Sabar Bisa Dilihat dari Gerakan Mata

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 28 Januari 2014 04:13 WIB

Ilustrasi riasan mata. Youtube.com

TEMPO.CO , New York :Orang yang menggerakkan mata dengan cepat cenderung merupakan orang-orang yang kurang sabar dan cenderung membuat keputusan yang impulsif. Penelitian terbaru menemukan bahwa gerakan tubuh, termasuk kecepatan mata, bisa menjadi acuan bagaimana seseorang mengalihkan fokus dari satu hal ke hal lain.

“Dari situ peneliti bisa menungkapkan bagaimana otak seseorang mengevaluasi berlalunya waktu dalam kaitannya dengan penilaian atas sesuatu,” kata para peneliti Johns Hopkins University, Reza Shadmehr, profesor bidang biomedical engineering and neuroscience, seperti dikutip Health Day edisi 23 Januari 2014. “Ketika saya pergi ke toko farmasi dan melihat panjangnya antrean, bagaimana saya memutuskan perlu berapa lama saya berdiri di sini.”

“Apakah mereka yang memilih berlalu dan tidak pernah masuk dalam antrean atau mereka yang cenderung berbicara cepat dan berjalan cepat, berarti mereka lebih menghargai waktu?”

Para peneliti ini menganggap pemahaman yang lebih baik mengenai cara seseorang menghargai waktu ketika membuat keputusan, bisa menjelaskan kenapa seseorang yang memiliki gangguan fungsi beberapa daerah otak lebih kesulitan. “Ini berlaku bagi mereka yang mengalami cedera otak atau neurogical disorders, seperti schizophrenia, kata para peneliti.

Journal of Neuroscience merilis bagaimana para peneliti melakukan serangkaian penelitian dengan para relawan dan menemukan hubungan kuat antara kecepatan gerakan mata dan kesabaran atau impulsitas. “Tampaknya, orang-orang yang membuat gerakan cepat, setidaknya gerakan mata, cenderung menjadi orang yang tak suka menunggu,” ujar Shadmehr.

“Hipotesis kami adalah, kemungkinan ada hubungan fundamental antara cara sistem saraf mengevaluasi waktu dan penghargaan dalam pengontrolan gerakan dan membuat keputusan,” ujar Shadmehr. “Setelah itu, keputusan bergerak dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan salah satu situasi, yang merupakan faktor motivator yang kuat dalam situasi pengambilan keputusan yang kompleks.”

HEALTH DAY | ARBA’IYAH SATRIANI

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

45 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya