TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala cluster atau klaster umumnya menyerang secara tiba-tiba. Namun, masih sedikit penderitanya yang menyadari gelalanya. Jika Anda sering sakit kepala mendadak yang disertai dengan mata berair dan hidung tersumbat, itu adalah tanda sakit kepala klaster.
Namun, untuk memastikan apakah Anda megalami sakit kepala klaster atau malah sakit kepala lainnya, cara yang paling utama adalah dengan melakukan pengecekan ke doketer. Dokter akan memberikan seriangkaian pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan tentang gejala dan riwayat medis. (Lihat: Mengenal Sakit Kepala Klaster)
Setelah itu, dokter akan melakukan uji sindrom Horner (saat salah satu sisi kelopak mata lesu atau pupil kecil). Dokter juga akan menyarankan pemeriksaaan MRI untuk menemukan penyebab lain dari sakit kepala ini.
Pada pasien penderita sakit kepala klaster, dokter akan memberikan obat anti-inflamasi dalam dosis tinggi. Tapi dosisnya akan diturunkan dosisnya dalam waktu dua hingga tiga minggu.
Dokter juga akan memberikan oksigen murni untuk si pasien. Selain obat, pasien juga akan diberikan suntikan dihydroergotamine (DHE) yang dapat menghentikan serangan sakit kepala klaster dalam 5 menit.
Sayangnya, hingga saat ini para ilmuwan belum menemukan penyebab pasti sakit kepala klaster. Namun mereka menduga sakit kepala klaster adalah penyakit turunan. Sementara, ilmuwan lain memperkirakan penyakit ini disebabkan oleh gangguan otak pada bagian hipotalamus.
