bandara Lombok Sambut Penumpang Perdana 2023 dengan Kalungan Selendang Tenun

Manajemen Bandara Lombok sebelumnya juga mengadakan kegiatan pelepasan penumpang terakhir yang berangkat dari Bandara Lombok.

Baca Selengkapnya

Melihat Tradisi Empas Menanga Mual di Desa Akar-akar untuk Sambut Musim Tanam

23 Desember 2022

Melihat Tradisi Empas Menanga Mual di Desa Akar-akar untuk Sambut Musim Tanam

Ritual itu merupakan tradisi adat yang dilakukan warga setempat sejak zaman nenek moyang di desa Akar-akar.

Baca Selengkapnya

Turis Asing Sebut Desa Sade Lombok Scamming Village, Ini Penjelasan Sandiaga Uno

22 Desember 2022

Turis Asing Sebut Desa Sade Lombok Scamming Village, Ini Penjelasan Sandiaga Uno

Menurut Sandiaga Uno, pada dasarnya Desa Sade adalah desa yang indah dengan kekuatan budaya dan ekonomi kreatif serta masyarakatnya.

Baca Selengkapnya

Rangkaian HUT NTB ke-64, Ada Lomba Triathlon ASN Hingga Parade Budaya

12 Desember 2022

Rangkaian HUT NTB ke-64, Ada Lomba Triathlon ASN Hingga Parade Budaya

Beragam acara dilaksanakan untuk memeriahkan HUT NTB ke-64 di kabupaten dan kota di provinsi itu.

Baca Selengkapnya

Bandara Lombok Kembali Raih Penghargaan Bandara Sehat dari Kemenkes

23 November 2022

Bandara Lombok Kembali Raih Penghargaan Bandara Sehat dari Kemenkes

Selain Bandara Lombok, ada lima bandara kelolaan PT Angkasa Pura I lain yang berhasil mendapat predikat Bandar Udara Sehat 2022.

Baca Selengkapnya

PHRI Bike Tour 2022 Seri Mandalika, Gowes Melintasi Spot Wisata di Lombok

21 November 2022

PHRI Bike Tour 2022 Seri Mandalika, Gowes Melintasi Spot Wisata di Lombok

PHRI Bike Tour didesain sebagai kegiatan sport tourism yang menyenangkan dengan diselingi aneka permainan interaktif.

Baca Selengkapnya

WSBK Mandalika 2022 Tak Sekadar Balapan, Ikut Promosikan Wisata dan Budaya NTB

14 November 2022

WSBK Mandalika 2022 Tak Sekadar Balapan, Ikut Promosikan Wisata dan Budaya NTB

Tidak hanya balapan yang memukau pengunjung yang datang, tapi juga beragam budaya Indonesia yang ditampilkan di WSBK Mandalika 2022.

Baca Selengkapnya

Sebelum Balapan di WSBK 2022, Pembalap Adrian Huertas Nikmati Keindahan Pantai Senggigi

10 November 2022

Sebelum Balapan di WSBK 2022, Pembalap Adrian Huertas Nikmati Keindahan Pantai Senggigi

Sebelum hari H WSBK 2022, banyak pembalap yang sudah lebih dulu tiba di Lombok, bahkan lebih dari sepekan sebelumya.

Baca Selengkapnya

Penonton WSBK Mandalika 2022 Bisa Naik Shuttle Bus dari Dua Lokasi

8 November 2022

Penonton WSBK Mandalika 2022 Bisa Naik Shuttle Bus dari Dua Lokasi

Berbagai persiapan WSBK 2022 terus digeber, termasuk sarana transportasi untuk para penonton.

Baca Selengkapnya